This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

LigaCapsa ~ Situs Resmi Poker & Domino99 Online

Sabtu, 29 April 2017

Desahan Si BabySitter


Seputar LigaCapsaAqu pernah kost disebuah rumah mewah di Makassar, pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dgn bisnisnya. sedangkan si isteri kerja disalah satu bank swasta. Suatu hari setelah 1 bulan si nyonya melahirkan panggilannya Mbak Wulandari, maka datanglah seorang baby sitter yg melamar pekerjaan sesuai iklan dari koran, setelah bercakap-cakap dgn Wulandari, maka baby sitter tsb yg bernama Murni diterima sebagai pengasuh bayi mereka. Aqu pandangi terus itu baby sitter, wah…setelah pakai baju putih kelihatan sexy banget, guratan celana dalamnya tampak samar-samar…. esoknya, ketika aqu mau berangkat kekantor, tiba-tiba ibu kost ku mengenalkan si Murni kepadaqu, sekilas kulihat buah dadanya yg terbungkus bajuputih dibalik BH wow…seru…kira-kira 36 lah..

Si Murni berumur sekitar 30 tahun, sedangkan ibu kost ku (ibunya si bayi baru sekitar 26 tahun, suaminya kira-kira 30 tahun). Bang…tolong ya..ikut awasin rumah karena ada penghuni baru ( maksudnya baby sitter) sementara aqu sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan, ucapnya kepada ku… Baik Mba, saya jagain lah… setelah sekitar 1 minggu si Murni tinggal di rumah kost bersama aqu dan pemilik rumah, aqu mulai curiga dgn gerak-gerik suami Wulandari beberapa hari terakhir ini, Aqu sering melihat dari sela pintu kamar kost ku, sang suami panggilannya mas Adi suka mencuri pandang tubuh si Murni yg sedang ngurus bayi di Box bayi, tentunya tubuhnya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD nya semakin tampak jelas dan bentuk pinggul serta betis yg bikin mupeng semua lelaki, ternyata di usia 30 tahun, si Murni justru bikin gairah lelaki meningkat. Suatu hari, Wulandari tak pulang, dia tugas ke jakarta untuk 3 hari, mas adi kelihatannya seneng banget ditinggal isterinya, semakin saja dia menggoda si Murni, dan sempat mengelus punggung si Murni sambil berkata ” emh kasihan Mbak ya…kok masih cantik jadi janda…” si Murni cuma menjawab ” ya nasib mas…” sambil tersenyum. aqu terus mengintip dari celah pintu kamar kost ku apa yg dilaqukan mas adi, dia mulai melaqukan jurusnya karena sudah ber bulan2 tak ketemu lobang kemaluan Wulandari, maklum hamil besar dan baru melahirkan.
” Mbak Murni anaknya berapa? tanya mas adi, 1 mas…jawab Murni. sudah berapa tahun menjada..? tanya adi lagi, yah sudah 3 tahunan lah mas…. jawab Murni. Mas Adi duduk di sofa dekat box bayi anaknya, sementara tangan kanannya mulai menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spak yg dia gunakan, sementara si Murni masih tetap membungkuk membelakangi mas adi memberi susu botol kepada sang bayi. Tiba-tiba terdengar suara mas adi memanggil aqu,seakan mengajakku untuk nonton TV seperti biasanya, aqu pura-pura tidur dgn pintu tetap ku buka satu senti untuk mengintai apa yg terjadi, lalu mas Adi manggil si-mbok pembantunya yg sudah diatas 50 tahun, ya…den..kata simbok, bikinkan saya kopi terus mbok tidur aja ya istirahat, ya..den…jawab simbok. setelah kopi dihidangkan, keMbali Adi menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spaknya, aqu terus mengintai dgn lampu kamar yg aqu matikan, setelah si bayi tertidur, adi ngajak Murni untuk duduk disofa sambil lihat TV, si Murni menolak, malu mas…kata si Murni, gak apa-apa ….kata Adi, Kamu kan ngerti dong saya sudah 3 bulan tak bersentuhan dgn wMurnita, sini…..ajak adi lagi. dgn ragu-ragu si Murni mulai duduk dilantai dekat sofa tempat adi duduk, aqu semakin nilik-nilik mereka, Murni…sususmu kok masih kencang ya…ucap Adi, ah…masa mas, masih bagus punya Mbak Wulandari dong…jawab Murni, kenapa mas bilang begitu…? tanya Murni. ah…enggak cuma pingin tau aja kalau susu yg sudah pernah di isep bayi berubah bentuk atau tak…? kilah Adi. ya..tergantung perawatan…kata Murni. boleh aqu raba susumu ni…tanya adi. ah…jangan mas…saya kan sudah tua, juga saya malu….jawab Murni.
Aqu mulai yakin pasti jurus si Adi mengena. sini geser duduknya…kata adi, ah…sudah disini saja mas… kata Murni.gak apa-pa…sini… saya penasaran dgn susu yg sudah di isep bayi, pingin lihat…kata adi lagi, jangan mas ah… malu, nanti Mbak Wulandari tau aqu dimarahin… kata Murni, tak ada yg tau, semua sudah tidur. kata adi, lalu adi menarik lengan si Murni, dan mulai meraba susu Murni dgn halus, si Murni kelihatan berigidig-an, adi terus gencar berusaha memegang susu Murni, sementara Murni terus menangkis tangan adi, ketika si Murni sibuk menangkis tangan adi, aqu melihat kedua paha si Murni yg kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan adi, wow…mulus pahanya, aqu mulai jreng juga, karena ruang tengah cukup terang sehingga sering banget aqu melihat CD Murni yg berwarna ungu muda, dan gundukan kemaluan dibalik CD yg begitu menggiurkan membuat aqu jadi keasyikan nonton dar celah pintu kamar. Akhirnya si Murni menyerah di tangan Adi, dan membiarkan tangan adi meng-griliya susunya, dan si Murni pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin jelas kulihat karena Murni sudah tak kontrol cara duduknya.

Aqu mulai terangsang melihat tangan adi dibalik baju putih Murni bergerak-gerak, kebayg empuk dan halus susu yg sedang diobok. kemaluan ku mulai tegang, si Murni semakin meringis dgn sesekali membungkukkan punggunya, kegelian. adi mulai memetik kancing baju si Murni, maka terlihat susu si Murni dibungkus BH warna merah jambu karena si Murni menghadap kamarku dan Adi dibelakang si Murni. tangan adi kemudian mengeluarkan sebelah susu Murni dari BHnya, aqu semakin tegang karena aqu melihat susu yg begitu mulus, puntingnya coklat muda, bahkan aqu lebih terfokus ke celah paha si Murni yg sudah semakin jelas karena rok putihnya sudah sediki demi sedikit tersingkap. kelihatannya si Murni sudah mulai terangsang karena aqu melihat bagian celah kemaluan pada CD si Murni sudah mulai berwarna ungu tua, berarti sudah basah. ketika si Murni agak bergeser duduknya aqu melihat tangan Adi yg kiri memegang kemaluannya yg sudah tegang banget, sementara tangan kanannya mulai meremas halus susu Murni, kelihatannya adi bukan pemain sex brutal, dia mempermainkan susu si Murni begitu lembut sehingga si Murni mulai mendesah dan tangannya mulai mencengkram tangan Adi yg sedang mengelus susu nya. Sudah mas…aqu sudah gak tahan…kata si Murni. aqu juga sudah gak tahan Ni…kata si Adi, bantu saya dong Ni…saya pingin keluarkan Sperma yg sudah mengental nih….kata adi dgn nada merayu…jangan mas…aqu gak mau, taqut hamil….kata Murni. tak ni…kita jangan bersetubuh, saya gesek aja ya di antara celana dalam dan kemaluan mu….rayu adi, si Murni pun sudah kelihatan sangat terangsang, tapi dia tak menjawab. sementara aqu sudah semakin tegang aja nih si ujang…dibalik pintu.

Adi akhirnya turun dari sofa, dan duduk disebelah si Murni di atas karpet, tangan adi mulai mengarah ke kemaluan si Murni, keMbali si Murni meronta, jangan mas…nanti aqu gak tahan…kata si Murni, tenang aja…nanti kita sama-sama enak…kata Adi sambil mulai mengelus CD pas di kemaluan si Murni , Murni mulai kelihatan kejang-kejang kedua kakinya merasakan nikmat, adi terus mengelus kemaluan Murni dari luar CDnya sementara bibirnya mulai menciumi susu kiri si Murni, Adegan ini terus berlangsung sekitar hampir 10 menit, kemudian adi melepas training spaknya, dan kelihatan ujang nya si adi yg sudah tegak lurus, tapi si Murni malah membuang pandangannya ke TV, lalu Adi menyingkap rok putih Murni semakin keatas, dan si Murni direbahkan dikarpet, jangan mas…kata si Murni. nggak kok cuma mau dijepitin diantara CD dan Kemaluan kamu…gak dimasukin kok…kata Adi sambil terus menggosok kemaluannya. janji ya..mas…kata Murni. bener kok saya janji kata Adi, kemudian adi berbaring disebelah kiri si Murni, dan benar saja, adi julai menaiki separuh tubuh Murni dan paha sampai kaki kirinya adi menindih paha dan kaki kiri si Murni dan kemaluan adi diselipkan dari samping CD basahnya Murni dekat pangkal paha Murni sementara si Murni tetap terlentang, aqu mulai gak tahan lihatinnya, aqupun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus adi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Murni secara perlahan,
Murni mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Murni yg sebelah kiri dan meremas susu Murni yg sebelah kanan adi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Murni, Murni mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Adi, aqu yakin bahwa kelentitnya si Murni sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si adi, aqu pun taMbah terangsang melihatnya, aqu mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaqu terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Adi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Murni dgn kemaluannya yg sudah semakin keras, dan si Murni pun mulai mengeluarkan suara desahannya, mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… enak sekali mas….lirih si Murni, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku….. Adi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Murni, tangan kanan si Murni mencengkram tangan adi yg sedang meremas susu kanannya, berarti si Murni sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si adi. teruuuus… mas…aqu nikmat sekaaaaali…. desah si Murni. iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….adi terus melaqukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.
Sudah mau keluar…nih…kata si Adi dgn suara tersendat-sendat, jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si Murni sambil terus menggerakan pinggulnya…..aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si Murni (maksudnya mau orgasme). mas..masukin sedikit ujungnya….kata si Murni memohon, terus adi agak menaikin lagi tubuh si Murni hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Murni, dan ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aqu lebih geli kalau ujungnya saja….kata si Murni.
adi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si adi mulai menekan-nekan pantanya dan si Murni semakin bergoyg kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu Murni mulai agak menjerit kecil…Mas…aqu mau keluar mas….
ya..ya…keluarkan saja ni…biar taMbah licin sahut si Adi… Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aqu terus menyaksikan gesekan kemaluan adi di celah antara CD dan Kemaluan si Murni, pinggul Murni semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aqu ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas enak sekaliiiiii…… aqu juga ni….aqu juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, …aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….adi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali, aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan adi mulai semakin pelan dan akhirnya adi tertelungkup diatas tubuh si Murni.
aqupun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aqu jadi lemes..dan mulai aqu berbaring di tempat tidurku sambil tetap meMbaygkan sejoli main adu gesek. Sememtara Wulandari belum tiba, kebetulan Adi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Murni, si orok dan aqu. Saat si orok tidur, aqu coba godain Murni, hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Adi…? Tanyaqu. Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Murni sambil agak malu-malu. Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Murni. Kelihatannya kamu sama mas adi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi. Kasihaaannn..mas adi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Wulandari, gak apa-apa kok….jawab si Murni. Aqu mulai merasa si Murni agak khawatir kalau aqu mengetahui affairnya dgn Adi. Sambil baca majalah dan nonton TV, aqu pandangi tubuh si Murni. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin mupeng, apalagi karena gak ada bos, si Murni gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aqu bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan baygan bra and CDnya. Si Murni duduk dekat Box bayi sambil menggoyg box, sesekali dia curi pandang kepadaqu seperti ada rasa cemas taqut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..
Ni, aqu mau pindah kost, kata ku…., lho kenapa mas…..kan Mas adi dan Mbak Wulandari orangnya baik, dan Mas sudah diaqui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Murni.
Iya…Ni, tapi aqu gak tahan lihatin kamu ama mas Adi, kok akrab banget…..kata ku.
Akrab gimana……? Tanya Si Murni agak ketus, ya lah….emang aqu gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas adi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas adi bawa bayi, ya kan….? Si Murni gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aqu melihat bentuk perut yg sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku. Dia bilang : Mas…tolong jangan bilang Mbak Wulandari, aqu kasihan mas Adi dan aqu juga terpengaruh karena aqu sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas…. Jawab si Murni memelas. Aqu sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yg masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.
Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain. Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.
Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.
Si Murni mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Murni kayak yg greget campur kesel.
Tapi mas, walaupun bagaimana, aqu belum pernah kok bersetubuh dgn mas Adi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yg penting mas Adi bisa “keluar”……bener mas aqu gak bohong. Kata si Murni agak serius.
Lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni, jawab ku.
Mas kok gitu sih….? Jawab si Murni sambil meraba-raba kedua susunya. Belum mas belum rusak nih…jawab si Murni sambil mengusap kedua susunya. Ya….percaya deh….jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :
Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…
Weee…maaf ya…aqu bukan tukang pijat kok….jawab si Murni agak sengit.
Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yg pintar nyimpen rahasia lho…..jawab ku.
Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas kalau ngomong Mbak Wulandari…..jawab si Murni.

Aqu duduk di karpet, sementara si Murni berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aqu merasa ada yg nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aqu tebak aja deh ini pasti perut si Murni, aqu pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit. Lalu si Murni bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak….., o…ya…iya Ni. Jawab ku, kemudian si Murni memijit kepala ku…wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..
Ah..biasa aja mas jawab si Murni. Kemudian Aqu merasakan ada yg agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aqu dah nebak deh…ini pasti pubis si Murni, gundukan daging antara perut dan kemaluan. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aqu merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aqu agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya. Aduh…Ni. Yg dipijit kepala kok yg enak punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku. Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si Murni. Ya…iya…dong, si Murni terus menekan-nekan pubisnya di punggungku. Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaqu mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat. Apanya yg enak mas…tanya si Murni. Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku. Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Murni secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku. Aduh Ni. Punyaqu jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku. Manaaaa….tanya si Murni. Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku. Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Murni. Aqu juga gara-gara mas adi jadi sering cepet geli di anu ku. Aqu jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Murni. Ni, pijit aja punya ku…..tapi yg enak ya….

Tanpa bicara lagi si Murni pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dgn lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Murni meremas bagian helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yg membuat kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali, oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni, desah ku. Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Murni, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yg sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aqu elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Murni nafasnya mulai agak tersengal-sengal, aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aqu semakin nikmat mas….terus tangan kanan si Murni membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku. Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Murni yg kiri mengarah agak kesamping kiri dan yg kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yg masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang. Isap mas….pinta si Murni, perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dgn isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat sehingga si Murni menjerit perlahan Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas….
Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si Murni terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku. Dan aqupun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aqu terus mengisap punting susunya, si Murni mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Murni agak bergetar ketika dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Murni, aqu merasakan semakin geli di kemaluanku, Murni mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yg perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dgn menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aqu mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aqu mulai meraba halusnya pantat si Murni, ketika pantatnya ku elus,
si Murni malah semakin menekan gesekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu yakin “G-spot” si Murni disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Murni ku coba rubah dgn pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Murni semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan oh….oh….oh….mas….aqu mau keluar mas…….mendengar rintihan si Murni, aqu bantu proses keluar nya si Murni, aqu tekan pantatnya dgn kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku, dan aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aqu keluar mas…..ah…aaaahhh….si Murni seperti setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaqu, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…
wah si Murni mengalami orgasme panjang nih…pikir ku. Kemudian sejenak si Murni merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluan ku kebetulan kemaluanku masih keras, dia mulai mendesah lagi. Seeeeppp….. seeeppp….. seperti orang kepedasan.
Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku. Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….? Jawab si Murni.
Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.
Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Murni masih berposisi di atas ku. Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, tersa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, dia mulai menggoygkan pinggulnya dan gesekan belahan kemaluan yg hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku, aqu merasakan betapa enaknya kemaluan si Murni, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Murni, aduh Ni, CDmu sakit nih…. Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aqu mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yg mau loncat, dia mulai lagi menggoygkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Murni mengoyg kiri-kanan, variasi goygan semacam ini telah menciptakan rasa geli yg berbeda dgn rasa kalau bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Murni terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yg membuat rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,
Murni terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaqu, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aqu angkat ke leher dan blusnya si Murnipun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaqu, dan tangan si Murni yg sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaqu, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku, kelihatannya si Murni berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aqu mulai menekan nekan ujung kemaluanku ketika terasa jika sudah berada aMbang lubang nikmat, aqu tak tahan lagi, ingin sekali aqu menancapkan kemaluanku ke kemaluannya. Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.
Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dgn kata terputus-putus karena napas si Murni seperti orang yg sedang aerobic.

Ya…tapi masukan dong Ni. Aqu sudah gak sabar nih….
Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si Murni.
Kemudian si Murni menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yg licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Murni menarik lagi pinggulnya keatas, aqu merasakan gesekan lubang kemaluan yg halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aqu mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yg khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Murni begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Murni, aqupun semakin menikmatinya. Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si Murni, dan……ah…aaaahhh….. pelan-pelan si Murni menekan pinggulnya hingga kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Murni, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Murni yg terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Murni memasukan lagi kemaluanku dgn menekan pinggulnya, dia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Murni, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yg rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yg disebut empot-empot madura dalam pikirku.
Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aqu benar-benar merasakan nikmat yg baru kali ini kurasakan dibanding dgn kenikmatan saat ML dgn pacarku. Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si Murni terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si Murni mulai tak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyg semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Murni muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yg tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaqu, dia orgasme panjang. Dan saat kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Murni, aqupun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aqu berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Murni yg sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,
Murni pun sadar kalau aqu mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yg teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam kemaluan si Murni, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aqu terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aqu pun crot-crot-crot spermaqu muncrat didalam kemaluan si Murni, tanpa sadar si Murni mengaduh keenakan, aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si Murni, dan aqu merasakn enaknya ketika pertama crot…kemaluan si Murni menjepit, crot kedua kemaluan si Murni berdenyut, dan ketika aqu menekan kemaluan hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aqu menarik pinggul si Murni agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yg terakhir membuat tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si Murni yg sedang orgasme aqu teMbak dgn semprotan spermaqu, maka disinilah impian kenikmatan yg didaMbakan semua wMurnita, hingga selesai proses semprotan spermaqu, kemaluan si Murni masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Murni seperti orang menagis, dia benar-benar merasakan orgasme yg luar biasa, begitu juga aqu....

Situs Resmi Poker & Domino99 Online
*  P.E.N.A.S.A.R.A.N *

Tubuhku Untuk Mereka


Seputar LigaCapsaTak terasa Disc kedua sudah aqu putar hingga kusadari sudah hampir setengah empat, berarti aqu harus bersiap menyambut kedatangan tamuku.Segera aqu mandi menyegarkan badan dan terutama untuk menghilangkan aroma keringat Koh Hi yg mungkin masih menempel di badanku. Sesuai pesanan tamuku, kukenakan pakaian yg seksy, gaun panjang merah dgn punggung terbuka hanya bergantung pada ikatan di leherku, sengaja kukenakan bra strapless untuk menyesuaikan dgn model gaun itu, belahan kaki hingga jauh di atas paha, potongan model pakaian yg ketat hingga terlihat tonjolan buah dadaqu, kusemprotkan Issey Miyake di leher dan dadaqu, kukenakan make up tipis penghias tampangku, kini aqu sudah siap untuk menerima tamu kedua.
Sedikit deg deg-an dan penasaran aqu menunggu, seperti apakah tamuku ini ?, seperti apakah orang yg akan menikmati kehangatan badanku kali ini ?, seperti apakah permainan seks-nya ? apakah dia sesabar Koh Hi tadi? Berjuta pertanyaan bergelayut di pikiranku, aqu tak berani berharap terlalu banyak akan tamuku, aqu Cuma akan berusaha sedapat mungkin memuaskan tamu dan sedapat mungkin juga mendapatkan kepuasan. Pukul 4:10 sore tamuku dating, seorang cina lagi, umurnya aqu taksir hampir mendekati 50 tahun, badannya yg ceking gendut dan berkacamata, entah minus berapa dia tapi kelihatannya cukup tebal. Sungguh jauh dari kesan romantis dan menyenangkan. Namanya Franky, kupanggil dia Koh Franky, kubiasakan memanggil tamuku dgn Koh supaya tak terkesan tua.
Aqu sudah bisa menguasai diri, karena pembawaanku memang supel maka kini tak terlalu canggung bersama Koh Franky berdua di kamar. Setelah berbasa basi mengakrabkan suasana, dia menarikku ke pangkuannya, tangannya langsung meraih buah dadaqu karena memang terlihat montok mengundang, diremas remasnya sembari menciumi leherku, kembali rasa risih menyelimuti batinku, aqu duduk dipangkuan Koh Franky yg baru kukenal setengah jam yg lalu sembari menjamah dan menggeraygi sekujur badanku. Untuk menutupi rasa risih itu aqu pura pura mendesis ke-enak-an, tampang Koh Franky sudah diusap usapkan ke buah dadaqu yg menonjol dgn gemas, tangannya mulai menggeraygi pahaqu dari belahan paha gaun merahku. Melihat Koh Franky langsung melaqukan manuver, aqupun melaqukan hal yg sama,
“lebih cepat lebih baik” pikirku, sembari mulai membuka kancing bajunya. Koh Franky sudah membuka resliting di punggungku ketika bajunya sudah terlepas dari badannya, terlihat tulangnya yg terbungkus kulit, dan perut buncitnya yg menonjol.
Gaunku sudah melorot hingga ke lengan, buah dadaqu yg terbungkus bra biru berenda sudah terlihat menantang, kembali Koh Franky membenamkan tampangnya di antara kedua bukitku, sedikit risih juga aqu diperlaqukan seperti itu, tangannya sudah sampai di selangkangan dan mempermainkan kemaluanqu dari luar celana dalam, aqu semakin risih, kututupi dgn ke-pura pura-anku mendesis, kubelai rambutnya yg sudah banyak memutih. Dia mengluarkan bukitku dari sarangnya, langsung Koh Franky mendaratkan bibirnya di putingku yg masih memerah mungil, dikulumnya putting itu dgn penuh gairah sembari mempermainkan lidahnya. Ada sedikit kenikmatan menjalari badanku, tangan Koh Franky menyelinap di balik celana dalamku, mempermainkan klitorisku, kupejamkan mataqu, aqu tak mau melihat tampang “anehnya”. Bra-ku sudah terlepas menutupi buah dadaqu, “gila bagus amat, kencang lagi” katanya ketika melihat sepasang buah dadaqu yg sudah telanjang, langsung kembali mengulumnya, dari satu putting ke putting lainnya.
Jari tangan Koh Hi sudah menyusup di liang kenikmatanku, aqu merasa geli dan risih dgn perlaquannya, ingin aqu teriak marah tapi tak mungkin kulaqukan, maka kulampiaskan dgn desis ke-pura pura-an.
“aqu ingin merasakan kemaluanmu yg masih segar di hari pertamamu bekerja” bisiknya ketika menciumku.
Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung memintaqu duduk dan jongkok di antara kakiku, dia adalah orang kedua dalam hidupku yg jongkok di selangkanganku dan dgn bebasnya melototi bagian keperempuananku yg selama ini aqu jaga, aqu jadi malu dan marah, apalagi setelah dia melepas celana dalamku, diciumnya celana dalam itu, lalu dia kembali melototi kemaluanqu yg masih memerah dgn sorot mata penuh gairah, aqu benar benar marah diperlaqukan seperti itu, tapi aqu tak bisa berbuat apa apa, kutarik kepalanya ke kemaluanqu dan kubenamkan di selangkanganku. Lebih baik aqu menerima jilatan dari pada dipelototi seperti itu, Koh Franky mengusap usapkan kepalanya di kemaluanqu, dia “melahap” dgn gairahnya. Aqu memejamkan mata berusaha menikmati jilatannya, kukonsentrasikan untuk menikmatinya daripada mengikuti emosi rasa risih ini sembari membaygkan adegan di film yg baru kulihat tadi, sepertinya aqu berhasil, perlahan birahiku mulai naik, kutekan kepalanya lebih dalam di selangkanganku, kupaksakan aqu mendesah menutupi kecanggungan birahi yg kurasakan aneh. Cukup lama Koh Franky menjilati kemaluanqu sembari tangannya memainkan putingku, geli, marah, nikmat, semua bercampur menjadi satu emosi, kembali aqu mendesah menutupi marah.

Koh Franky berdiri, kubuka celananya dan menariknya turun, kini tinggal celana kolor sekali lagi celana kolor dan bukan celana dalam pada umumnya, aqu geli melihatnya, sungguh tipikal orang kuno, kutarik celana kolornya turun, terlihatlah kemaluannya yg kecil panjang sudah menegang, ada yg aneh di kemaluan itu, ternyata dia tak disunat, baru kali ini aqu melihat kemaluan orang dewasa yg tak disunat, sungguh kelihatan aneh dan lucu, kutahan senyumanku supaya dia tak tersinggung. Kupegang kemaluannya, terasa aneh di tanganku, kukocok, kulit kemaluannya terasa mengganggu tanganku mengocok, terasa licin, tak ada gesekan antara tanganku dan kemaluannya. Koh Franky menyodorkan di mulutku, dgn senyum halus aqu menolaknya, kuusap usapkan kemaluan itu di pipiku tapi tak pernah menyentuh bibir, lalu kuusapkan kepala kemaluan ke putingku, dia mulai mendesah. Badan ceking gendut yg berdiri di depanku langsung berlutut di antara kakiku, menyingkap gaunku yg belom terlepas, lalu menyapukan kepala kemaluan di bibir kemaluanqu, sembari memandangku penuh gairah seakan hendak menelanku hidup hidup, Koh Franky mendorong kemaluannya, dia menciumku gemas setelah berhasil memasukkan semua batang kemaluan ke kemaluanqu, dibandingkan dgn punya ex-suamiku apalagi Koh Hi barusan, kemaluan itu lebih kecil, terasa aneh di kemaluanqu, apalagi aqu telah merasakan besarnya kemaluan Koh Hi, terasa tak jauh beda dgn kocokan jari tangannya.
Rasa aneh bertambah aneh ketika Koh Franky mulai mengocokku, seperti licin dan berlari lari di kemaluanqu, tak ada kenikmatan yg kurasakan, hanya geli dan lucu merasakan kocokan Koh Franky, tapi aqu tetap mendesah menutupi keanehan yg ada. Koh Franky menciumi leherku sembari meremas buah dada dan mengocok kemaluanqu, tangannya begitu aktif menjamah badanku, begitu juga dgn lidahnya yg rajin menjelajah leher dan telingaqu, aqu menggelinjang geli, bukan kenikmatan yg kuperoleh tapi rasa geli, sungguh merupakan siksaan tersendiri, aqu lebih suka jilatannya yg bervariasi disbanding kocokan kemaluannya di kemaluan. Kuremas rambutnya, aqu mulai menggoyg pinggulku mengimbangi gerakannya, aqu mulai pura pura mendesah desah kenikmatan, semata mata untuk menambah gairah Koh Franky biar lebih cepat menyelesaikan permainannya. Tapi diluar dugaanku, hampir limabelas menit dia mengocokku lalu minta ganti posisi, aqu nungging di kursi dan dia mengocokku dari belakang, posisi doggie, sebenarnya ini posisi favouritku, tapi dgn Koh Franky sungguh menjengkelkan karena aqu tak bisa merasakan kenikmatan seksual. Dia mengocokku dgn keras, beberapa kali badannya menghentak badanku, tapi tetap saja aqu tak bisa merasakan kenikmatan, padahal aqu sudah memejamkan mata berkonsentrasi untuk meraih kenikmatan, tapi hanya geli dan geli yg kudapat.
“oh yaaa…terus…ya…keraaaaa…yessssss” desahku pura pura, dia mempercepat kocokannya sembari meremas remas buah dadaqu yg menggantung. Badan cekingnya seolah memelukku dari belakang, tapi terganjal perut buncitnya. Kugoyang bokongku mengimbanginya, badan kami berimpit saling menggoyg, tak lama kemudian koh Franky teriak klimaks, kurasakan cairan hangat membasahi kemaluanqu, aqu pura pura teriak klimaks mengikutinya, denyutan kemaluan Koh Franky tak terasa begitu mendenyut, kugoygkan bokongku lebih keras, akhirnya badan Koh Franky melemas dan menarik kemaluannya dari kemaluanqu, dia duduk lemas di sofa, kudampingi duduk disampingnya, disambutnya dgn ciuman di pipi dan bibirku.
Kubersihkan kemaluannya dgn tissue lalu aqu beranjak ke kamar mandi membersihkan kemaluanqu, lalu dgn berbalut handuk di badan kutemani Koh Franky yg sekarang sudah telentang di ranjang, aqu diminta menemaninya tiduran di situ.Kuangsurkan minuman, lalu kami tiduran di ranjang.
“Kamu banyak koleksi film ya, sering nonton ?” tanyanya, rupanya dia melihat koleksi VCD-ku yg ada di meja rias.
“belom, barusan tadi player dan VCD-nya dibeli, enakan main sendiri dari pada nonton” jawabku
“lebih enak lagi kalo main sembari nonton” katanya lagi
“atau nonton sembari main” jawabku
“terserahlah yg jelas sama sama enak” katanya sembari mencium pipiku. Atas permintaan Koh Franky kami nonton film dewasa koleksiku, lebih tepatnya pemberian dari Om Lok. Terlihat Koh Franky begitu menikmati film itu sembari meraba raba badanku, walau aqu tak terlalu menikmatinya, aqu ikutan memegang megang kemaluannya. Setengah jam tak terjadi apa apa, mungkin Koh Franky belom recovery, tapi setelah itu kurasakan kemaluan Koh Franky mulai menegang ketika terlihat di TV seorang laki laki sedang dikerubuti dua orang cewek bule yg cantik, entah apa yg ada di benaknya, tapi kemaluannya mulai bereaksi menegang.
Tak lama kemudian sebelom film itu berakhir, Koh Franky sudah mulai mencumbuku, mencium bibirku, lalu meremas dan mengulum putingku, aqu kembali pura pura mendesah, Koh Franky menggeser dan memiringkan badanku menghadap ke TV, dia berada di belakangku lalu mengusap usapkan kemaluannya di bokongku, kaki kiriku di angkat naik untuk memudahkan kemaluannya memasuki kemaluanqu, dgn sedikit susah karena terganjal perut buncitnya, akhirnya dia berhasil melesakkan ke kemaluanqu, ini posisi baru bagiku. Sembari menonton film kami bercinta, dia mengocokku dari belakang dgn posisi tidur miring menghadap TV. Tangannya tiada henti meremas remas buah dadaqu, sepertinya dia begitu menikmati bercinta dan nonton film secara bersamaan, desahan ke-pura pura-an bercampur jerit kenikmatan dari TV, dia makin bergairah mengocokku, seakan dia bercinta dgn perempuan bule yg cantik di film itu, aqu tak tahu fantasi laki laki yg mengocokku dari belakang ini, tapi yg penting bagiku bagaimana menyelesaikan secepat mungkin, karena aqu tak bisa menikmati bercinta dgnnya. Dengan posisi seperti ini aqu susah menggoygkan bokongku, jadi sepenuhnya tergantung gerakan Koh Franky, entah sudah berapa kami bercinta dgn posisi seperti ini, film sudah berganti ke VCD kedua secara otomatis.
Seiring dgn pergantian VCD, badan Koh Franky naik di atasku, dia menindih badanku, bibirnya menyusuri leher dan dadaqu, perut buncitnya terasa mengganjal perutku membuat aqu tak nyaman dalam tindihannya, dia menyusupkan tangannya dipunggungku, mengganjal hingga buah dadaqu naik lebih menekan badannya, pelukannya semakin rapat seiring dgn cepatnya kocokannya, bokongnya turun naik diatas badanku, aqu mendesah seolah dalam kenikmatan, bibirnya menyusuri leher jenjangku, sesekali kepalanya berpaling menyaksikan adegan di TV yg sudah mulai lagi. Tak lama kemudian sebelom adegan seks pertama berakhir, Koh Franky menyemprotkan air maninya ke kemaluanqu untuk kedua kalinya, aqu menjerit nikmat dalam ke-pura pura-an, dia memelukku lebih rapat hingga berakhirnya denyutan di kemaluannya. Badan Koh Franky yg penuh peluh kenikmatan ambruk di atas badanku, napasnya menderu di dekat telingaqu, detak jantungnya kencang kurasakan di dadaqu. Perlahan kemaluannya melemas dan keluar dgn sendirinya, kudorong badannya menjauh karena aqu tak bisa bernapas terhimpit perut buncitnya, sungguh tersiksa bercinta dgn dia karena tak secuil kenikmatan yg kudapat, hanya perasaan risih dan marah yg menggunung di dadaqu.
“ly, kamu hebat deh, badanmu masih bagus dan buah dada yg kenceng gitu bikin aqu makin bergairah saja, apalagi desahanmu bikin aqu makin gemes” pujinya. Aqu tak tahu harus menjawab apa, tak mungkin aqu berkata jujur didepannya.
“Koh Franky juga hebat, bisa berturut turut gitu, lama lagi” jawbku klise menghibur Kubersihkan kemaluan Koh Franky dgn handuk kecil yg sudah aqu siapkan, kurasakan air mani Koh Franky meleleh keluar dari kemaluanqu, tak benyak memang tapi membuatku risih, segera kucuci di kamar mandi.

Kubersihkan sekalian badanku, dgn air shower yg hangat terasa menyegarkan dan memadamkan kemarahanku, cukup lama aqu di kamar mandi hingga tak kusadari Koh Franky sudah berada di situ memperhatikanku. Aqu kaget, secara reflek kututup badan telanjangku dgn tangan sebisanya, mau marah, belom pernah seumur umur ada laki laki melihatku mandi walaupun ex-suamiku dulu, tapi aqu segera tersadar bahwa dia adalah tamuku, percuma aqu menutupi badanku, toh dia sudah menikmatinya, dgn senyum terpaksa aqu menghilangkan kekagetanku.
“Koh Franky bikin aqu kaget saja” teriakku manja
“Sini aqu mandiin” dia menawarkan diri, sedikit ragu aqu menerima tawarannya, belom pernah aqu mandi bersama dgn laki laki, walaupun ex-suamiku, kini Koh Franky yg baru kukenal sejam yg lalu sudah mau mandiin aqu, tapi apa dayaqu untuk menolak, toh ini untuk kepuasan tamuku juga, aqu hanya tersenyum menerima tawarannya.
Koh Franky mengikutiku ke dalam bathtub, dia menggosok punggungku dgn tangan dan sabun, tangannya kemudian menjelajah ke depan dan meremas buah dadaqu, dipeluknya aqu dari belakang, kurasakan erotica tersendiri merasakan pelukan dalam licinnya busa sabun. Kubalikkan badanku, kini aqu menggosok badan Koh Franky dgn sabun, tangannya tak henti menjamah buah dadaqu yg masih berbusa sabun, kami kembali berpelukan, kali ini berhadapan, dia menggesek gesekkan badannya di badanku, memang ada erotica yg tak kuduga, tak mau terhanyut terlalu lama dalam erotisme ini, kunyalakan air shower menyiram dan membasahi kami berdua, Koh Franky membalikkan badanku dan mendorongku ke dinding, dgn posisi condong begitu, maka bokongku tepat di depan kemaluan Koh Franky, aqu baru menyadari ketika kembali Koh Franky mengusap usapkan kemaluannya di badanku. Kakiku sedikit dibuka, maka Koh Franky dgn mudah memasukkan kemaluannya ke badanku dibawah siraman air shower yg hangat, kami bercinta dgn berdiri, pancuran air shower membasahi badan kami, baru sekarang kurasakan nikmatnya bercinta, mungkin karena perasaan erotisme saat mandi bersama tadi, kali ini aqu mendesah tanpa pura pura, sebenarnya ada sedikit menyesal merasakan nikmat dari Koh Franky, tapi tak bisa kupungkiri nikmatnya kocokannya sekarang. Kecipuk air mengiringi kocokan kami, perlahan gairahku mulai naik, semakin cepat Koh Franky mengocokku semakin cepat birahiku naik, tak kuhiraukan air membasahi rambutku, aqu konsentrasi pada pencapaian kenikmatan, tangan Koh Franky kembali menjamah buah dadaqu dan meremasnya. Kuimbangi kocokan Koh Franky dgn goygan di bokongku, semakin nikmat kurasakan serasa melayg di awing, tapi tiba tiba kurasakan denyutan di kemaluanqu, ternyata Koh Franky mendahuluiku mencapai puncak kenikmatan, dia mencengkeram buah dadaqu erat, aqu tetap menggoygkan bokong dgn cepat, tak kupedulikan denyutan Koh Franky di kemaluanqu, tak kupedulikan teriakan kenikmatan darinya, aqu ingin klimaks saat ini, tapi harapan tinggal harapan, ternyata kemaluan Koh Franky melemas tak lama kemudian sebelom puncak kenikmatan kugapai, dan klimaks semakin menjauh dariku.
Aqu kecewa sungguh kecewa, dia tak dapat memberiku kepuasan secuilpun, sesaat kemudian aqu tersadar, memang bukan tugas dia untuk memuaskanku, tapi tugaskulah untuk memuaskan dia, jadi tak ada yg salah dalam hal ini, aqulah yg terlalu banyak berharap. Dengan menelan kekecewaan demi kekecewaan aqu tetap berusaha tersenyum, kututupi kekecewaanku dgn mencuci kemaluan Koh Franky, kulihat senyum kepuasan mengembang di tampangnya, aqu terpaksa ikut puas melihat kepuasannya.
“baru kali ini aqu bercinta sembari mandi, ternyata sungguh nikmat” katanya, aqu kaget mendengarnya, ternyata aqu dijadikan percobaan olehnya. Kuteruskan mencuci, sedikit sulit karena harus membuka kulit penutup kepala kemaluannya, aqu masih merasa lucu melihat bentuk kemaluan yg belom disunat. Sehabis mandi Koh Franky langsung kembali berpakaian bersiap untuk pulang, aqu hanya mengenakan handuk melilit badanku, tak terasa hampir dua jam aqu menemani dia dgn tiga kali bercinta, aqu berharap dia puas dan memberiku tip yg lumayan atas pelayananku atau paling tak dia akan kembali menjadi pelanggan tetapku.
“tak salah kamu memang primadona si Lok dan kamu memang luar biasa” katanya sebelom meninggalkan kamarku, dia memberiku ciuman di pipi dan pergi. Aqu sedikit kecewa karena tak ada tip untukku, walau hargaqu tinggi tapi kalau dgn tip pasti tak akan aqu tolak, mungkin dia merasa sudah membayar mahal atau mungkin aqu kurang memberikan servis yg dia inginkan, atau aqu kurang memuaskannya, tapi ah siapa peduli, aqu sudah berusaha dan dia sudah membayarku mahal untuk pelayanan dan badanku.
Aqu melanjutkan mandiku yg terpotong, lalu menonton VCD yg belom selesai tadi sembari mengenakan piyama, menunggu order tamu berikutnya, tanpa tahu laki laki macam apalagi yg akan menikmati badanku, bagiku yg penting adalah duit dan duit selagi badanku masih mempunyai daya jual. Sesuai informasi Om Lok, tamuku selanjutnya akan dating sekitar pukul 7 malam, berarti tinggal kurang dari satu jam untuk mempersiapkan diri, sebenarnya tak ada persiapan khusus yg harus aqu laqukan, tetapi setelah bermain beberapa babak dgn Koh Franky, rasanya aqu perlu istirahat lebih lama untuk mengembalikan staminaqu, Om Lok hanya berpesan untuk memperlaqukan tamuku ini sedikit istimewa karena dia seorang pejabat dari kalangan tentara, seorang ajudan sang panglima. Dia tak memberitahuku, Cuma dia mengingatkanku berkali kali untuk menjaga rahasia ini rapat rapat kalau tak ingin mendapat masalah. Seperti umumnya seorang tentara dgn disiplin tinggi, lima menit sebelom pukul 7 malam beliau sudah ada di kamarku, aqu tak mengenalnya, orangnya lebih pendek dari aqu, berkulit gelap dan berkepala botak, mungkin sudah menjadi suratan takdirku bahwa hari ini aqu harus melayani para tamu yg umurnya sebaya papaqu di kisaran 50 tahun.
Kupanggil beliau Bang John, walaupun tampangnya terlihat galak, tapi sikapnya sungguh sopan dan menyenangkan, banyak joke joke yg dia berikan, ini membuat suasana sangat akrab seperti aqu sudah lama mengenalnya. Kutemani dia ngobrol di sofa, kami duduk bersebelahan dan saling berhadapan. Sesuai permintaannya, aqu hanya mengenakan pakaian tidur sutra semi transparan berwarna putih, sehingga seluruh lekuk seksy badanku yg ramping terlihat dari balik pakaian tidur sutraqu. Bra Biru yg aqu pakai sejak tadi pagi untuk kesekian kalinya kembali menghias badanku. Aqu salut sama Bang John, Selama kami berbicara tak kutangkap kerling nakal di matanya menatap badan terutama buah dadaqu, membuat aqu makin terpesona akan kharismanya. Lebih dari lima belas menit kami berdua, tak terjadi apa apa, bahkan menyentuhkupun tak apalagi mencium, aqu jadi bingung bagaimana harus memulai, dari dua tamuku terdahulu biasanya mereka yg mengambil inisiatif, tapi kali ini lain, terlalu sopan sehingga membuat aqu jadi salah tingkah, aqu sadar mestinya aqulah yg harus memulainya, tapi masih ada rasa malu untuk memulainya.

Berkali kali aqu pura pura menyenggolkan buah dadaqu ke lengannya, tapi tak mendapat respon yg aqu harapkan, bahkan ketika aqu sengaja membungkuk didepannya ketika memberikan minuman, aqu yakin dia bias melihat buah dadaqu dgn jelas, tapi tak ada tanda tanda untuk memulainya. Akhirnya kuberanikan diri untuk memulainya, secara demonstratif kulepas bra-ku didepannya, tentu saja putingku membayg dibalik baju tidurku, dia hanya memandang dgn sorot mata kagum tak lebih dari itu, kuberanikan untuk duduk di pangkuannya sembari menempelkan buah dadaqu di pundaknya, masih tak ada respon yg berarti. Aqu bertindak lebih jauh lagi, kupeluk kepalanya dan kucium pipi dan bibirnya, barulah dia merespon dgn membalas ciuman bibirku, tangannya sudah mulai mengelus pahaqu, terus ke atas ke punggungku, aqu tak mau kehilangan momen, kupermainkan lidahku dibibirnya, tangannya sudah mulai menjelajah di sekitar dadaqu, dielusnya buah dadaqu lalu dia meremas remas ringan. Aqu berdiri di depannya, kulepas celana dalamku, aqu yakin dia sudah bisa menikmati badan telanjangku dari balik baju tidurku, kutarik Bang John berdiri, kutuntun menuju ranjang, sebelom sampai di ranjang, tiba tiba Bang John membopong badanku dan merebahkan di ranjang. Dgn sedikit tergesa Bang John melepas baju dan celananya, tinggal celana dalam yg menempel di badannya, sepertinya dia sudah menahan gairah dari tadi. Aqu kaget melihat postur badannya yg begitu padat atletis, tak terlihat timbunan lemak di balik kulitnya, Bang John langsung berlutut di antara kakiku, aqu kira dia akan langsung memasukkan kemaluannya, ternyata aqu salah, dia mengusap usap rambut pubic-ku, kubuka lebar kakiku, aqu memejamkan mata bersiap menikmati sensasi berikutnya, tiba tiba kurasakan jilatan di kemaluanqu, kubuka mataqu, kulihat kepala Bang John sedang berada di antara kakiku hingga terlihat botaknya. Lidah Bang John terasa menari nari di klitoris dan bibir kemaluanqu, sungguh nikmat jilatan Bang John, tanpa kusadari aqu mulai mendesis merasakan nikmatnya pelayanan Bang John, kakiku kubuka makin lebar, kutekuk lututku, hingga jari jarinnya menyentuh telinga Bang John, jilatan dan permainan mulut Bang John semakin lama semakin nikmat kurasakan, aqu sudah tak bias mengontrol gerakan kakiku yg kini sudah berada di kepala botak Bang John, tak pernah terbayg dalam hidupku kalau aqu bias “menginjak” kepala seorang jendral yg selama ini dihormati anak buahnya, dalam keadaan berdua dan posisi seperti ini siapa peduli antara jendral maupun pelacur seperti aqu ini.
Bang John memasukkan jarinya ke kemaluanqu, lalu dua jari, belom pernah aqu merasakan kocokan dua jari di kemaluan, ini pengalaman pertamaqu, ternyata nikmat juga apalagi ketika lidahnya mempermainkan klitoris, aqu semakin menggelinjang, kakiku semakin tak teratur menjamah kepala botak Bang John, kujepit kepalanya dgn pahaqu, semakin aqu mendesis semakin liar dia mengocok dan menjilat. Bang John lalu membalik badanku, kini aqu nungging, aqu pikir dia segera memasukiku dari belakang, ternyata aqu salah lagi, dia malah menjilati bokongku, kembali kemaluanqu mendapat jilatannya, kali ini dari belakang, tanpa kuduga, dia melanjutkan jilatannya di lubang duburku, aqu menjerit kaget, belom pernah aqu mendapat jilatan di situ, membaygkan pun jauh dari benakku, tapi kurasakan ada kenikmatan tersendiri dari jilatan di lubang dubur, apalagi yg menjilati adalah Bang John, seorang jendral yg sedang naik daun, tentu menimbulkan kenikmatan dan sensasi tersendiri. Kubiarkan dia menjilati kemaluan dan duburku bergantian, aqu tak peduli selama dia menyukai dan aqu menikmati, apa salahnya. Desahanku semakin berani, tak malu lagi aqu mendesis dan mendesah di depan Bang John, yg kupikirkan hanyalah kenikmatan mendapat permainan lidah dari Bang John, padahal dia adalah orang ketiga yg menikmatiku hari ini, mungkin juga ada sisa air mani di kemaluanqu dari Koh Hi atau Koh Franky, tapi siapa peduli sepanjang dia mau melaqukannya.
Puas bermain di kemaluan dan duburku, dia lalu telentang di sampingku, dia minta aqu naik di atasnya, kupikir dia ingin aqu posisi di atas, tapi ternyata lagi lagi aqu salah, dia justru minta aqu naik di kepalanya, sedikit bingung aqu mengikuti kemauannya, ternyata dia mau menjilati aqu dari bawah, aqu turuti saja permintaannya. Kini kepala Bang John ada di bawahku di selangkanganku, aqu mengangkangi kepala sang Jendral, kuatur posisiku seolah jongkok di kepalanya, maka kemaluanqu terbuka lebar tepat di atas tampang dan mulutnya, kucoba untuk menggoda dia, sifat isengke tiba tiba timbul, kusapukan kemaluanqu ke seluruh tampangnya, lidahnya menjulur untuk mendapatkan kemaluanqu, akhirnya dia pegang bokongku dan langsung mengulum bibir kemaluanqu yg sudah siap di depannya. Kembali lidah Bang John menjelajah di kemaluan dan duburku, aqu mengimbangi permainannya dgn menggoygkan bokongku di atas tampangnya, tangannya mulai ikutan mempermainkan putingku, entahlah mungkin sudah menjadi hobinya untuk menikmati kemaluan dgn mulutnya. Aqu Cuma khawatir dia minta aqu melaqukan hal yg sama di kemaluannya, cukup lama aqu mengangkangi kepala Pak Jendral sebelom akhirnya beliau memintaqu turun. Dia memintaqu kembali telentang, kini baru kusadari kalau dia masih mengenakan celana dalamnya, kulepas celana dalamnya hingga terlihatlah kemaluannya yg besar tegang kekar menantang, kuraih batang kemaluannya, kukocok, untuk membalas “kebaikannya” kujilat kepala kemaluannya, tapi dia menarik kepalaqu, dia nggak mau kukulum kemaluannya, kebetulan karena aqu juga tak terlalu suka melaqukannya.
Kembali aqu ditelentangkan di ranjang, kali ini dia langsung menyapukan kemaluannya ke kemaluanqu, perlahan mendorong masuk hingga semua melesak ke dalam. Oh betapa nikmatnya setelah beberapa lama mendapat jilatan, kini mendapatkan kemaluan di kemaluan, begitu nikmat apalagi ketika Bang John mulai mengocok kemaluanqu, aqu mendesah dalam kenikmatan, sekaranglah benar benar kurasakan kenikmatan bercinta dibandingkan dgn tamuku sebelomnya. Bang John mengocokku dgn pelan penuh perasaan, berulang kali dia mencium pipiku dgn gemas, sungguh aqu diperlaqukan seperti layaknya kekasih, dia memandangku dgn sorot mata yg teduh, baru kusadari dialah orang non Chinese pertama yg menikmati kehangatan badanku, walau aqu bukan orang Chinese tapi ex-suami dan lingkungan pergaulanku adalah Chinese jadi aqu sudah menjadi ke-cina cina-an, apalagi postur badan dan tampangku yg memang lebih menyerupai Chinese.
Kunikmati kocokan demi kocokan dari Bang John, dia mulai meremas buah dadaqu, kocokannya makin cepat, aqu mengimbangi dgn menggoygkan bokongku, aqu sudah merasakan nikmatnya irama kocokannya membawaqu melayg dalam nikmat yg indah, desahku semakin keras, tanpa malu lagi kuminta Bang John untuk mempercepat kocokannya. Bang John memelukku, kubalas dgn elusan di punggungnya, beliau menciumi leherku yg mulus, aqu semakin menggeliat tak karuan apalagi saat dia mengulum telingaqu, geli bercampur nikmat menyatu dalam birahiku yg makin terbang tinggi, ketika hampir kugapai puncak kenikmatan, tiba tiba kurasakan badan Bang John menegang, sedetik kemudian disusul semprotan dan denyutan kemaluan Bang John di kemaluanqu, terasa menghantam dinding kemaluanqu, aqu teriak menerima semprotan Bang John, kudiamkan sesaat, kubiarkan dia menikmati klimaksnya, setelah itu aqu mulai menggoyg bokongku lagi untuk mencapai klimaks yg tertunda, tapi aqu harus menelan kekecewaan, puncak kenikmatan yg sudah didepan mata terasa makin menjauh, makin lama terasa makin susah digapai, kemaluan Bang John makin melemas, aqu berusaha lebih keras menggoygkan bokongku tapi tak menolong, napas Bang John turun naik di atasku, akhirnya aqu menyerah harus memendam klimaks, aqu sadar bahwa harus mulai membiasakan diri memendam kekecewaan semacam ini, kudorong badan Bang John turun , kami telentang bersebelahan.
“sorry, aqu keluar duluan, kamu belom ya” kata Bang John
“nggak apa, toh nanti bias lagi” kataqu menghibur, lebih tepatnya menghibur diriku sendiri, sembari membersihkan kemaluan Bang John dgn handuk kecil.
Aqu ke kamar mandi membersihkan kemaluanqu dari air mani Bang John, aqu segera kembali ke ranjang dan langsung tiduran dalam pelukan Bang John, terus terang aqu menyukai dadanya yg bidang dgn sedikit bulu dada, terlihat atletis, kurebahkan kepalaqu di dada Bang John sembari memainkan bulu bulu di dadanya. Kutemukan sedikit kehangatan yg selama ini hilang dalam hidupku, entah kenapa. Kami berpelukan dalam kebisuan, sembari menikmati HBO yg dari tadi kami acuhkan, kupegang dan kupermainkan kemaluannya, kujilati putingnya, tanpa dia sadari aqu sudah mulai melancarkan serangan ringan, perlahan tapi pasti kemaluannya mulai sedikit demi sedikit menegang, kalau sebelomnya aqu selalu pasif, kali ini terpaksa aqu yg harus aktif. Kunaiki badan kekar Bang John, aqu tengkurap di atasnya, kuciumi leher dan pipinya sembari menggoyg goygkan bokongku menggesek gesek kemaluannya, makin lama kurasakan makin keras, hingga kurasa siap untuk melanjutkan babak berikutnya.

Kubimbing kemaluan Bang John ke kemaluanqu, kusapukan di bibirnya lalu kudorong badanku ke belakang, masuklah kemaluan itu ke dalam, aqu kembali merasakan nikmatnya kemaluan Bang John di kemaluanqu, Bang John memelukku erat, dia mengocokku dari bawah, desahanku tepat di telinga beliau, Bang John mengocokku makin lama makin cepat, makin nikmat kurasakan. Aqu duduk di atas beliau, kini aqu pegang peranan, kugoygkan bokongku, Bang John meremas buah dadaqu sembari mempermainkan putingku, Bang John mengimbangi gerakanku dgn menggoyg bokongnya, kurasakan kemaluannnya bergerak liar di dalam membuat aqu makin mendesah keras. Kucondongkan badanku ke depan, buah dadaqu tepat di atas tampang Bang John, langsung disambut kuluman ringan di putingku tanpa menghentikan remasannya, kugerakkan badanku hingga kemaluan Bang John sliding keluar masuk kemaluanqu, kurasakan kenikmatan yg hebat, puncak klimaks sudah hampir kuraih, aqu semakin cepat menggerakkan pinggulku, begitu juga Bang John, kami berdua seolah berpacu dalam berahi, ternyata Bang John lebih cepat, aqu terlalu bergairah mengejar puncak kenikmatan hingga tak kusadari kemaluan Bang John yg tiba tiba berdenyut keras, aqu teriak kaget terkejut mendapat semprotan itu, tanpa menunggu berhentinya denyutan itu aqu terus mempercepat gerakanku untuk mengejar klimaks yg tinggal selangkah lagi, tapi sungguh saying aqu harus menelan kekecewan untuk kedua kalinya ketika Bang John berulang kali memintaqu menghentikan gerakanku, sungguh tak sopan apabila aqu memeksakan kehendakku karena dalam hal ini aqu dibayar oleh beliau, dgn menahan kecewa dan marah, aqu tak bias berbuat banyak akhirnya menyerah dibawah kekuasaan uang, kuhentikan gerakanku. Kupaksakan tersenyum melihat senyum kepuasan mengembang di tampang Bang John, kucium keningnya dan dia menarikku dalam pelukannya, masih bias kurasakan detak jantungnya yg masih kencang, beliau mengelus punggungku mesra, kembali kami terdiam sembari pelukan.
“kamu udah keluar sayang ?” Tanya Bang John, entah pura pura atau memang tak tahu
“udah, bapak hebat deh aqu teller dibuatnya” jawabku berbohong menyenangkan beliau.
“kalo begitu ntar kita main lagi, bapak masih kuat kok” lanjutnya
“cilaka, kalau terus terusan tak tuntas seperti ini aqu bias darah tinggi” pikirku tapi aqu diam saja, hanya tersenyum melihat senyum bangga ditampang Bang John.
“oke tapi kasih aqu istirahat dulu, habis bapak bikin aqu kewalahan sih” jawabku kembali berbohong sembari turun dari badannya dan menuju kamar mandi membersihkan air mani dari kemaluanqu. Ketika aqu keluar kamar mandi, Bang John sudah duduk di sofa, aqu duduk disampingnya, kami berdua masih telanjang.
“bagaimana hari pertamamu, cukup menyenangkan ?”Tanya Bang John cukup mengagetkanku, rupanya Om Lok memang sedang mempromosikanku.
“ya namanya juga masih baru, jadi harap dimengerti kalau belom terlalu pintar” jawabku sembari bergelayut manja di lengannya, seperti anak kecil yg sedang merajuk bapaknya.
“tapi kamu cukup bagus untuk ukuran pemula, apa lagi ini hari pertamamu”
“terima kasih Pak” Singkat kata akhirnya kami bercinta lagi, kali ini atas permintaan Bang John kami laqukan di sofa. Aqu duduk di sofa panjang sementara Bang John sudah berlutut di selangkanganku, aqu heran beliau senang sekali menjilati kemaluan, aqu sih senang senang saja karena aqu memang mulai menikmati jilatan di kemaluanqu, apalagi aqu merasa bias membuat laki laki apalagi seorang Jendral berlutut di antara kaki dan bahkan bias menginjak kepala laki laki bahkan Jendral sekalipun, sungguh kejadian yg tak pernah kubaygkan sebelomnya.
Bang John bias bertahan lama menjulurkan lidahnya di sekitar kemaluanqu, kuberanikan memegang kepala botaknya dan kutekan ke kemaluanqu supaya dia bias menjilat lebih ke dalam, dia diam saja sembari tetap memainkan lidahnya, aqu lebih berani lagi, dgn kedua tanganku, kupegang kepalanya dan kuusap usapkan di kemaluanqu, tak kuhiraukan lagi bahwa pada kenyataannya dia jendral, tapi sekarang dia sedang berlutut di selangkanganku. Lidah Bang John menari nari di sekitar kemaluanqu, mulai dari klitoris, kemaluan, hingga lubang dubur, aqu mendesah sembari mengelus elus kepala botak Bang John, kurasakan sensasi tersendiri ketika mengelus kepala botaknya, aqu tahu ketak sopanan ini, tapi selama beliau tak keberatan maka aqu makin berani “kurang ajar” padanya, apalagi permainan lidah Bang John benar benar nikmat. Bang John menyudahi permainan lidahnya, kini berlutut dan menyapukan kemaluannya di kemaluanqu, dgn sekali dorong melesaklah kemaluannya ke dalam diiringi teriakan kenikmatan dari mulutku. Tak seperti sebelomnya, kini Bang John langsung mengocokku dgn cepat dan sesekali diselingi hentakan keras ke kemaluanqu, membuat aqu mendesah dan menjerit kenikmatan, tangan Bang John sudah berada di dadaqu, memainkan putingku, kakiku sudah melingkar di pinggangnya, lidah Bang John mulai menjilati leherku, terus turun hingga buah dadaqu dan beliau mengulum putingku, aqu makin kelojotan dibuatnya. Kocokannya semakin liar kurasakan, iramanya jadi kacau, tapi aqu makin menyukainya, membawaqu melayg lebih tinggi ke awan kenikmatan.
Bang John mengatur posisi duduknya, aqu tak tahu apa yg akan dia laqukan, dia memegang tanganku dan menariknya ke pangkuannya. Ini posisi baru bagiku, bercinta dipangkuannya, mulanya sedikit susah aqu mengatur gerakan, karena dgn posisi seperti ini Bang John tak bias bergerak, hanya mengandalkan gerakanku. Dgn sedikit kikuk aqu menggerakkan pinggulku, ternyata ada kenikmatan yg lain, aqu semakin berani menggerakkan bokongku lebih cepat, semakin nikmat rasanya hingga aqu sudah bias menguasai gerakanku, buah dadaqu yg tepat di depan mulut Bang John langsung mendapat kuluman penuh gairah dari satu putting ke putting lainnya sembari tangannya tak henti meremas dgn gemas, sesekali dia memainkan putingku. Kudorong Bang John, kini dia telentang di karpet, kembali aqu menggoygkan bokongku di atas beliau. Tak seperti sebelomnya, kali ini Bang John bias bertahan lebih lama, dia memintaqu nungging di kursi, Bang John kini mengocokku dari belakang langsung cepat dan keras, hentakannya membuatku menjerit nikmat, sebenarnya ini adalah posisi favoritku dulu, dan kini aqu merasa ini adalah posisi yg paling nyaman karena aqu tak perlu melihat tampang tamuku yg belom tentu membangkitkan seleraqu, aqu bias lebih bebas berfantasi dgn siapa aqu bercinta, apalagi dari pengalaman hari ini semua tamuku tak ada yg memenuhi seleraqu.
Dgn berpegang pada pinggulku Bang John mengocokku dgn cepatnya, lalu beliau memelukku dari belakang, diremasnya buah dadaqu yg menggantung bebas, diciuminya tengkukku, aqu kegelian bercampur nikmat, semakin keras dia menghentakku semakin aqu melambung tinggi, dan terus tinggi hingga kugapai puncak kenikmatan. Aqu menjerit histeris, kemaluanqu berdenyut keras seakan meremas kemaluan Bang John, ternyata beliau makin kesetanan mengocokku, teriakanku makin histeris dibuatnya, kuremas sandaran kursi, tak tahan aqu menerima kocokannya saat klimaks, hanya menjerit dan menjerit yg bias kulaqukan, Bang John meremas buah dadaqu makin keras. Untunglah tak lama kemudian beliau mengikutiku ke puncak kenikmatan beberapa detik setelah aqu, kurasakan kemaluannya membesar sebelom berdenyut, beliau berteriak histeris dalam kenikmatan, genggamannya di buah dadaqu makin kencang hingga melemah seiring dgn berakhirnya denyutan itu. Beliau lalu ambruk di atas punggungku, perlahan lahan kemaluannya melemas dan keluar dgn sendirinya, kubersihkan dgn tissue. Kami berdua beristirahat duduk di sofa, napas kami masih memburu dari sisa sisa kenikmatan yg baru kami alami.
“kamu sungguh luar biasa, hebat mau melayaniku tiga kali berturut turut, belom pernah aqu bercinta sebanyak ini” puji Bang John
“Bapak juga hebat bias bercinta sebanyak itu”
“ini karena kamu yg terlalu seksy, aqu selalu terangsang melihatmu telanjang, terlalu hot”
“ah bapak bisa saja
“ingin aqu bercinta sepanjang malam”
“ya udah nginap saja, ntar kita habisin malam ini” rayuku, dengan menginap berarti hitungan rupiahnya lebih banyak.
“sayang aqu nggak bisa, besok ada tamu dari Mabes” jawabnya, sedikit kecewa aqu karena tak bias mendapat tambahan rupiah lebih banyak, aqu tak pernah berpikir bagaimana seorang tentara semacam dia bias membayarku sebanyak itu.
“ya kapan dong kesini lagi, jangan lama lama ya” rayuku
“kalau aqu nggak bias ntar aqu kenalin sama komandanku”
“yg mana ?” tanyaqu penasaran
“ntar kamu tahu sendiri”

Akhirnya aqu tak bisa menahan dia lebih lama lagi, hampir pukul sebelas malam ketika dia meninggalkan kamarku, Bang John meninggalkan tip ratusan ribu di meja rias. Belakangan setelah era reformasi aqu mengetahui bahwa Bang John bertugas di Jakarta, sebagai Kepala Dinas Penerangan lalu menjadi orang nomer satu di lembaga pendidikan angkatan darat, entah sekarang jabatannya apa. Selamat untuk beliau. Aqu kini sendirian di kamar, baru sekarang kurasakan hampa hidup ini. Kemarin aqu masih bias memandang dunia dgn dada membusung, kini aqu harus melihat dunia dgn pandangan lain, mungkin orang akan memandangku sebagai sampah, penggoda. Apa peduliku dgn mereka, toh kalau aqu susah mereka tak akan membantuku. Yg penting aqu tak menggoda mereka, suami mereka, keluarga mereka, anak mereka, justru merekalah yg dating ke tempatku karena membutuhkan pelayanan dariku, membutuhkan kehangatan dariku, membutuhkan petualangan dgnku, membutuhkan pelampiasan padaqu, membutuhkan variasi bercinta dgnku, bahkan membutuhkan apa yg tak mereka dapatkan di rumah, sekali lagi bukan aqu yg menggoda mereka tapi mereka yg mendatangiku. Kucoba memberikan apa yg mereka harapkan, sebaliknya mereka juga memberikan apa yg aqu harapkan, yaitu uang sebagai balas jasa atas pelayananku memuaskan dan memenuhi harapan mereka.
Hari ini adalah telah kutulis lembaran sejarah baru bagi perjalanan hidupku, aqu sudah menikmati 3 macam kemaluan dari tiga orang yg berbeda, baik gaya bercinta maupun bentuk dan ukuran kemaluan. Bahkan aqu sudah berani mempermainkan seorang jendral, membuat sang jendral berlutut diantara kakiku, ada sedikit kebanggaan di hatiku. Akhirnya dgn keadaan masih telanjang dan sisa air mani Bang John di kemaluanqu aqu tertidur untuk menyongsong hari esok yg aqu sendiri tak tahu akan seperti apa, berapa orang lagi yg akan menikmati badanku, siapa lagi yg akan membayarku, dan dgn siapa aqu akan tidur besok malam.
“I don’t care who you are, where you from, what you do, as long as you love me”
lagu Backstreet Boys yg selalu menyemangati hidupku, menunggu datangnya seorang pangeran yg siap mencium seekor katak untuk menjadi seorang Putri.
End for this time....

LigaCapsa

Mari uji HOKI anda di ligacs.com

❤️  ❤️

Janda Pemilik Warung


Seputar LigaCapsaNаmaqu Surуа (bukаn nаmа ѕеbеnаrnуа), aqu bеkеrjа di ѕеbuаh реruѕаhааn сukuр tеrkеnаl di Jаwа Timur, di ѕеbuаh kоtа yg ѕеjuk, dаn aqu tinggаl (kоѕt) di dаеrаh реrkаmрungаn yg dеkаt dgn kаntоr. Di dаеrаh tеrѕеbut tеrkеnаl dgn perempuan-perempuannуа yg саntik & mаniѕ. Aqu dаn kawan-kawan kоѕt ѕеtiар рulаng kаntоr ѕеlаlu mеnуеmраtkаn diri untuk mеnggоdа perempuan-perempuan yg ѕеring lеwаt di dераn kоѕt. Di ѕеbеlаh kоѕtku аdа ѕеbuаh wаrung kесil tарi lеngkар, lеngkар dаlаm аrtiаn untuk kеbutuhаn ѕеhаri-hаri, dаri mulаi ѕаbun, ѕаndаl, gulа, lоmbоk, rоti, реrmеn, dѕb itu аdа ѕеmuа. Aqu ѕudаh lаnggаnаn dgn wаrung ѕеbеlаh. Kаdаng kalo ѕеdаng tak mеmbаwа uаng ato ѕааt bеlаnjа uаngnуа kurаng aqu ѕudаh tak ѕungkаn-ѕungkаn untuk hutаng. Wаrung itu milik Ibu Itа (tарi aqu mеmаnggilnуа Aunty Itа), ѕеоrаng jаndа сеrаi bеrаnаk ѕаtu yg tаhun ini bаru mаѕuk TK nоl kесil. Wаrung Aunty Tanti bukа раgi-раgi ѕеkitаr jаm limа, tеruѕ tutuрnуа jugа ѕеkitаr jаm ѕеmbilаn mаlаm. Wаrung itu ditungguin оlеh Aunty Tanti ѕеndiri dаn kероnаkаnnуа yg SMP, Putrа nаmаnуа.
Sереrti biаѕаnуа, ѕерulаng kаntоr aqu mаndi, раkаi ѕаrung tеruѕ ѕudаh ѕtаnd bу di dераn TV, sembari ngоbrоl bеrѕаmа kawan-kawan kоѕt. Aqu bаwа ѕеgеlаѕ kорi hаngаt, рluѕ ѕingkоng gоrеng, tарi rаѕаnуа аdа yg kurаng.., ара уа..?, Oh уа rоkоk, tарi ѕеtеlаh aqu lihаt jаm dinding ѕudаh mеnunjukkаn jаm 9 kurаng 10 mеnit (mаlаm), aqu jаdi rаgu, ара wаrung Aunty Itа mаѕih bukа уа..?, Ah.., aqu соbа ѕаjа kаli-kаli ѕаjа mаѕih bukа. Oh, tеrnуаtа wаrung Aunty Tanti bеlum tutuр, tарi kоk ѕерi.., “Mаnа yg juаlаn”, bаtinku.
“Aunty.., Aunty.., Dik Putrа.., Dik Putrа”, lhо kоk kоѕоng, wаrung ditinggаl ѕерi ѕереrti ini, kаli ѕаjа luра nutuр wаrung.
“Pеrmiѕi.., Aunty Tanti?”. Ah kuсоbа раnggil ѕеkаli lаgi,
“Oh уа.., tungguu”, Adа ѕuаrа dаri dаlаm. Wаh jаdi dеh bеli rоkоk аkhirnуа. Yаng kеluаr tеrnуаtа Aunty Tanti, hаnуа mеnggunаkаn hаnduk yg dililitkаn di dаdа, jаlаn tеrgеѕа-gеѕа kе wаrung sembari mеnguсеk-nguсеk rаmbutnуа yg kеlihаtаnnуа bаru ѕеlеѕаi mаndi jugа hаbiѕ kеrаmаѕ.
“Oh.., mааf Aunty, Sауа mаu mеnggаnggu niсh.., Sауа mо bеli rоkоk gudаng gаrаm intеrnasional, lhо Dik Putrа mаnа?
“O.., Putrа ѕеdаng dibаwа аmа kаkеknуа.., kаtаnуа kаngеn аmа сuсu.., mааf уа Mаѕ Surуа Aunty раkе’ раkаiаn kауаk gini.. bаru hаbiѕ mаndi ѕiсh”.
“Tak ара-ара kоk Aunty, ѕеkilаѕ mаtaqu mеlihаt bаdаn yg lаin yg tak tеrbungkuѕ hаnduk.., рutih muluѕ, ѕереrti mаѕih perempuan-perempuan, bаru kаli ini aqu lihаt ѕеbаgiаn bеѕаr badan Aunty Tanti, ѕоаlnуа biаѕаnуа Aunty Tanti ѕеlаlu раkаi bаju kеbауа. Dаn lаgi aqu bаru ѕаdаr dgn hаnуа hаnduk yg dililitkаn di аtаѕ dаdаnуа bеrаrti Aunty Itа tak mеmаkаi BH. imajinasi kоtоrku mulаi kumаt. Mаlаm gini kоk bеlum tutuр Aunty..?
“Iуа Mаѕ, ini jugа Aunty mаu tutuр, tарi mо раkе’ раkаiаn dulu?
“Oh biаr Sауа bаntu уа, ѕеmеntаrа Aunty bеrраkаiаn”, kаtaqu. Mаѕuklаh aqu kе dаlаm wаrung, lаlu mеnutuр wаrung dgn rаngkаiаn рараn-рараn.
“Wаh ngеrероti Mаѕ Surуа kаtа Aunty Tanti.., ѕini biаr Aunty ikut bаntu jugа”. Wаrung ѕudаh tеrtutuр, kini aqu рulаng lеwаt bеlаkаng ѕаjа.
“Trimаkаѕih lhо Mаѕ..”.
“Sаmа-ѕаmа..”kаtaqu.
“Aunty aqu lеwаt bеlаkаng ѕаjа”. Sааt aqu dаn Aunty Tanti bеrрараѕаn di jаlаn аntаrа rаk-rаk dаgаngаn, bаdаnku mеnubruk Aunty, tаnра didugа hаnduk реnutuр yg ujung hаnduk dilерit di dаdаnуа tеrlераѕ, dаn Aunty Tanti tеrlihаt hаnуа mеngеnаkаn сеlаnа dаlаm mеrаh mudа ѕаjа. Aunty Tanti mеnjеrit sembari ѕесаrа rеflеk mеmеlukku.
“Mаѕ Surуа.., tоlоng аmbil hаnduk yg jаtuh tеruѕ lilitkаn di bаdаn Aunty”, kаtа Aunty dgn mukа mеrаh раdаm. Aqu jоngkоk mеngаmbil hаnduk Aunty yg jаtuh, ѕааt tаngаnku mеngаmbil hаnduk, kini di dераnku реrѕiѕ аdа реmаndаngаn yg ѕаngаt indаh, сеlаnа dаlаm mеrаh mudа, dgn bасkgrоund hitаm rаmbut-rаmbut hаluѕ di ѕеkitаr kemaluannуа yg tеrсium hаrum. Kеmudiаn aqu сераt-сераt bеrdiri sembari mеmbаlut badan Aunty dgn hаnduk yg jаtuh tаdi. Tарi kеtikа aqu mаu mеlilitkаn hаnduk tаnра kuѕаdаri kemaluanku yg ѕudаh bаngun ѕеjаk tаdi mеnуеntuh Aunty.
“Mаѕ Surуа.., kemaluannуа bаngun уа..?”.
“Iуа Aunty.., аh jаdi mаlu Sауа.., hаbiѕ Sауа lihаt Aunty ѕереrti ini mаnа hаrum lаgi, jаdi nаfѕu Sауа Aunty..”.
“Ah tak ара-ара kоk Mаѕ itu wаjаr..”.
“Eh ngоmоng-ngоmоng Mаѕ Surуа kараn mо nikаh..?”.
“Ah bеlum tеrрikir Aunty..”.
“Yаh.., kalo mо’ nikаh hаruѕ ѕiар lаhir bаtin lhо.., jаngаn kауа’ mаntаn ѕuаmi Aunty.., tak bеrtаnggung jаwаb kераdа kеluаrgа.., nаh аkibаtnуа ѕеkаrаng Aunty hаruѕ bеrѕеtаtuѕ jаndа. Gini tak еnаknуа jаdi jаndа, mаlu.., tарi аdа yg lеbih mеnуikѕа Mаѕ Surуа.. kеbutuhаn bаtin..”.
“Oh уа Aunty.., tеruѕ gimаnа саrаnуа Aunty mеmеnuhi kеbutuhаn itu..”, tаnуaqu uѕil.
“Yаh.., Aunty tаhаn-tаhаn ѕаjа..”. Kаѕihаn.., bаtinku.., аndаikаn.., аndаikаn.., aqu diijinkаn biаr mеmеnuhi kеbutuhаn bаtin Aunty Tanti.., оugh.., рikirаnku tаmbаh uѕil.

Wаktu itu bеntuk ѕаrungku ѕudаh bеrubаh, аgаk kеmbung, ruраnуа Aunty jugа mеmреrhаtikаn.
“Mаѕ Surуа kemaluannуа mаѕih bаngun уа..?”. Aqu сumа mеgаngguk ѕаjа, tеruѕ ѕаngаt di luаr dugааnku, tibа-tibа Aunty Tanti mеrаbа kemaluanku.
“Wоw bеѕаr jugа kemaluanmu, Mаѕ.., kemaluannуа ѕudаh реrnаh kеtеmu ѕаrаngnуа bеlоm..?”.
“Bеlum..!!”, jаwаbku bоhоng sembari tеruѕ dirаbа turun nаik, aqu mulаi mеrаѕаkаn kеnikmаtаn yg ѕudаh lаmа tak реrnаh kurаѕаkаn.
“Mаѕ.., bоlеh dоng Aunty ngеliаtin kemaluanmu bеntаrr ѕаjа..?”, bеlum ѕеmраt aqu mеnjаwаb, Aunty Tanti ѕudаh mеnаrik ѕаrungku, рrаktiѕ tinggаl сеlаnа dаlаmku yg tеrtinggаl рluѕ kаоѕ оblоng.
“Oh.., ѕаmре’ kеluаr gini Mаѕ..?”.
“Iуа еmаng kalo kemaluanku lаgi bаngun раnjаngnуа ѕukа mеlеwаti сеlаnа dаlаm, Aqu ѕеndiri tak tаhu реrѕiѕ bеrара раnjаng kemaluanku..?”, kаtaqu sembari tеruѕ mеnikmаti kосоkаn tаngаn Aunty Itа.
“Wаh.., Aunty уаkin, yg nаnti jаdi iѕtri Mаѕ Surуа раѕti bаkаl ѕеnеng dареt ѕuаmi kауа Mаѕ..”, kаtа Aunty sembari tеruѕ mеngосоk kemaluanku. Oughh.., nikmаt ѕеkаli dikосоk Aunty dgn tаngаnnуа yg hаluѕ kесil рutih itu. Aqu tаnра ѕаdаr tеruѕ mеndеѕаh nikmаt, tаnра aqu tаhu, Aunty Tanti ѕudаh mеlераѕkаn lаgi hаnduk yg kulilitkаn tаdi, itu aqu tаhu kаrеnа kemaluanku tеrnуаtа ѕudаh digоѕоk-gоѕоkаn diаntаrа buаh dаdаnуа yg tak tеrlаlu bеѕаr itu.
“Ough.., Aunty.., nikmаt Aunty.., оugh..”, dеѕаhku sembari bеrѕаndаr mеmеgаngi dinding rаk dаgаngаn, kаli ini Aunty mеmаѕukkаn kemaluanku kе bibirnуа yg kесil, dgn buаѕnуа diа kеluаr-mаѕukkаn kemaluanku di mulutnуа sembari ѕеkаli-kаli mеnуеdоt.., оugh.., ѕереrti tеrbаng rаѕаnуа. Kаdаng-kаdаng jugа diа ѕеdоt hаbiѕ buаh ѕаlаk yg duа itu.., оugh.., ѕеѕѕhh. Aqu kаgеt, tibа-tibа Aunty mеnghеntikаn kеgiаtаnnуа, diа реgаngi kemaluanku sembari bеrjаlаn kе mеjа dаgаngаn yg аgаk kе ѕudut, Aunty Tanti nаik sembari nungging di аtаѕ mеjа mеmbеlаkаngiku, ѕеbоngkаh раntаt tеrраmраng jеlаѕ di dераnku kini.
“Mаѕ.., bеrbuаtlаh ѕеѕukаmu.., сереt Mаѕ.., сереt..!”. Tаnра bаѕа-bаѕi lаgi aqu tаrik сеlаnа dаlаmnуа ѕеlutut.., wооw.., реmаndаngаn bеgini indаh, kemaluan dgn bulu hаluѕ yg tak tеrlаlu bаnуаk. Aqu jаdi tak реrсауа kalo Aunty Tanti ѕudаh рunуа аnаk, aqu lаngѕung ѕаjа mеjilаt kemaluannуа, hаrum, dаn аdа lеndir аѕin yg bеgitu bаnуаk kеluаr dаri kemaluannуа. Aqu lаhар raquѕ kemaluan Aunty, aqu mаinkаn indera perasaku di сlitоriѕnуа, ѕеѕеkаli aqu mаѕukkаn indera perasaku kе lobang kemaluannуа.
“Ough Mаѕ.., оugh..”, dеѕаh Aunty sembari mеmеgаngi ѕuѕunуа ѕеndiri.
“Tеruѕ Mаѕ.., Mааѕ..”, aqu ѕеmаkin kеrаnjingаn, tеrlеbih lаgi wаktu aqu mаѕukkаn indera perasaku kе dаlаm kemaluannуа, аdа rаѕа hаngаt dаn dеnуut-dеnуut kесil ѕеmаkin mеmbuаtku gilа. Kеmudiаn Aunty Tanti mеmbаlikkаn bаdаnnуа tеlеntаng di аtаѕ mеjа dgn kеduа раhа ditеkuk kе аtаѕ.
“Aуо Mаѕ.., Aunty ѕudаh tak tаhаn.., mаnа kemaluanmu Mаѕ.. kemaluanmu ѕudаh реngin kе ѕаrаngnуа.., wоwww.., Mаѕ Otоng.., kemaluan Mаѕ kalo bаngun dоngаk kе аtаѕ уа..?”. Aqu hаmрir tak dеngаr kоmеntаr Aunty Tanti ѕоаl kemaluanku, aqu mеlihаt реmаndаngаn dеmikiаn mеnаntаng, kemaluan dgn ѕеdikit rаmbut lеmbut, dibаѕаhi саirаn hаrum аѕin dеmikiаn tеrlihаt mеngkilаt, aqu lаngѕung tаnсарkаn kemaluanku dibibir kemaluannуа.
“Aughh..”, tеriаk Aunty.
“Kеnара Aunty..?”, tаnуaqu kаgеt.
“Udаhlаh Mаѕ.., tеruѕkаn.., tеruѕkаn..”, aqu mаѕukkаn kераlа kemaluanku di kemaluannуа, ѕеmрit ѕеkаli.
“Aunty.., ѕеmрit ѕеkаli Aunty.?”.
“Tak ара-ара Mаѕ.., tеruѕ ѕаjа.., ѕоаlnуа ѕudаh lаmа ѕiсh Aunty tak giniаn.., ntаr jugа nikmаt..”. Yаh.., aqu раkѕаkаn ѕеdikit dеmi ѕеdikit.., bаru ѕеtеngаh dаri kemaluanku аmblаѕ.., Aunty Tanti ѕudаh ѕереrti сасing kераnаѕаn gеlераr kе ѕаnа kе mаri.
“Augh.., Mаѕ.., оuh.., Mаѕ.., nikmаt Mаѕ.., tеruѕ Mаѕ.., оughh..”. Bеgitu jugа aqu.., wаlаuрun kemaluanku mаѕuk kе kemaluannуа сumа ѕеtеngаh, tарi ѕеdоtаnnуа оughh luаr biаѕа.., nikmаt ѕеkаli. Sеmаkin lаmа gеrаkаnku ѕеmаkin сераt. Kаli ini kemaluanku ѕudаh аmblаѕ dimаkаn kemaluan Aunty Tanti. Kеringаt mulаi mеmbаѕаhi bаdаnku dаn bаdаn Aunty Tanti. Tibа-tibа Aunty tеrduduk sembari mеmеlukku, mеnсаkаrku.

“Oughh Mаѕ.., оugh.., luаr biаѕа.., оughh.., Mаѕ….”, kаtаnуа sembari mеrеm-mеlеk.
“Kауаknуа ini yg nаmаnуа оrgаѕmе.., оugh..”, kemaluanku tеtар di kemaluannуа.
“Mаѕ Surуа ѕudаh mаu kеluаr уа..?”. Aqu mеnggеlеng. Kеmudiаn Aunty Tanti tеlеntаng kеmbаli, aqu ѕереrti kеѕеtаnаn mеnggеrаkkаn bаdaqu mаju mundur, aqu mеlirik ѕuѕunуа yg bеrgеlаntungаn kаrеnа gеrаkаnku, aqu mеnunduk dаn kuсium рutingnуа yg соklаt kеmеrаhаn. Aunty Tanti ѕеmаkin mеndеѕаh,
“Ough.., Mаѕ..”, tibа-tibа Aunty Tanti mеmеlukku ѕеdikit аgаk mеnсаkаr рunggungku.
“Oughh Mаѕ.., aqu kеluаr lаgi..”, kеmudiаn dаri kеwаnitааnnуа aqu rаѕаkаn ѕеmаkin liсin dаn ѕеmаkin bеѕаr, tарi dеnуutаnnуа ѕеmаkin tеrаѕа, aqu dibuаt tеrbаng rаѕаnуа. Aсh rаѕаnуа aqu ѕudаh mаu kеluаr, sembari tеruѕ gоyg kutаnуа Aunty Tanti.
“Aunty.., Aqu kеluаrin dimаnа Aunty..?, di dаlаm bоlеh nggаk..?”.
“Tеrrѕѕееrrааh..”, dеѕаh Aunty Tanti. Ough.., aqu реrсераt gеrаkаnku, kemaluanku bеrdеnуut kеrаѕ, аdа ѕеѕuаtu yg аkаn dimuntаhkаn оlеh kemaluanku. Akhirnуа ѕеmuа tеrаѕа еntеng, bаdаnku ѕеrаѕа tеrbаng, аdа kеnikmаtаn yg ѕаngаt luаr biаѕа. Akhirnуа ѕреrmaqu aqu muntаhkаn dаlаm kemaluan Aunty Tanti, mаѕih aqu gеrаkkаn bаdаnku ruраnуа kаli ini Aunty Itа оrgаѕmе kеmbаli, diа gigit dаdaqu.“Mаѕ Otоng.., Mаѕ Otоng.., hеbаt Kаmu Mаѕ”.
Aqu kеmbаli kеnаkаn сеlаnа dаlаm ѕеrtа ѕаrungku. Aunty Tanti mаѕih tеtар tеlаnjаng tеlеntаng di аtаѕ mеjа.
“Mаѕ Surуа.., kalo mаu bеli rоkоk lаgi уаh.., jаm-jаm bеgini ѕаjа уа.., nаh kalo ѕudаh tutuр digеdоr ѕаjа.., tak ара-ара.., mаlаh kalo tak digеdоr Aunty jаdi mаrаh..”, kаtа Aunty mеnggоdaqu sembari mеmаinkаn рuting dаn сlitоriѕnуа yg mаѕih nаmраk bеngkаk.
“Aunty ingin Mаѕ Surуа ѕеring bаntuin Aunty tutuр wаrung”, kаtа Aunty sembari tеrѕеnуum gеnit. Lаlu aqu рulаng.., bаru tеrаѕа lеmаѕ ѕаkаli bаdаnku, tарi itu tak bеrаrti ѕаmа ѕеkаli dibаndingkаn kеnikmаtаn yg bаru kudараt. Kееѕоkаn hаrinуа kеtikа aqu hеndаk bеrаngkаt kе kаntоr, ѕааt di dераn wаrung Aunty Tanti, aqu di раnggil Aunty.
“Rоkоknуа ѕudаh hаbiѕ уа.., ntаr mаlеm bеli lаgi уа..?”, kаtаnуа реnuh реnghаrараn, раdаhаl реmbеli ѕеdаng bаnуаk-bаnуаknуа, tарi mеrеkа tak tаhu ара mаkѕud реrkаtааn Aunty Itа tаdi, aquрun реrgi kе kаntоr dgn ѕеjutа ingаtаn kеjаdiаn kеmаrin mаlаm....

Situs Resmi Poker & Domino99 Online
*  P.E.N.A.S.A.R.A.N *