LigaCapsa ~ Situs Resmi Poker & Domino99 Online

Sabtu, 04 Februari 2017

Hilang Tanpa Sesal


LigaCs.com ~ Pagi itu kulihat Paman Prima sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yg mencuat tak beraturan dgn gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, usianya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih kekar wajahnya segar dan cukup tampan. Rambut dan kumisnya beberapa telah terselip uban. Hari itu memang aqu masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aqu tak kuliah karena terserang flu.

Jendela kamarku yg berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang laki-lai setengah baya yg sering kukagumi. Memang usiaqu saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aqu masih duduk di semester enam di faqultasku dan telah punya pacar yg selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tak ada halangan apapun kalau aqu menyukai lelaki yg jauh di atas usiaqu. Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. TTidak, dia tak melihaqu dari luar sana. Paman Prima mengenakan kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat seburat ototnya yg masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, kawan sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Tante Prima istrinya yg karyawati perusahaan perbankan.

Memang Paman Prima sejak 5 bulan terakhir terkena PHK dgn pesangon yg konon cukup besar, karena penciutan perusahaannya. Sehingga kegiatannya lebih banyak di rumah. Bahkan tak jarang dia yg menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya. Yaitu roti dan selai disertai buah dada panas. Kedua anaknya telah kuliah di luar kota. Kami anak kost yg terdiri dari 6 orang mahasiswi sangat akrab dgn induk semang. Mereka memperlaqukan kami seperti anaknya. Meskipun biaya indekost-nya tak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri. Paman Prima telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku dan mau memijitku, aqu pasti akan senang, aqu lebih membutuhkan kasih sayg dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yg yg mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan Paman Prima yg melaqukannya.

Kupejamkan mataqu, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Paman Prima sedang mandi, kubaygkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataqu ketika aqu diciumnya dalam lamunan, oh indahnya. Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yg telah terserak di sampingku. Masuk..! kataqu. Tak berapa lama kulihat Paman Prima telah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi. Senyumnya mengambang Bagaimana Lina? Ada kemajuan..? dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aqu hanya mengangguk lemah. Meskipun jantungku berdetak keras, aqu mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.

Lina mau dibikinkan buah dada panas? tanyanya.Terima kasih Paman, Lina telah sarapan tadi, balasku.Enak dipijit seperti ini? aqu mengangguk.VDia masih memijit dari tangan yg kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aqu masih diam saja, karena aqu menyukai pijitannya yg lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku. Disingkirkannya selimut yg membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaqu yg kuning langsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yg tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aqu tak mencoba membetulkannya, aqu pura-pura tak tahu. Lin kakimu mulus sekali ya.Ah.. Paman bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi, balasku sekenanya.Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang.

Lama-lama kurasakan tangannya tak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaqu, aqu diam saja, aqu menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.Lin, Paman jadi terangsang, gimana nih? suaranya terdengar kalem tanpa emosi.Jangan Paman, nanti Tante marah..Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aqu yakin Paman Prima sebagai lelaki telah matang dapat membaca bahasa tubuhku. Aqu menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat kemaluanqu yg terbungkus CD. Dan astaga! ternyata dibalik baju mandinya Paman Prima tak mengenakan celana dalam sehingga kemaluannya yg membesar dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya. Nafasku sesak melihat benda yg berdiri keras penuh dgn tonjolan otot di sekelilingnya dan kepala yg licin mengkilat. Ingin rasanya aqu memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

Paman Prima membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yg hangat menyentuh bibirku dgn lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dgn lidahku pula, aqu melayani hisapan-hisapannya dgn penuh gairah. Separuh tubuhnya telah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaqu sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaqu. Dia meremas dadaqu dgn lembut sembari menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yg penuh ditumbuhi rambut. Dadaqu berdesir enak sekali, tangannya telah menyelusup ke balik dasterku yg tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yg luar biasa. Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aqu kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.Lin kau cantik sekali.. dia memujaqu.Aqu ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perawan..? aqu mengangguk lemah.Memang aqu masih perawan, meskipun aqu pernah petting dgn kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aqu belum pernah melaqukan persetubuhan.

Dgn pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melaqukan itu. Sedangkan kebutuhan sexku selama ini terpenuhi dgn mansturbasi, dgn khayalan yg indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yg kedua adalah Paman Prima induk semangku, yg sekarang setengah menindih tubuhku. Sebenarnya andaikata dia tak menanyakan soal keperawanan, pasti aqu tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dgn jelas pengendalian dirinya, dia tak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dgn tenang, lembut dan sabar. Justru aqulah yg kurasakan meledak-ledak.

Bagaimana Lin? kita teruskan? tangannya masih mengusap rambutku, aqu tak mampu menjawab.Aqu ingin, ingin sekali, tapi aqu tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataqu menghindari tatapanbya.Paman pakai tangan saja, bisikku kecewa.Tanpa menunggu lagi tangannya telah melucuti seluruh dasterku, aqu tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, gagang kemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yg telah basah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar.

Kulihat kemaluanqu telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa telah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yg siap melumasi, setiap barang yg akan masuk. Paman Prima membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aqu menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah klitosris, kupegang kepalanya dan aqu mulai merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas klitosriku yg makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aqu telah menggoyg pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Paman Prima melaqukan sedotan kecil di klitoris, kadang disedot kadang dipermainkan dgn ujung lidah. Kenikmatan yg kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, Paman aduh..

Paman Lin mau keluar. Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aqu telah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yg tepat dia melepaskan ciumannya dari kemaluan. Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yg kokoh itu kemulutku. Gantian ya Lin.. aqu ingin kau isap kemaluanku. Kutangkap kemaluannya, terasa penuh dan keras dalam genggamanku. Paman Prima telah terlentang dan posisiku membungkuk siap untuk mengulum kelaminnya. Aqu sering membaygkan dan aqu juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aqu melaqukannya.

Birahiku telah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dgn lidahku dari pangkal sampai ke ujung kemaluannya yg mengkilat berkali-kali. Ahhh Enak sekali Lin dia berdesis. Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dgn lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dgn jariku. Suara desahan Paman Prima membuatku tak tahan menahan birahi. Kutelahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aqu telah setengah jongkok di atas tubuhnya, kemaluannya persis di depan lubang kemaluanqu. Paman, Lin masukin dikit ya Paman, Lin pengen sekali. Dia hanya tersenyum. Hati-hati ya jangan terlalu dalam Aqu telah tak lagi mendengar kata-katanya. Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan oh, ketika kepala kemaluanya kumasukan dalam lubang, aqu hampir terbang. Beberapa detik aqu tak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih menancap dalam lubang kemaluanqu.

Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, aqu tak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya. Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yg sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh gagang kemaluannya telah melesak dalam kemaluanku.

Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tak ada rasa sakit seperti yg sering aqu dengar dari kawanku ketika keperawanannya hilang, padahal telah separuh. Kujepit kemaluannya dgn otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang. Oh.. Lin kau hebat, jepitanmu nimat sekali. Kudengar Paman Prima mendesis-desis, payudaraqu diremas-remas dan membuat aqu merintih-rintih ketika dalam jepitanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aqu merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga kemaluan Paman Prima telah utuh masuk ke kemaluanqu, tak ada rasa sakit, yg ada adalah kenikmatan yg meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, buah dadaku menempel, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Paman Prima erat-erat. Tangan kiri Paman Prima mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aqu makin kenikmatan. Sembari merintih-rintih kukocok dan kugoyg pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah.

Tiba-tiba aqu tak tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak. Ahhh Kutekan kemaluanqu ke kemaluannya, kedutannya keras sekali, nimat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam kemaluan terasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku. Ooohhh Paman Prima juga ejaqulasi pada saat yg bersamaan. Beberapa menit aqu masih berada di atasnya, dan kemaluannya masih menyesaki kemaluanqu. Kurasai kemaluanqu masih berkedut dan makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan. Pagi itu keprawananku hilang tanpa darah dan tanpa rasa sakit. Aqu tak menyesal.

0 komentar:

Posting Komentar