LigaCs.com ~ Setelah aqu pindah kontrakan, aqu banyak murung. Aqu always teringat Martinah. Untuk menghilangkan pikiran itu, aqu konsentrasikan pada pelajaran. Akhirnya aqu lulus dgn nilai memuaskan. Sangat memuaskan.
Sekarang aqu harus bisa sekolah ke STM. Aqu ingin bisa bekerja untuk meringankan beban orang tuaqu. Oh ya, Warungku selain menjual rokok, barang-barang pokok seperti sabun, beras, dll juga sekarang telah menjadi warung makan. Ini berkat kepandaian bapakku mengelola keuangan. Kalo dulu uangnya hanya disimpan oleh ibu. Terkadang bapakku juga menerima pesanan pembuatan lemari dari kayu atau memperbaiki mesin mobil yg rusak.
Akhirnya aqu bisa diterima di STM Negeri di daerah Santa, Kebayoran. Dikeranakan sewaktu test masuk, aqu termasuk 10 besar, maka otomatis aqu mendapat bea siswa selama 1 tahun. Ini bisa dipertahankan asal aqu selama sekolah bisa mendapat rangking di kelas. Minimal rangking 3.Martinah, lihatlah prestasiku, seharusnya aqu berbagi kebahagiaan ini dgnmu.
Akhirnya aqu sekolah di STM itu tanpa bayar malah dibayar sebagai uang saqu. Bapak ibuku sangat bangga dgn hal itu. Bapak Ibu sering cerita kepada orang-orang yg datang minum kopi. Aqu telah bisa melupakan Martinah. Mungkin kerana kawanku lelaki semua. Pada akhirnya, sewaktu aqu kelas 2, sewaktu umurku 17 tahun, aqu mendapat tawaran dari tetanggaqu Om Candra untuk mengajari Matematika anaknya yg kelas 2 SMP. Kerana ibuku cerita bahwa nilai Matematikaqu di ijasah SMP adalah 9. Dia cerita kalo anaknya lemah di Matematika dan IPA. Sedangkan nilai untuk pelajaran IPS adalah lumayan.
Aqu belum menyggupinya, kerana aqu belum pernah mengajar kecuali pada Martinah. Hingga suatu sewaktu dia membawakan raport anaknya. Aqu kaget sekali ternyata nilai raport untuk Matematika-nya tak pernah lebih dari 5. Sedangkan Fisika-nya paling tinggi adalah 6, yg lain 7 dan 6.Tak ada yg 8. “Ini pasti naik kelasnya dikatrol,” batinku. Aqu kasihan sekali akhirnya kusanggupi. Kulihat photonya, namanya, umurnya dll. Siti MaeSerah 13 tahun. “Hmm.. cantik juga,” batinku. Setelah perjanjian mengenai target, berapa dia membayarku serta jadwalnya, akhirnya les privat tersebut akan dimulai bulan depan. Satu minggu 3 kali masing-masing selama 2 jam. Dimulai jam 4 sampai jam 6 sore. Selasa, kamis dan sabtu setiap pulang sekolah. Matematika, Fisika dan Kimia. Ibu sangat bangga kerana yg diajari adalah anak orang kaya yg terpandang di daerahku.
Aqu harus membaca kurikulum Matematika dan Fisika untuk SMP. Kubeli bukunya di tukang loak di daerah cipete lalu kubuat daftar pengajaran serta daftar kemajuan. Akhirnya sewaktu itupun tiba. Dgn naik sepeda kebanggaanku (kubeli sepeda bekas murah dan memperbaikinya), sampailah aqudi rumah Om Candra. Dgn sedikit grogi, kuketok rumahnya. Akhirnya pembantunya yg keluar.
“Mas Pri yaa. Ayo masuk Mas,” kata Siti nama pembantunya. Wah, rumahnya besar banget. Aqu celingak celinguk mengagumi rumah itu. Lalu aqu diantarkan ke ruang belajar di lantai atas. Sementara itu di atas meja telah terhidang segelas kopi buah dada dan pisang goreng. Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya seorang perempuan keluar dari kamarnya. Aqu melongo melihatnya. Ini bidadari atau apa..? Cantiknya melebihi yg ada diphoto raportnya. Martinahku yg cantik kalah jauh bila dibandingkan dia. Dia memakai baju terusan warna krem. Matanya bulat, hidungnya mancung, bibirnya tipis, alisnya cukup tebal, giginya putih berbaris rapi, rambutnya sebahu, kulitnya putih, tinggi semampai, dadanya telah menonjol cukup besar. Maklumlah sekolahku yg STM semuanya lelaki dan lingkungan rumahku adalah lingkungan kampung, maka jarang sekali kulihat perempuan cantik. Ada yg mulai mengeras.
“Seandainya.. Aahhh.. Ini adalah muridku dan dia bukan levelku,” batinku memperingatkanku.
“Mas Pri yaa. Ayo masuk Mas,” kata Siti nama pembantunya. Wah, rumahnya besar banget. Aqu celingak celinguk mengagumi rumah itu. Lalu aqu diantarkan ke ruang belajar di lantai atas. Sementara itu di atas meja telah terhidang segelas kopi buah dada dan pisang goreng. Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya seorang perempuan keluar dari kamarnya. Aqu melongo melihatnya. Ini bidadari atau apa..? Cantiknya melebihi yg ada diphoto raportnya. Martinahku yg cantik kalah jauh bila dibandingkan dia. Dia memakai baju terusan warna krem. Matanya bulat, hidungnya mancung, bibirnya tipis, alisnya cukup tebal, giginya putih berbaris rapi, rambutnya sebahu, kulitnya putih, tinggi semampai, dadanya telah menonjol cukup besar. Maklumlah sekolahku yg STM semuanya lelaki dan lingkungan rumahku adalah lingkungan kampung, maka jarang sekali kulihat perempuan cantik. Ada yg mulai mengeras.
“Seandainya.. Aahhh.. Ini adalah muridku dan dia bukan levelku,” batinku memperingatkanku.
“Lho, kok bengong Mas.”
“Oh.. eehhh.. Mas lupa kalo yg diajarin itu perempuan. Seingat Mas lelaki,” kataqu mengelak.
“Namanya siapa Mas.. aqu MaeSerah, biasa dipanggil Serah.”
“Aqu Prihatin, biasa dipanggil Pri atau Atin. Panggil aja Mas Pri,” sahutku.
“MaeSerah dipanggilnya Serah..?” batinku.
“Oke bisa kita mulai..? Mau Matematika dulu, Fisika atau Kimia?” sambungku lagi.
“Mmmhh.. matematika aja dulu deh Mas..” sahutnya.
“Oh.. eehhh.. Mas lupa kalo yg diajarin itu perempuan. Seingat Mas lelaki,” kataqu mengelak.
“Namanya siapa Mas.. aqu MaeSerah, biasa dipanggil Serah.”
“Aqu Prihatin, biasa dipanggil Pri atau Atin. Panggil aja Mas Pri,” sahutku.
“MaeSerah dipanggilnya Serah..?” batinku.
“Oke bisa kita mulai..? Mau Matematika dulu, Fisika atau Kimia?” sambungku lagi.
“Mmmhh.. matematika aja dulu deh Mas..” sahutnya.
Lalu aqu mulai mengajarkannya. Ternyata Serah bukanlah bodoh tapi kerana dasarnya kurang, maka kukonsentrasikan dia dulu kepada dasar Matematika kelas 1 SMP. Baru setelah itu Fisika dan Kimianya. Setelah beberapa kali pertemuan, akhirnya dia bisa mendalami dan memahami dasar-dasar Matematika yg merupakan dasar Fisika dan Kimianya. Ini terbukti kadang-kadang sengaja aqu berbuat salah dan dia mengkoreksinya. Selebihnya tugasku jadi ringan, kerana tinggal menerangkan sebentar, dia langsung mengerti. Dan aqu tinggal mengoreksi saja. Bahkan dia kubekali dua tingkat lebih tinggi dari kurikulum sekolahnya. Aqu bangga ternyata muridku bukanlah anak yg bodoh. Aqu jadi tahu segala sesuatu tentang keluarganya. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Semuanya perempuan. Kakaknya Siti Fatimah, 16 tahun, panggilannya Fatty sekolah di SMA kelas 2 di Jogyakarta. Adiknya Siti Khodijah, panggilannya Ketty baru kelas 6 SD. Dia sendiri bernama Siti MaeSerah. Ayahnya adalah seorang Cina keturunan. Bekerja di Mandala Airways sebagai kepala pemaSerahn. Ibunya adalah orang Pakistan yg bekerja di kedutaan.
“Pantas aja anaknya cantik-cantik semua.” batinku.
“Udah cantik, kaya lagi.” Mobilnya saja sewaktu itu ada 3 buah. Ibunya, bapaknya, dan satu lagi untuk antar jemput sekolah anak-anaknya. Pembantunya ada 3, tukang kebunnya 1, sopirnya 3. Bapaknya berangkat jam 7 pagi dan pulangnya rata-rata jam 8 malam.Ibunya dua minggu sekali pergi ke Pakistan. Seringnya 3 hari kadang-kadang pernah sampai 8 hari. Pergaulannya sangat dibatasi oleh bapaknya. Jadi kalo pulang sekolah harus pulang, tak boleh ke mana-mana. Kalo mau pergi, malamnya harus ijin dulu ke bapaknya dan itupun harus diantar oleh sopirnya. Jadi dia bisa dibilang kesepian untuk anak seumurnya. Walaupun semua fasilitas dia punya. Selama mengajar, aqu tak berani kurang ajar padanya. Pertama aqu taqut targetku supaya raportnya tak merah tak berhasil, kedua kerana aqu sangat minder dgnnya. Terutama dari segi kekayaan. Walaupun itu milik orang tuanya. Paling-paling, aqu hanya melirik ke bukit kembarnya dan menatap wajahnya sewaktu dia menulis, mengintip celana dalamnya sewaktu dia memakai rok mini.Terkadang malah curi-curi mencium harum rambutnya sewaktu menerangkan sesuatu. Memang kadang-kaadang kami belajar di meja belajar atau sambil duduk di karpet. Sepertinya aqu jatuh cinta sama muridku ini. Tapi terus terang aqu taqut.
“Udah cantik, kaya lagi.” Mobilnya saja sewaktu itu ada 3 buah. Ibunya, bapaknya, dan satu lagi untuk antar jemput sekolah anak-anaknya. Pembantunya ada 3, tukang kebunnya 1, sopirnya 3. Bapaknya berangkat jam 7 pagi dan pulangnya rata-rata jam 8 malam.Ibunya dua minggu sekali pergi ke Pakistan. Seringnya 3 hari kadang-kadang pernah sampai 8 hari. Pergaulannya sangat dibatasi oleh bapaknya. Jadi kalo pulang sekolah harus pulang, tak boleh ke mana-mana. Kalo mau pergi, malamnya harus ijin dulu ke bapaknya dan itupun harus diantar oleh sopirnya. Jadi dia bisa dibilang kesepian untuk anak seumurnya. Walaupun semua fasilitas dia punya. Selama mengajar, aqu tak berani kurang ajar padanya. Pertama aqu taqut targetku supaya raportnya tak merah tak berhasil, kedua kerana aqu sangat minder dgnnya. Terutama dari segi kekayaan. Walaupun itu milik orang tuanya. Paling-paling, aqu hanya melirik ke bukit kembarnya dan menatap wajahnya sewaktu dia menulis, mengintip celana dalamnya sewaktu dia memakai rok mini.Terkadang malah curi-curi mencium harum rambutnya sewaktu menerangkan sesuatu. Memang kadang-kaadang kami belajar di meja belajar atau sambil duduk di karpet. Sepertinya aqu jatuh cinta sama muridku ini. Tapi terus terang aqu taqut.
Suatu hari, kulihat dia sangat murung. Belajarnya kurang semangat. Wah, bisa kacau nih. Bisa-bisa aqu nanti tak dibayar sama bapaknya. Perjanjiannya adalah kalo terima raport nanti masih merah, maka aqu tak dibayar. Padahal 1 bulan lagi dia mau ulangan umum.
“Serr, kamu kenapa? kok kayaknya ada masalah..?” tanyaqu.
“Ngaak.. tak pa-pa kok.” sahutnya tak bersemangat. Setelah diplomasi sambil belajar, akhirnya setelah selesai belajar dia mau juga ngomong. Ternyata dia itu naksir Jack, anak kelas 3 yg jadi bintang basket di sekolahnya. Sedangkan Jack lebih memilih Susi yg satu kelas dgn Jack. Oh, masalah cinta monyet toh. Aqu senyum seorang diri.
“Ngaak.. tak pa-pa kok.” sahutnya tak bersemangat. Setelah diplomasi sambil belajar, akhirnya setelah selesai belajar dia mau juga ngomong. Ternyata dia itu naksir Jack, anak kelas 3 yg jadi bintang basket di sekolahnya. Sedangkan Jack lebih memilih Susi yg satu kelas dgn Jack. Oh, masalah cinta monyet toh. Aqu senyum seorang diri.
“Lhoo.. Mas kok senyum-senyum sendiri kayak orang gila. Bukannya bantuin gimana gitu.” gerutunya.
“Wah kalo soal cinta, Mas tak bisa ngapa-ngapain. Mas khan cuman jadi guru Matematika sama IPA. Kalo ditambahin jadi guru cinta, Mas mau bantuin,” sahutku bercanda.
“Oke deh, sekarang kalo Mas aqu angkat jadi guru cinta, Mas berbuat apa kalo jadi aqu?” tanyanya.
“Yaa.. tak tahu. Mas khan lelaki,” bantahku.
“Oke deh, kalo lelaki itu ngeliat perempuan dari apanya.”
“Walaupun Mas belum pengalaman sama perempuan, Mas juga sekolahnya di STM, tapi kerana Mas menang umur dari kamu, Mas coba jelasin semampu Mas ya.”
“Wah kalo soal cinta, Mas tak bisa ngapa-ngapain. Mas khan cuman jadi guru Matematika sama IPA. Kalo ditambahin jadi guru cinta, Mas mau bantuin,” sahutku bercanda.
“Oke deh, sekarang kalo Mas aqu angkat jadi guru cinta, Mas berbuat apa kalo jadi aqu?” tanyanya.
“Yaa.. tak tahu. Mas khan lelaki,” bantahku.
“Oke deh, kalo lelaki itu ngeliat perempuan dari apanya.”
“Walaupun Mas belum pengalaman sama perempuan, Mas juga sekolahnya di STM, tapi kerana Mas menang umur dari kamu, Mas coba jelasin semampu Mas ya.”
Lalu kujelaskan semampuku tentang pandangan lelaki terhadap perempuan. Kalo lelaki itu melihat perempuan dari penampilannya, bentuk badannya, kepribadiannya, dll juga kerana sering ketemu. Dia memperhatikanku dgn seksama. Kami jadi lebih sering beradu pandang, berdebat. Aqu jadi makin tertarik dgn muridku ini. Aduh gimana sih nih.. Kok jadinya begini.
“Menurut mas, Serah ini cantik tak?” tanyanya.
“Serah itu perempuan yg tercantik yg Mas pernah liat,” sahutku jujur sambil menatap wajahnya.
“Baygin telah tercantik ditambahin paling…” tambahku lagi.
Wajahnya langsung bersemu merah dan tersenyum. Bukan main cantiknya kalo lagi begitu.
“Bener.. Mas.. kalo badan-ku?” tanyanya lagi sambil berdiri, muter-muter di depanku. Dadanya disorongkan ke depan.
Oh ya, sewaktu itu dia memakai celana pendek agak gombrong, kaos Mickey Mouse sehingga BH-nya membayg sedikit.
“Badan kamu juga bagus banget. Tinggi, sory ya.. dada kamu juga bagus, bokongmu bulet, kakimu jenjang,” kataqu lagi sambil melihat seluruh badannya.
Sewaktu aqu bilang dadamu bagus, dia langsung memegang dadanya.
“Mas tak bohong khaannn..?” katanya sambil memegang lenganku ditempelkan ke dadanya. Lunak dan hangat. Mau tak mau kemaluanku jadi tegang sewaktu itu.
“Jujur demi Tuhan,” kataqu meyakinkan.
“Menurut mas, Serah ini cantik tak?” tanyanya.
“Serah itu perempuan yg tercantik yg Mas pernah liat,” sahutku jujur sambil menatap wajahnya.
“Baygin telah tercantik ditambahin paling…” tambahku lagi.
Wajahnya langsung bersemu merah dan tersenyum. Bukan main cantiknya kalo lagi begitu.
“Bener.. Mas.. kalo badan-ku?” tanyanya lagi sambil berdiri, muter-muter di depanku. Dadanya disorongkan ke depan.
Oh ya, sewaktu itu dia memakai celana pendek agak gombrong, kaos Mickey Mouse sehingga BH-nya membayg sedikit.
“Badan kamu juga bagus banget. Tinggi, sory ya.. dada kamu juga bagus, bokongmu bulet, kakimu jenjang,” kataqu lagi sambil melihat seluruh badannya.
Sewaktu aqu bilang dadamu bagus, dia langsung memegang dadanya.
“Mas tak bohong khaannn..?” katanya sambil memegang lenganku ditempelkan ke dadanya. Lunak dan hangat. Mau tak mau kemaluanku jadi tegang sewaktu itu.
“Jujur demi Tuhan,” kataqu meyakinkan.
Kerana aqu telah tak kuat lagi, aqu minta ijin pulang padanya.
“Yaa.. Mas kok pulang siicchh.”
“Iyaa.. Mas ada perlu. Besok kalo tak ada keperluan, Mas mau nemenin Serah deh..” sahutku.
Aqu bangun agak tertunduk, maklum terpedoku ketekuk.
“Knapa Mass,” tanya Serah.
“Aqu kesemutan nih,” elakku.
Dibantunya aqu berdiri, entah kenapa lenganku menyentuh buah dadanya lagi dan dia pun tak merasa risih. Teras lunak dan hangat. Makin sakit rasa terpedoku.
“Udah ya.. sampe besok Sabtu.” kataqu. Hari Sabtunya aqu datang lagi. Kok rumahnya sepi. Pada kemana..? Biasanya kalo Sabtu bapak dan ibunya telah pulang. Dan mereka pergi jalan-jalan malam harinya.
“Pada kemana Serr, kok sepi,” tanyaqu ke Serah sewaktu ketemu.
“Papa tugas ke Palembang 3 hari, Mama ke Pakistan, katanya sih sekitar 4 harian. Si Siti sama Imah izin ke Garut. Tinggal Mang Ujang (sopirnya), Pak Parno (tukang kebun) sama Bi Inah,” katanya.
Ternyata sopir bapak dan ibunya adalah sopir kantor.
“Mas.. boleh tak hari ini Serah izin tak belajar?” tanyanya.
“Lho.. kok tak bilang kemaren. Mas udah dateng baru bilang. Emangnya kamu kenapa? Sakit..?”kataqu.
“Tak.. tadi aqu pijam video bagus sama Sari (kawannya), dia bilang nontonnya tak boleh sendirian harus berdua. Tadinya mau nonton sama Ketty, eehh.. si Ketty pake ikut papa segala.. Ya aqu tunggu Mas dateng aja.”
“Kamu ada PR tak?” tanyaqu.
“Barusan udah aqu kerjain kok. Coba aja Mas cek..” katanya sambil menyodorkan buku Matematika-nya.
“Yaa.. Mas kok pulang siicchh.”
“Iyaa.. Mas ada perlu. Besok kalo tak ada keperluan, Mas mau nemenin Serah deh..” sahutku.
Aqu bangun agak tertunduk, maklum terpedoku ketekuk.
“Knapa Mass,” tanya Serah.
“Aqu kesemutan nih,” elakku.
Dibantunya aqu berdiri, entah kenapa lenganku menyentuh buah dadanya lagi dan dia pun tak merasa risih. Teras lunak dan hangat. Makin sakit rasa terpedoku.
“Udah ya.. sampe besok Sabtu.” kataqu. Hari Sabtunya aqu datang lagi. Kok rumahnya sepi. Pada kemana..? Biasanya kalo Sabtu bapak dan ibunya telah pulang. Dan mereka pergi jalan-jalan malam harinya.
“Pada kemana Serr, kok sepi,” tanyaqu ke Serah sewaktu ketemu.
“Papa tugas ke Palembang 3 hari, Mama ke Pakistan, katanya sih sekitar 4 harian. Si Siti sama Imah izin ke Garut. Tinggal Mang Ujang (sopirnya), Pak Parno (tukang kebun) sama Bi Inah,” katanya.
Ternyata sopir bapak dan ibunya adalah sopir kantor.
“Mas.. boleh tak hari ini Serah izin tak belajar?” tanyanya.
“Lho.. kok tak bilang kemaren. Mas udah dateng baru bilang. Emangnya kamu kenapa? Sakit..?”kataqu.
“Tak.. tadi aqu pijam video bagus sama Sari (kawannya), dia bilang nontonnya tak boleh sendirian harus berdua. Tadinya mau nonton sama Ketty, eehh.. si Ketty pake ikut papa segala.. Ya aqu tunggu Mas dateng aja.”
“Kamu ada PR tak?” tanyaqu.
“Barusan udah aqu kerjain kok. Coba aja Mas cek..” katanya sambil menyodorkan buku Matematika-nya.
Aqu cek ternyata betul semua.
“Ya udah kalo begitu. Film apa sih, kok nontonnya harus berdua?” tanyaqu sambil melihat ke judul filmnya. American Angel terbaca disampulnya. Tak ada gambar.
“Terima kasih ya Mas. Yuuk.. ke kamar Serah. Videonya ada di sana.” katanya sambil menggandeng tanganku ke kamarnya. Kamar Serah ternyata besar sekali. Ada rak yg penuh dgn boneka, ada TV besar, ada stereo set lengkap, ada AC-nya, ada kamar mandinya, meja belajarnya bagus, tempat tidurnya luas (ukuran kingsize) dan ada pintunya ke balkon. Eh.. ada teleponnya lagi. Bukan main. Rumahku sama kamarnya masih luas kamarnya. Aqu keliling terkagum-kagum.
“Kalo si Ketty tidurnya di mana?” tanyaqu.
“Lho.. Ketty khan kamarnya di sebelah.. Mas belum tahu ya.” katanya sambil memasukkan video ke playernya.
“Ya udah kalo begitu. Film apa sih, kok nontonnya harus berdua?” tanyaqu sambil melihat ke judul filmnya. American Angel terbaca disampulnya. Tak ada gambar.
“Terima kasih ya Mas. Yuuk.. ke kamar Serah. Videonya ada di sana.” katanya sambil menggandeng tanganku ke kamarnya. Kamar Serah ternyata besar sekali. Ada rak yg penuh dgn boneka, ada TV besar, ada stereo set lengkap, ada AC-nya, ada kamar mandinya, meja belajarnya bagus, tempat tidurnya luas (ukuran kingsize) dan ada pintunya ke balkon. Eh.. ada teleponnya lagi. Bukan main. Rumahku sama kamarnya masih luas kamarnya. Aqu keliling terkagum-kagum.
“Kalo si Ketty tidurnya di mana?” tanyaqu.
“Lho.. Ketty khan kamarnya di sebelah.. Mas belum tahu ya.” katanya sambil memasukkan video ke playernya.
Aqu makin kagum aja, kamar segini luas dipake sendiri. Bermimpi pun aqu tak pernah punya kamar seperti ini. Apalagi membaygkan. Taqut tak kesampaian. Aqu duduk di karpet bersandarkan tempat tidur melihat ke TV. Mana gambarnya?
“Oh yaa.. Mas mau minum apa? Bi Inah lagi tidur katanya dia lagi masuk angin.” tanyanya sambil keluar kamar.
“Air putih aja deh,” jawabku taqut ngerepotin dia. Oh ya, aqu lupa. Sewaktu itu Serah tumben memakai daster agak tipis. Biasanya dia memakai celana pendek sama kaos. Dasternya itu lho yg tak nahan. BH sama celana dalamnya terbayg. Dia masuk sambil membawa sebotol air dan gelas, lalu ditaruh di meja belajarnya.
“Kalo haus ambil sendiri ya Mass, aqu taruh di sini,” katanya lalu mem-play-kan videonya.
“Pantesan dari tadi tak ada gambarnya.” gumanku dalam hati.
Dia duduk di sebelahku. Tercium harum badannya. Bau sabun mandi. Oh, ternyata dia habis mandi. Pantes kelihatan segar.
“Oh yaa.. Mas mau minum apa? Bi Inah lagi tidur katanya dia lagi masuk angin.” tanyanya sambil keluar kamar.
“Air putih aja deh,” jawabku taqut ngerepotin dia. Oh ya, aqu lupa. Sewaktu itu Serah tumben memakai daster agak tipis. Biasanya dia memakai celana pendek sama kaos. Dasternya itu lho yg tak nahan. BH sama celana dalamnya terbayg. Dia masuk sambil membawa sebotol air dan gelas, lalu ditaruh di meja belajarnya.
“Kalo haus ambil sendiri ya Mass, aqu taruh di sini,” katanya lalu mem-play-kan videonya.
“Pantesan dari tadi tak ada gambarnya.” gumanku dalam hati.
Dia duduk di sebelahku. Tercium harum badannya. Bau sabun mandi. Oh, ternyata dia habis mandi. Pantes kelihatan segar.
“Mas, tadi khan guru sejarahku tak masuk, lalu aqu ke kantin sama temen-temen. Mereka cerita tentang pacar mereka, pengalaman mereka pacaran. Aqu malu lho.. Mas, masak cuman aqu aja yg tak punya pacar.”
“Lho.. emang kamu belum punya pacar?” pancingku.
“Ihh.. Mas ngledek. Ya belum doongg..”
“Mau tak jadi pacar Mas,” godaqu.
“Emangnya Mas juga belum punya pacar?” tanyanya.
“Siapa yg mau sama Mas, orang jelek miskin gini.” kataqu merendah.
“Tapi Serah kan belum punya pengalaman pacaran, Mas..”
“Emang Mas udahh. Mas khan juga belum pernah.” sahutku. Hening sekejap. Sementara di TV ada adegan orang ciuman.
“Mas, apa enaknya sih ciuman seperti itu?” katanya sambil matanya menatap TV.
“Dibilang Mas belum pernah.. ya.. mana tahu rasanya..”
“Kayaknya sih enak, liat tuh sampe merem-merem segala,” sambungku.
“Lho.. emang kamu belum punya pacar?” pancingku.
“Ihh.. Mas ngledek. Ya belum doongg..”
“Mau tak jadi pacar Mas,” godaqu.
“Emangnya Mas juga belum punya pacar?” tanyanya.
“Siapa yg mau sama Mas, orang jelek miskin gini.” kataqu merendah.
“Tapi Serah kan belum punya pengalaman pacaran, Mas..”
“Emang Mas udahh. Mas khan juga belum pernah.” sahutku. Hening sekejap. Sementara di TV ada adegan orang ciuman.
“Mas, apa enaknya sih ciuman seperti itu?” katanya sambil matanya menatap TV.
“Dibilang Mas belum pernah.. ya.. mana tahu rasanya..”
“Kayaknya sih enak, liat tuh sampe merem-merem segala,” sambungku.
Hening lagi, yg ada adalah adegan yg kian merangsang di TV. Si lelaki sedang bergelut sambil melucuti pakaian perempuannya, begitu pula sebaliknya. Mereka saling melucuti. Lalu mereka saling meremas. “Aaahh.. ohhh.. sshhh.. shshshs..” begitu suara di TV. Kurasakan nafas Serah semakin cepat. Lalu menyandarkan kepalanya ke pundakku. Kakinya yg tadi diselonjorkan, kini ditekuk. Kemaluanku mulai menegang. Ketika si perempuan sedang mengulum kemaluan lelaki, siSerah mendesah, “Ihhh..” Aqu tak tahu apa maksud desahannya. Jijik atau apa. Tiba-tiba Serah berbisik, “Mass.. ajarin Serah ciuman doongg..”
“Supaya Serah tak malu kalo cerita sama temen-kawan.” sambungnya.
“Si Rina malah buah dadanya pernah dicium sama pacarnya.. seperti yg divideo itu,” katanya menambahkan.
Aqu seperti mendapat durian runtuh. Disewaktu kemaluanku keras, nafsuku naik kerana adegan TV, ada yg minta dicium, Bidadari lagi.
“Supaya Serah tak malu kalo cerita sama temen-kawan.” sambungnya.
“Si Rina malah buah dadanya pernah dicium sama pacarnya.. seperti yg divideo itu,” katanya menambahkan.
Aqu seperti mendapat durian runtuh. Disewaktu kemaluanku keras, nafsuku naik kerana adegan TV, ada yg minta dicium, Bidadari lagi.
“Mumpung sepi tak ada orang nihh.” batinku. Kurangkul dia, lalu kupangku menghadapku. Serah pasrah saja terhadap apa yg kulaqukan. Kucium pipinya, matanya, hidungnya. Dia menikmati semua yg kuberikan. “Aaahh.. Maassss.. hmmm..”Kuelus-elus punggungnya, kupegang bokongnya sambil kuremas. Bulat dan keras. Tangannya pun mulai memeluk pinggangku. Kukecup bibirnya. Mula-mula dia tak membuka mulutnya. Hanya bibir kami yg bertautan. Kumainkan lidahku, akhirnya mulutnya terbuka. Lidahku dan lidahnya saling membelit. Terasa manis ludahnya. “Ternyata muridku pintar sekali belajar. Dia mengikuti apa yg aqu laqukan.” Kucoba meraba buah dadanya. Dia tersentak. Tapi ciumanku tak kulepaskan. Tangannya memegang tanganku tapi tak ditarik hanya dipegang saja. Pertanda dia pun menikmatinya. Kuremas dari luar perlahan bukit kembarnya.
“Aaahh.. Maasss..” desahnya. Kuberdirikan dia, kuplorotkan dasternya. Dia kaget sekali. Langsung kucium lagi bibirnya, tangan kiriku meremas-remas bokongnya, tangan kananku meremas buah dadanya. Lama-kelamaan dia telah tak peduli lagi dgn badannya yg setengah telanjang. Hanya dgn BH dan CD cream-nya. Kudorong dia ke tempat tidur. Tanganku sekarang berusaha memegang buah dadanya dari balik BH-nya. Kuangkat BH kirinya, kupegang langsung ke putingnya yg menonjol. “Aaacchhh.. Masss.. sshhh.. ssshh..” desahnya disela-sela nafasnya yg memburu. Sambil menatap matanya yg mulai sayu, tangan kananku mencoba melepas BH-nya. Tak ada penolakan sama sekali. Bukan main muridku ini. Sekarang terpampanglah sepasang bukit kembar yg sangat indah. Putingnya yg coklat muda tampak menonjol di bukitnya yg putih. Kukecup putingnya, dia menggerinjal. Kucium buah dada kirinya sambil kuremas buah dada kanannya. “Aaacchhh.. Masss.. sshhh.. ssshh.. aaduuhhh..” kedua tangannya menjambak rambutku. Kulirik dia, ternyata dia sedang melihat ke TV dimana sedang ada adegan orang sedang bersebadan. Tanganku segera mengusap-usap pahanya, turun ke dengkul, naik lagi. Kuusap-usap kemaluannya dari luar CD-nya. Telah basah. Kumasukkan tangan kananku ke dalam CD-nya. Bulu rambutnya masih sedikit. Kuusap-usap bibir kemaluannya. Lalu kumasukkan jari tengahku ke lubangnya. Becek banget ya.
Kerana kurang leluasa, kubisikkan, “Serr, Mas sayg banget sama Serah..”
“Mas.. Seeerraaa.. jugaaa sayaaaannngg Masss..” desahnya.
“Mas buka yaa..”
Dia menatapku tajam. Tapi tanganku mulai menurunkan CD-nya. Dia tak menolak, bahkan membantuku dgn menaikkan bokongnya. Setelah CD-nya terbuka, tampaklah seonggok daging ygindah sekali bentuknya. Agak tembem. Kucium perlahan. Baunya segar sekali. “Maasss.. aaahh..” desahnya keras sambil bokongnya terangkat ke atas. Kemaluanku sakit kerana tegangnya telah maksimum dan terjepit celana. Aqu berdiri melepaskan semua pakaianku. Dia hanya memandangiku sayu. Bugillah kita berdua di kasur yg luas. Kubenamkan wajahku di sela-sela pahanya yg membuka. Kujilati seluruh permukaan kemaluannya. Kumasukan lidahku mencari kacang kedelenya. Begitu tersentuh. Dia menggelinjang keras.”Aduuuhh.. Massss.. aaahh.. ennnaaakkk.. Masss.. terusss.. terruusss.. ooohh..gelliii.. Masss.. oohhh..” Sambil bokongnya goyg kiri dan kanan, naik dan turun.
“Mas.. Seeerraaa.. jugaaa sayaaaannngg Masss..” desahnya.
“Mas buka yaa..”
Dia menatapku tajam. Tapi tanganku mulai menurunkan CD-nya. Dia tak menolak, bahkan membantuku dgn menaikkan bokongnya. Setelah CD-nya terbuka, tampaklah seonggok daging ygindah sekali bentuknya. Agak tembem. Kucium perlahan. Baunya segar sekali. “Maasss.. aaahh..” desahnya keras sambil bokongnya terangkat ke atas. Kemaluanku sakit kerana tegangnya telah maksimum dan terjepit celana. Aqu berdiri melepaskan semua pakaianku. Dia hanya memandangiku sayu. Bugillah kita berdua di kasur yg luas. Kubenamkan wajahku di sela-sela pahanya yg membuka. Kujilati seluruh permukaan kemaluannya. Kumasukan lidahku mencari kacang kedelenya. Begitu tersentuh. Dia menggelinjang keras.”Aduuuhh.. Massss.. aaahh.. ennnaaakkk.. Masss.. terusss.. terruusss.. ooohh..gelliii.. Masss.. oohhh..” Sambil bokongnya goyg kiri dan kanan, naik dan turun.
Tak lama kemudian, tiba-tiba dia menekan kepalaqu dan menjepit dgn pahanya. “Aaahh.. Maasss..” Serah berteriak keras sekali. Dan, “Syur.. syurrr..” mengalirlah cairan kenikmatan dari lubang kemaluannya ke mulut dan lidahku. Hidungku pun kena cipratannya. Kujilat. Ah, rasa itu kembali kurasakan. Setelah sekian lama tak kurasakan. Kuhayati rasanya. Kok yg ini lebih manis dari punya Martinah yg pernah kurasakan, kujilati seluruhnya sampai bersih tak tersisa. Serah makin berteriak, “Masss.. uudaaah.. Mass geli..” Lalu aqu naik, kupeluk dia dgn mesra. Kemaluanku yg masih tegang, menyenggol pahanya. Kutempelkan ke mulut kemaluannya.
“Ohhh.. Masss..” desahnya lirih.
“Seerr, Mass masukkan boleehhh?” tanyaqu sambil menatap wajahnya memohon persetujuannya.
Dia hanya mengangguk lemah. Hebat sekali muridku ini. Apa kerana dia keturunan Pakistan ya sehingga nafsunya besar. Kukangkangkan pahanya. Kupegang kemaluanku, kuarahkan ke sana. Terasa hangat kepala kemaluanku menyentuh bibir kemaluannya.
“Pelan-pelan yaa Masss..” pintanya.
“Tentu dong Sayaaangg..” jawabku mesra.
Kudorong sedikit, meleset. Kudorong lagi, nah mulai masuk kepalanya. Kulihat dia meringis-ringis, kutahan sebentar sampai dia tak meringis lagi. Kutekan perlahan-lahan, dia meringis lagi. Sewaktu kulihat telah sepertiganya masuk, kutarik sedikit, tekan sedikit, tarik sedikit perlahan-lahan dgn penuh perasaan. Kutekan lebih dalam. Telah setengahnya masuk.
“Ohhh.. Masss..” desahnya lirih.
“Seerr, Mass masukkan boleehhh?” tanyaqu sambil menatap wajahnya memohon persetujuannya.
Dia hanya mengangguk lemah. Hebat sekali muridku ini. Apa kerana dia keturunan Pakistan ya sehingga nafsunya besar. Kukangkangkan pahanya. Kupegang kemaluanku, kuarahkan ke sana. Terasa hangat kepala kemaluanku menyentuh bibir kemaluannya.
“Pelan-pelan yaa Masss..” pintanya.
“Tentu dong Sayaaangg..” jawabku mesra.
Kudorong sedikit, meleset. Kudorong lagi, nah mulai masuk kepalanya. Kulihat dia meringis-ringis, kutahan sebentar sampai dia tak meringis lagi. Kutekan perlahan-lahan, dia meringis lagi. Sewaktu kulihat telah sepertiganya masuk, kutarik sedikit, tekan sedikit, tarik sedikit perlahan-lahan dgn penuh perasaan. Kutekan lebih dalam. Telah setengahnya masuk.
“Aaahh.. Masss.. saakiiitt.. Masss.. aduuuhh.. ssshh..” Kutahan, kudiamkan sebentar lalu kutarik lagi. Maju mundur perlahan-lahan.
“Adduuhh..enaaakkk.. Masss.. aahhh.. shhshshsh.. Ayooo.. Masss.. hmmm.. yg.. dalam.. Masss.. aahhh..” Kerana telah ada lampu hijau, kutekan dgn sekuat tenagaqu. “Blesss..” kemaluanku seperti menabrak kain tipis yg langsung sobek.
“Auuwww.. Masss.. sakiiitt.. periihhh.. Masss.. aduuhhh..” teriaknya. Aqu tak peduli kerana situasi rumah yg sepi.
“Ooohhhh.. selaput dara.. aqu berhasil menembusmu,” batinku. Seluruh kemaluanku seperti dipijit dan diremas mesra. Aqu diamkan beberapa sewaktu sampai kemaluannya bisa menerima kehadiran kemaluanku dan dia tak merasa kesakitan lagi. Sementara itu dia melirik lagi ke TV. Sewaktu itu di TV sedang ada adegan doggy style. Aqu merasakan kedutan-kedutan halus di kemaluanku. “Udah sewaktunya nich..” batinku. Kucabut perlahan-lahan lalu kutekan lagi dgn sangat perlahan. Berulang-ulang.
“Ohhh.. Masss.. ooohh.. aaahh.. enaaakkk.. Masss.. oohhh.. aduuuhh.. aahhh..” desahnya. Rupanya rasa sakitnya telah hilang, berganti dgn kenikmatan. Bukan main rasanya. Sempit sekali kemaluan si Serah ini. Jepitannya terasa di seluruh kemaluanku. Ketika kutarik, sepertinya kemaluannya tak rela. Nyedot rasanya. Lama-lama kupercepat sedikit demi sedikit. Setelah terasa sangat licin. Makin cepat dan makin cepat. Kulihat kepalanya bergoyg kiri ke kanan. Buah dadanya bergoyg-goyg indah. Ah, indahnya pemandangan itu.
“Adduuhh..enaaakkk.. Masss.. aahhh.. shhshshsh.. Ayooo.. Masss.. hmmm.. yg.. dalam.. Masss.. aahhh..” Kerana telah ada lampu hijau, kutekan dgn sekuat tenagaqu. “Blesss..” kemaluanku seperti menabrak kain tipis yg langsung sobek.
“Auuwww.. Masss.. sakiiitt.. periihhh.. Masss.. aduuhhh..” teriaknya. Aqu tak peduli kerana situasi rumah yg sepi.
“Ooohhhh.. selaput dara.. aqu berhasil menembusmu,” batinku. Seluruh kemaluanku seperti dipijit dan diremas mesra. Aqu diamkan beberapa sewaktu sampai kemaluannya bisa menerima kehadiran kemaluanku dan dia tak merasa kesakitan lagi. Sementara itu dia melirik lagi ke TV. Sewaktu itu di TV sedang ada adegan doggy style. Aqu merasakan kedutan-kedutan halus di kemaluanku. “Udah sewaktunya nich..” batinku. Kucabut perlahan-lahan lalu kutekan lagi dgn sangat perlahan. Berulang-ulang.
“Ohhh.. Masss.. ooohh.. aaahh.. enaaakkk.. Masss.. oohhh.. aduuuhh.. aahhh..” desahnya. Rupanya rasa sakitnya telah hilang, berganti dgn kenikmatan. Bukan main rasanya. Sempit sekali kemaluan si Serah ini. Jepitannya terasa di seluruh kemaluanku. Ketika kutarik, sepertinya kemaluannya tak rela. Nyedot rasanya. Lama-lama kupercepat sedikit demi sedikit. Setelah terasa sangat licin. Makin cepat dan makin cepat. Kulihat kepalanya bergoyg kiri ke kanan. Buah dadanya bergoyg-goyg indah. Ah, indahnya pemandangan itu.
“Aaahhh.. cepet Mas.. cepet.. Masss.. yg dalem Mass.. ayooo.. Mas.. yg dalem Maasss..” Bokongnya kini telah bisa mengimbangi gerakanku ke kiri dan ke kanan. Kemaluanku seperti dipelintir rasanya. “sudah masuk semua kok masih teriak-teriak yg dalem, “batinku. “Dalem sekali lubang kemaluannya yaa.” Memang aqu tak merasakan kepala kemaluanku menyentuh apa-apa. Kupercepat sampai mentok. Ah, nikmat rasanya. Kira-kira 10 menit, dia mulai ngomong yg tak jelas. Kupercepat lagi sekuatku sampai pinggangku agak sakit. Tiba-tiba kakinya membelit pinggangku. Bokongnya ke atas, lalu diputar-putar dgn cepat.
“Aaacchhh.. Masss.. aquuu.. udaahhh..” Aqu yg tadinya juga telah mau sampai, digoyg seperti itu, mau tak mau bobol juga pertahananku.
” Maasss.. juugaaa.. aahhh..” teriakku sambil menekan kemaluanku agar masuk lebih dalam.
“Crooott.. croottt.. crooott..” ada 5 atau 6 kali kemaluanku menembakkan air maniku di lubang kemaluan Serah. Lalu aqu terkulai lemas tak bertenaga di sebelahnya. Kami berpelukan erat sekali.
“Kamu hebat sekali Ser..” kataqu.
“Mas juga hebat..”
“Terima kasih ya, Serah..” kataqu sambil mencium keningnya.
“Serah yg terima kasih sama Mas, Mas mau ngajarin Serah. Serah jadi tau kalo bercinta itu nikmat sekali..”
“Aaacchhh.. Masss.. aquuu.. udaahhh..” Aqu yg tadinya juga telah mau sampai, digoyg seperti itu, mau tak mau bobol juga pertahananku.
” Maasss.. juugaaa.. aahhh..” teriakku sambil menekan kemaluanku agar masuk lebih dalam.
“Crooott.. croottt.. crooott..” ada 5 atau 6 kali kemaluanku menembakkan air maniku di lubang kemaluan Serah. Lalu aqu terkulai lemas tak bertenaga di sebelahnya. Kami berpelukan erat sekali.
“Kamu hebat sekali Ser..” kataqu.
“Mas juga hebat..”
“Terima kasih ya, Serah..” kataqu sambil mencium keningnya.
“Serah yg terima kasih sama Mas, Mas mau ngajarin Serah. Serah jadi tau kalo bercinta itu nikmat sekali..”
Kita berdua lalu tidur telanjang berpelukan di bawah selimut tebalnya. Sorenya aqu bangun kerana aqu merasa lapar dan dingin. Rupanya aqu telah tak berselimut lagi. Kupandangi Serah-ku yg masih tertidur dgn pulas. Kulihat ada lendir kemerahan dekat kakinya. “Oh darah perawan..” pikirku. Kecantikannya sangat alami. Kecantikan seorang perempuan belia yg baru berumur 13 tahun, tapi ingin merasakan nikmatnya bercinta. Kuselimuti dia. Sementara itu gambar TV-nya telah berwarna biru. Pertanda videonya telah habis. Gimana nih.. Aqu lapar. Di rumah orang lagi. Biasanya aqu disuguhi pisang goreng dan kopi buah dada. Aqu memakai bajuku, dan berjalan di sekeliling kamarnya, mematikan TV. Kuperhatikan foto-fotonya di atas meja belajarnya. Masih lebih cantik orangnya daripada fotonya. Beruntung aqu menemukan biskuit di atas meja belajarnya. Lumayan buat mengganjal perut. Tak lama Serah bangun. Menggeliat-geliat sebentar. Lalu memanggilku.
“Udah lama bangunnya, Mas..?”
“Yaahhh.. lumayanlah. Ini biskuitmu aqu makan. Abis laper sihh.”
“Makan aja tak apa-apa kok Mass.” katanya sambil bangkit dgn telanjang bulat. Lalu memakai pakaiannya.
Kalo aqu boleh menilai, Serah pantas mendapat nilai 10. Kerana aqu sampai sewaktu ini belum pernah melihat perempuan yg lebih cantik dari dia. Apalagi badan-nya.
“Serah ke bawah dulu ya Mass. Serah juga lapar.”
“Udah lama bangunnya, Mas..?”
“Yaahhh.. lumayanlah. Ini biskuitmu aqu makan. Abis laper sihh.”
“Makan aja tak apa-apa kok Mass.” katanya sambil bangkit dgn telanjang bulat. Lalu memakai pakaiannya.
Kalo aqu boleh menilai, Serah pantas mendapat nilai 10. Kerana aqu sampai sewaktu ini belum pernah melihat perempuan yg lebih cantik dari dia. Apalagi badan-nya.
“Serah ke bawah dulu ya Mass. Serah juga lapar.”
Kira-kira 1 jam kemudian, Serah datang dgn membawa 2 piring nasi goreng yg baunya membuat perut keroncongan. Lalu kami makan berdua.
“Enak betul nasi gorengnya. siapa yg masak..?” tanyaqu.
“Serah sendiri Mas.”
“Lho.. Bi Inah ke mana?”
“Tak tau tuh. Biasanya kalo sore dia suka ngobrol sama temen sebelah.”
Makin sempurna saja nih si Serah. Cantik, pintar, bisa masak.
“Mass, mandi yuukk..” ajaknya, “Badan Serah lengket semua niicchh..” Rekan pembaca yg budiman, beberapa hari yg lalu aqu dan Serah masih ada jarak yg memisahkan. Antara murid dan guru. Sekarang setelah kami berhubungan badan, dia tanpa malu-malu malah mengajakku mandi bersama. Keadaan telah berbalik 180 derajat. Setelah melepaskan semua baju kami, lalu berbugil ria masuk kamar mandinya. Busyet.. kamar mandinya ada perahunya (bath tube). Ada air panasnya lagi. Setelah menyetel agar air hangatnya pas, kita berdua mandi di shower. Saling menyabuni, membuat kemaluanku mengeras lagi. Ketika aqu sedang menyabuni buah dadanya, sengaja kuremas-remas sampai bukit kembarnya mengeras dan putingnya menonjol. Dia mendesah,
“Aaahh.. Massss.. teruusss.. Masss enaaakkk.. Massss..”Lalu kusiram, setelah bersih kusedot kedua bukit kembarnya bergantian. Sementara tanganku menyabuni kemaluannya. Dia semakin belingsatan.
“Maasss.. ooohh.. Maasss.. aaahh..”Kusiram kemaluannya, lalu aqu jongkok di hadapannya. Kujilat bibir kemaluannya.
“Ooohh.. aaahh.. Masss.. diapain Maaass..” Lalu kaki kirinya naik ke bath tube, makin jelaslah isinya. Merah muda bagus sekali. Aqu sampai berdebar-debar memandangnya.
“Enak betul nasi gorengnya. siapa yg masak..?” tanyaqu.
“Serah sendiri Mas.”
“Lho.. Bi Inah ke mana?”
“Tak tau tuh. Biasanya kalo sore dia suka ngobrol sama temen sebelah.”
Makin sempurna saja nih si Serah. Cantik, pintar, bisa masak.
“Mass, mandi yuukk..” ajaknya, “Badan Serah lengket semua niicchh..” Rekan pembaca yg budiman, beberapa hari yg lalu aqu dan Serah masih ada jarak yg memisahkan. Antara murid dan guru. Sekarang setelah kami berhubungan badan, dia tanpa malu-malu malah mengajakku mandi bersama. Keadaan telah berbalik 180 derajat. Setelah melepaskan semua baju kami, lalu berbugil ria masuk kamar mandinya. Busyet.. kamar mandinya ada perahunya (bath tube). Ada air panasnya lagi. Setelah menyetel agar air hangatnya pas, kita berdua mandi di shower. Saling menyabuni, membuat kemaluanku mengeras lagi. Ketika aqu sedang menyabuni buah dadanya, sengaja kuremas-remas sampai bukit kembarnya mengeras dan putingnya menonjol. Dia mendesah,
“Aaahh.. Massss.. teruusss.. Masss enaaakkk.. Massss..”Lalu kusiram, setelah bersih kusedot kedua bukit kembarnya bergantian. Sementara tanganku menyabuni kemaluannya. Dia semakin belingsatan.
“Maasss.. ooohh.. Maasss.. aaahh..”Kusiram kemaluannya, lalu aqu jongkok di hadapannya. Kujilat bibir kemaluannya.
“Ooohh.. aaahh.. Masss.. diapain Maaass..” Lalu kaki kirinya naik ke bath tube, makin jelaslah isinya. Merah muda bagus sekali. Aqu sampai berdebar-debar memandangnya.
Kemudian kusentuh kedelenya.
“Auww.. Masss..” Lalu kucium dgn penuh perasaan. Kujilat perlahan, dia makin menggelinjang tak karuan. Kerana taqut jatuh, dia lalu tiduran di dalam bath tube sementara bokongnya berada di pinggir bath tube. Makin terkuak lebarlah kemaluannya. Kuserbu dgn jilatan-jilatan ganas.
“Ohh.. aahhh.. sshhhh.. aaahh.. ooohh.. Masss.. aduuuhh..” suaranya meracau. Aqu ingin merasakan cairannya yg manis. Maka kupercepat jilatanku di kedelenya. Akibatnya bokongnya makin bergerak kian kemari. Tangannya menjambak-jambak rambutku. Tak lama kemudian,
“Aaahh.. Maasss..” dan, “Suurrr.. syuurrr..” mengalirlah air kenikmatannya. Rasanya gurih sekali. Manis, sedikit asin seperti tajin. Ah, segarnya. Kuhirup semuanya sampai tetes terakhir. Akhirnya dia tiduran di bath tube. Lalu aqu mandi. Menyabuni seluruh badanku. Ketika aqu akan menyabuni kemaluanku yg sedang tegang, dia bangkit.
“Auww.. Masss..” Lalu kucium dgn penuh perasaan. Kujilat perlahan, dia makin menggelinjang tak karuan. Kerana taqut jatuh, dia lalu tiduran di dalam bath tube sementara bokongnya berada di pinggir bath tube. Makin terkuak lebarlah kemaluannya. Kuserbu dgn jilatan-jilatan ganas.
“Ohh.. aahhh.. sshhhh.. aaahh.. ooohh.. Masss.. aduuuhh..” suaranya meracau. Aqu ingin merasakan cairannya yg manis. Maka kupercepat jilatanku di kedelenya. Akibatnya bokongnya makin bergerak kian kemari. Tangannya menjambak-jambak rambutku. Tak lama kemudian,
“Aaahh.. Maasss..” dan, “Suurrr.. syuurrr..” mengalirlah air kenikmatannya. Rasanya gurih sekali. Manis, sedikit asin seperti tajin. Ah, segarnya. Kuhirup semuanya sampai tetes terakhir. Akhirnya dia tiduran di bath tube. Lalu aqu mandi. Menyabuni seluruh badanku. Ketika aqu akan menyabuni kemaluanku yg sedang tegang, dia bangkit.
“Mas, biar Serah aja yg nyuci.. Masss..”
Dia jongkok di depanku. Dipandangi dgn seksama kemaluanku.
“Mass.. sebesar ini kok bisa masuk ya..” sambil menggenggamnya. Lalu disabuni batangku.
“Ohhh.. nikmatnya.. aaahh..” Lalu tangan kirinya memegang kantong pelirku. Sambil meremas perlahan.
“Kalo yg ini isinya apa Masss? kok isinya lari-lari sihh..” tanyanya.
“Itu adalah pabrik air mani, Sayg.” kataqu.
“Ooo..”
“Serah tadi siang liat tak di TV yg perempuan menghisap punyanya lelaki?” tanyaqu.
“Liat Mas.. enggg.. Mas mau Serah menghisap punya Mas..?” tanyanya.
“Ya.. kalo Serah tak keberatan,” sahutku.
“Eee.. gimana yaa..” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke kemaluanku. Diciumnya kemaluanku perlahan, kerana wangi habis disabuni, dia sepertinya menikmati sekali. Lalu digesek-gesekkan ke pipinya, matanya, lehernya sambil matanya terpejam. Lama, dia melaqukan itu. Punyaqu berontak semakin tegang.
Dia jongkok di depanku. Dipandangi dgn seksama kemaluanku.
“Mass.. sebesar ini kok bisa masuk ya..” sambil menggenggamnya. Lalu disabuni batangku.
“Ohhh.. nikmatnya.. aaahh..” Lalu tangan kirinya memegang kantong pelirku. Sambil meremas perlahan.
“Kalo yg ini isinya apa Masss? kok isinya lari-lari sihh..” tanyanya.
“Itu adalah pabrik air mani, Sayg.” kataqu.
“Ooo..”
“Serah tadi siang liat tak di TV yg perempuan menghisap punyanya lelaki?” tanyaqu.
“Liat Mas.. enggg.. Mas mau Serah menghisap punya Mas..?” tanyanya.
“Ya.. kalo Serah tak keberatan,” sahutku.
“Eee.. gimana yaa..” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke kemaluanku. Diciumnya kemaluanku perlahan, kerana wangi habis disabuni, dia sepertinya menikmati sekali. Lalu digesek-gesekkan ke pipinya, matanya, lehernya sambil matanya terpejam. Lama, dia melaqukan itu. Punyaqu berontak semakin tegang.
“Aaahh.. Masss.. punya Mas.. hangat..” desahnya.
“Ayooo doonnggg.. dihisaaap..” pintaqu. Dgn taqut-taqut kepala kemaluanku dicium. Lalu batangnya balik lagi ke kepalanya. Lidahnya dgn ragu-ragu dikeluarkan. Mulai menjilat kepala kemaluanku. Lidahnya yg agak kasar itu menggaruknya.
“Aaahh.. yaaa.. begitu.. yaa.. yaaaa.. aduuuhh.. enaknya.. aaahh..” Aqu mendesah nikmat. Lalu lidahnya mulai menelusuri batangnya hingga kantong pelirku. Kantong pelirku dihisapnya.
“Aduuuhh.. enaknya.. aaahh..” desahku makin keras. Lalu dgn menatapku, mulutnya terbuka sedikit dan mengemut kepala kemaluanku. Hangat terasa kemaluanku. Maju mundur maju mundur sambil tetap menatapku. Dan.. dia mulai menghisap. Bukan main, muridku ini cepat belajar. Jauh lebih pandai dari Martinahku dulu. Kalo Martinah dulu, hisapan pertama, kemaluanku kena giginya. Tapi Serah..? Aqu yakin sekali kalo dia baru pertama melaqukannya. Kok bisa..?
“Ayooo doonnggg.. dihisaaap..” pintaqu. Dgn taqut-taqut kepala kemaluanku dicium. Lalu batangnya balik lagi ke kepalanya. Lidahnya dgn ragu-ragu dikeluarkan. Mulai menjilat kepala kemaluanku. Lidahnya yg agak kasar itu menggaruknya.
“Aaahh.. yaaa.. begitu.. yaa.. yaaaa.. aduuuhh.. enaknya.. aaahh..” Aqu mendesah nikmat. Lalu lidahnya mulai menelusuri batangnya hingga kantong pelirku. Kantong pelirku dihisapnya.
“Aduuuhh.. enaknya.. aaahh..” desahku makin keras. Lalu dgn menatapku, mulutnya terbuka sedikit dan mengemut kepala kemaluanku. Hangat terasa kemaluanku. Maju mundur maju mundur sambil tetap menatapku. Dan.. dia mulai menghisap. Bukan main, muridku ini cepat belajar. Jauh lebih pandai dari Martinahku dulu. Kalo Martinah dulu, hisapan pertama, kemaluanku kena giginya. Tapi Serah..? Aqu yakin sekali kalo dia baru pertama melaqukannya. Kok bisa..?
Hisapannya makin lama makin cepat dan kuat. Kupegang kepalanya agar dia lebih dalam menghisap. Dan kulihat separuh kemaluanku masuk. Bukan main, Martinah dulu hanya sanggup menelan kepalanya saja.Kemaluanku sepertinya telah tak sanggup menahan sensasi luar biasa yg diterimanya. Kerana selain dihisap, Serah juga memainkan lidahnya di kepala kemaluanku. Rasanya berkedut-kedut. Makin lama makin cepat, makin cepat makin cepat dan..
“Aaahh..” aqu menjerit keras. Lalu,
“Crooott.. croottt..” air maniqu muncrat ke mulutnya.
“Aaahh.. aduuhhh..” aqu terduduk lemas. Kemaluanku pun melemas. Kulihat sebagian air maniqu mengalir keluar dari sela-sela bibirnya. Dia sepertinya sedang bingung merasakan rasa dari air maniku.
“Aaahh..” aqu menjerit keras. Lalu,
“Crooott.. croottt..” air maniqu muncrat ke mulutnya.
“Aaahh.. aduuhhh..” aqu terduduk lemas. Kemaluanku pun melemas. Kulihat sebagian air maniqu mengalir keluar dari sela-sela bibirnya. Dia sepertinya sedang bingung merasakan rasa dari air maniku.
“Masss.. Airnya tertelan tak pa-pa?”
“Tak apa-apa Sar.. Ditelan malah enak kok..”
“Enaakk apa tak?” tanyaqu.
“Enak Mas.. seperti air santan kental agak asin.”
“Itu proteinnya sama dgn 10 telor ayam kampung lho..” Setelah agak mendingan kami mandi bersama lagi kerana tadi keringetan. Sewaktu aqu mengeringkan badannya dgn handuk, Serah memandangku agak lama. Buah dadanya menegang keras, putingnya mulai menonjol lagi. Nafasnya sedikit memburu. Nah lho, mau apa lagi dia. Dia menarik tanganku keluar dari kamar mandi. Aqu langsung didorong sampai terlentang di tempat tidur. Diraihnya kemaluanku yg masih lembek. Diurut-urut, dipijat, sampai akhirnya mulai mengeras sendiri.
“Tak apa-apa Sar.. Ditelan malah enak kok..”
“Enaakk apa tak?” tanyaqu.
“Enak Mas.. seperti air santan kental agak asin.”
“Itu proteinnya sama dgn 10 telor ayam kampung lho..” Setelah agak mendingan kami mandi bersama lagi kerana tadi keringetan. Sewaktu aqu mengeringkan badannya dgn handuk, Serah memandangku agak lama. Buah dadanya menegang keras, putingnya mulai menonjol lagi. Nafasnya sedikit memburu. Nah lho, mau apa lagi dia. Dia menarik tanganku keluar dari kamar mandi. Aqu langsung didorong sampai terlentang di tempat tidur. Diraihnya kemaluanku yg masih lembek. Diurut-urut, dipijat, sampai akhirnya mulai mengeras sendiri.
“Hore.. kerasss lagiii..” teriak Serah kegirangan. Lalu tanpa ragu-ragu, diemut lagi kemaluanku dgn ganas. Dihisap dgn keras. Kerana aqu taqut air maniqu keluar sia-sia, maka dgn cepat kutarik badannya ke atas tempat tidur. Kubanting agak keras, lalu kukangkangkan kakinya. Kucium bibir kemaluannya, kujilat klitorisnya. Ternyata kemaluannya telah agak basah. Kujilat terus sambil kutekan lidahku ke klitorisnya.
“Aaahh.. ssshh.. ssshh.. ayoo.. Masss.. cepeettt.. Masss..” Aqu tak perduli, terus saja kujilati klitorisnya. Tiba-tiba dia bangun, aqu ditindihinya, dikangkanginya. Tangannya memegang kemaluanku, lalu diarahkan ke kemaluannya. Digerak-gerakkan agar pas dgn lubangnya, lalu perlahan-lahan bokongnya diturunkan. “Aaahh.. Masss..” sewaktu kepala kemaluanku mulai masuk. Dgn sangat perlahan dia menurunkan bokongnya, sampai kemaluanku masuk seluruhnya. Seluruh batang kemaluanku serasa diremas oleh lubang basah hangat.
“Aaahh.. Serah.. sshhh..” Lalu dia diam sebentar. Aqu kaget ketika dia entah sengaja tak menggerakkan urat-urat kemaluannya. Seluruh batang kemaluanku seperti dipijat. Diremas-remas oleh urat kemaluannya yg cukup kuat.
“Aaahh.. Serah.. kamu apaiiinn.. hhhggghh..” Dgn perlahan, sambil menggerak-gerakkan urat kemaluannya, Serah mengangkat bokongnya. Gila rasanya. Kemaluanku seperti ditarik. Sensasinya sampai ke ubun-ubun kepalaqu. Seluruh badanku merinding tak sanggup menahan sensasi itu.Setelah kira-kira tinggal kepalanya saja yg terjepit, dgn perlahan pula diturunkan bokongnya. Ini juga, dia mengedut-ngedutkan urat kemaluannya. Aqu tak sanggup mengungkapkan dgn kata-kata apa yg sedang kurasakan. Hebatnya, selama dia melaqukan hal tersebut, matanya terus memandangiku.
“Gimana Masss.. enaaakkkk?” katanya.
“Aduuuhh.. Serah.. Mas bisa matii.. keenakan.. niihhh..”
“Tolong dooonngg.. jangan siksa Mas seperti inii..” rintihku.
“Aaacchhh.. sshhh.. aaahhh.. ooohh..” Serah mendesah-desah sambil berpikir ini pasti bakat alaminya. Kerana dia baru sekali ini bersenggama. Keturunan? Tak tahu aqu.. Mungkin kerana kasihan padaqu atau kenapa, lalu dia mempercepat gerakan naik turunnya. Makin lama makin cepat. Buah dadanya yg bergoyg-goyg, segera kuremas dgn keras untuk mengimbangi rasa geli dan ngilu di kemaluanku.
“Aduuuhh.. saaakiitttt.. Maasss.. Jangan keras-keras doonngg..” erangnya. Siapa yg perduli, lha wong aqu aja juga disiksa begini. Disiksa?
“Gimana Masss.. enaaakkkk?” katanya.
“Aduuuhh.. Serah.. Mas bisa matii.. keenakan.. niihhh..”
“Tolong dooonngg.. jangan siksa Mas seperti inii..” rintihku.
“Aaacchhh.. sshhh.. aaahhh.. ooohh..” Serah mendesah-desah sambil berpikir ini pasti bakat alaminya. Kerana dia baru sekali ini bersenggama. Keturunan? Tak tahu aqu.. Mungkin kerana kasihan padaqu atau kenapa, lalu dia mempercepat gerakan naik turunnya. Makin lama makin cepat. Buah dadanya yg bergoyg-goyg, segera kuremas dgn keras untuk mengimbangi rasa geli dan ngilu di kemaluanku.
“Aduuuhh.. saaakiitttt.. Maasss.. Jangan keras-keras doonngg..” erangnya. Siapa yg perduli, lha wong aqu aja juga disiksa begini. Disiksa?
Tak lama rasanya pertahananku mau jebol.
“Seeerr.. aquuu.. maauuu.. nyaaammpeee.” lalu
“Croottt.. crooott..” air maniku muncrat ke kemaluannya. Sedikit yg keluar, kerana telah duakali. Tapi kerana Serah belum sampai dia terus saja naik turun di atas badanku.
“Seeerr.. udaaahh.. Masss.. ngaakk taahaannn..” aqu berteriak kerana rasa geli dan ngilu yg tak tertahankan. Aqu kelojotan. Wah, Ini tak bisa dibiarkan pikirku. Lalu kucabut kemaluanku dan kubalikkan badannya, segera saja lidahku, menerjang dan menjelajah lubang kemaluannya. Kuhajar habis-habisan daging sebesar kedele itu dgn jilatanku yg ganas.
“Aaahhh.. Masss.. aaahh.. ooohh.. yanngg keeraass.. Maasss.. yg.. cepaaat Masss..” sambil tangannya menekan kepalaqu.
“Rasanya kok aneh begini? Ini pasti dari air maniku.” pikirku. Lidahku sampai pegal tapi dia kok belum sampai juga yah. Kupercepat dan kuperkeras semampuku. Tak lama kemudian… Kakinya menjepit kepalaqu, tangannya semakin keras menekan kepalaqu, bokongnya dinaikkan.Dan…
“Aaahhh.. Maasss.. aquuu.. nggaakk.. kuaaatt..” lalu,
“Syurr…” Akhirnya keluar juga cairan kenikmatannya. Tak banyak. Aqu hisap semua.
“Aaahh..” aqu tergeletak lemas di sebelahnya. Selesai telah tugasku.
“Seeerr.. aquuu.. maauuu.. nyaaammpeee.” lalu
“Croottt.. crooott..” air maniku muncrat ke kemaluannya. Sedikit yg keluar, kerana telah duakali. Tapi kerana Serah belum sampai dia terus saja naik turun di atas badanku.
“Seeerr.. udaaahh.. Masss.. ngaakk taahaannn..” aqu berteriak kerana rasa geli dan ngilu yg tak tertahankan. Aqu kelojotan. Wah, Ini tak bisa dibiarkan pikirku. Lalu kucabut kemaluanku dan kubalikkan badannya, segera saja lidahku, menerjang dan menjelajah lubang kemaluannya. Kuhajar habis-habisan daging sebesar kedele itu dgn jilatanku yg ganas.
“Aaahhh.. Masss.. aaahh.. ooohh.. yanngg keeraass.. Maasss.. yg.. cepaaat Masss..” sambil tangannya menekan kepalaqu.
“Rasanya kok aneh begini? Ini pasti dari air maniku.” pikirku. Lidahku sampai pegal tapi dia kok belum sampai juga yah. Kupercepat dan kuperkeras semampuku. Tak lama kemudian… Kakinya menjepit kepalaqu, tangannya semakin keras menekan kepalaqu, bokongnya dinaikkan.Dan…
“Aaahhh.. Maasss.. aquuu.. nggaakk.. kuaaatt..” lalu,
“Syurr…” Akhirnya keluar juga cairan kenikmatannya. Tak banyak. Aqu hisap semua.
“Aaahh..” aqu tergeletak lemas di sebelahnya. Selesai telah tugasku.
Malam itu aqu dipaksa menginap di kamarnya. Serah seperti anak kecil yg menemukan mainan baru. Bukan main nafsunya seksnya. Kami main sampai kira-kira jam 2 malam. Semua posisi yg bisa kami laqukan, kami laqukan. Berdiri, jongkok, nungging, di karpet, di tempat tidur, di meja belajar. Dan sepertinya Serah tak pernah merasa puas, yg kuingat dia sampai 5 kali orgasme. Sedang aqu sampai habis rasanya cadangan air maniqu. Terkuras habis. Entah berapa kali aqu orgasme. Aqu merasa tak punya tulang lagi. Lemas sekali. Habis siapa yg sanggup menolak permintaan bidadari? Mungkin ini adalah sensasi yg terindah, selama hidupku. Aqu bangun pukul 8 pagi esok harinya, dan langsung pulang kerana taqut orang tuaqu mencariku. Dan aqu janji nanti sore akan kembali lagi. Sejak sewaktu itu, dgn alasan telah mendekati ulangan umum, maka jamnya ditambah 1 jam menjadi 3 jam setiap pertemuan. Dan ruangan belajarnya pun pindah ke kamarnya. Setiap pertemuan, always kami isi dgn pertempuran dahsyat. Dan herannya kami tak pernah bosan dan tak pernah puas. Untuk mengimbangi Serah, aqu harus banyak olahraga dan minum telor. Serah pun makin terlihat cantik. Pernah suatu kali disewaktu kami sedang bertempur, adiknya mendadak masuk ke kamarnya. Dia menjerit lalu lari keluar. Aqu dan Serah sama-sama kaget. Untungnya si Ketty taqut sekali sama kakaknya sehingga tetap menjadi rahasia bertiga. Sehingga orang tuanya tak mengetahui skandal kami.
Sewaktu pembagian raport tiba, aqu deg-degan sekali. Ternyata.. nilai Matematika, Fisika dan Kimianya adalah 8. Bahkan dia bisa masuk 10 besar. Orang tuanya sangat bangga padaqu. Aqu diberi uang banyak. Selanjutnya kami membuat perjanjian, untuk semester depan agar aqu mengajar dia lagi. Selama kurang lebih 2 minggu aqu tak bertemu Serah kerana orang tuanya mengajaknya liburan ke Bali. Walaupun aqu sekarang tak mengajar Serah, tapi aqu sering mengunjunginya kalo orang tuanya sedang tak berada di rumah.
0 komentar:
Posting Komentar