LigaCapsa~ Asmiranda pulang kerja dgn berjalan kaki. Waktu itu jalanan cukup sepi, sementara suara guruh sesekali terdengar. Awan nampak mendung dilangit malam itu. Perempuan yg tingginya sekitar 170 cm, dgn badan langsing, kakinya juga jenjang mempercepat jalannya. Pukul 20:00 jalanan diluar rumah Asmiranda, sepi dari mobil yg lewat. Penduduk kota sudah tahu akan ada badai besar malam itu. Kelima bajingan yg berbadan kekar itu mengendap-endap memasuki pekarangan rumah. Mereka mau membalas perempuan bertampang melankolis itu yg memergoki mereka mencuri minuman keras tadi, dgn melaporkan kepada security setempat. Mereka berencana berpesta memperkosa perempuan itu habis-habisan sebagai balasannya.
“Sssstttt…..hati-hati jangan berisik…..ayo sini….” Bisik Morgan sembari memberi aba-aba untuk segera maju bersembunyi dikebun rumah Asmiranda yg penuh semak-semak. Sementara itu Asmiranda tak mengetahui kalo dirinya diikuti oleh para bajingan sedari sepulang kerja. Perempuan itu menyalakan kran air mandi, lalu menuju kekamarnya. Asmiranda menyalakan lagu disco, sembari melepaskan baju kerjanya. Di kebun para bajingan sudah mulai mengendap- endap sembari menyusun rencana untuk masuk ke dalem rumah. Edi dan Parkingson mendapat tugas mengawasi jalanan, sedangkan Morgan membuka pintu depan, Johandy dan Bertrand mencari jalan masuk lewat belakang. Pada waktu itu secara tak sengaja Johandy melewati jendela kamar Asmiranda yg sedang membuka baju kerjanya. Roknya berada diatas ranjang, sementara Asmiranda yg badannya cuma terbungkus kemeja kerja dan celana dalem sembari berdisco membuka kancing kemejanya. Johandy segera memanggil Bertrand untuk melihat pemandangan itu. Mereka menelan ludah melihat Asmiranda yg meliuk-liuk merangsang menari disco. Ukuran dadanya yg sekitar 36B terlihat jelas belahannya sewaktu perempuan itu sudah melepas kemejanya.
“Wow, Johandy… lihat itu dadanya….aku ingin segera mencicipi badannya….” Bisik Bertrand tanpa melepaskan padangan matanya menatap badan Asmiranda yg hanya mengenakan baju dalem.
“He…he….he…sabar, Nard…nanti kita cicipi sama-sama, sampai pagi!” sahut Johandy yg makin bernapsu melihat hal itu. Beberapa waktu kemudian Asmiranda beranjak menuju kekamar mandi. Sementara itu Morgan yg berhasil membuka pintu depan segera memberi aba-aba pada kawan-kawannya untuk masuk. Para bajingan itu sudah memperhitungkan segalanya, mereka mengunci pintu dari dalem sehingga nanti mereka bebas bertindak. Kabel telpon sudah mereka putus, perempuan itu tinggal sendirian dan lagi badai yg akan datang sangat menguntungkan rencana mereka. Dgn leluasa mereka masuk ke kamar perempuan itu. Parkingson membuka kulkas, yg lain masuk ke kamar Asmiranda. Edi memeriksa lemari pakaian Asmiranda.
“Heehh….lihat apa yg kutemukan!” sembari menunjukkan barang temuannya. Johandy segera menyahut celana dalem itu.
“Hmmmmm….mmmm…” Johandy mencium celana dalem.
“Ingat aku yg pertama bercinta dgnnya!” sahutnya sembari tersenyum penuh arti. Para bajingan itu tak sabar membaygkan apa yg akan mereka nikmati. Lalu mereka mengambil posisi untuk bersembunyi. Asmiranda selesai mandi menuju keruang tengah. Badannya hanya terbalut oleh baju dalem dan kemeja putih, duduk menikmati acara TV kabel. Waktu itu pukul 20:30, perempuan itu sama sekali tak menaruh curiga bahwa ada orang lain dalem rumahnya. Tiba-tiba dari arah belakang salah seorang bajingan maju mendekap badannya. Asmiranda terkejut dan segera berontak melepaskan diri.
“EVER BEEN GANG RAPED BABY? DON’T KNOW WHAT YOU BEEN MESSIN! YOU STILL REMEMBER US DON’T YOU……” ejek Edi. Asmiranda segera mengenali wajah itu menjadi ketakutan sekali, ia tak menygka kalo para bajingan itu benar-benar melaksanakan ancamannya. Johandy maju menerkamnya tiba-tiba, perempuan itu menjerit ketakutan sewaktu berhasil dipeluk. Ia meronta-ronta dan menendang Johandy. Tanpa disadarinya tendangannya mengenai selangkangan Johandy membuatnya meringis kesakitan dan melepaskan dekapannya. Asmiranda segera melepaskan diri dan lari menuju pintu depan. Para bajingan segera mengejarnya sembari menyorakinya. Dgn sekuat tenaga pintu depan itu berusaha dibuka, namun usahanya sia-sia.
“Wooooo……woooooo……ha…ha…ha….ayo sayg, mau lari kemana kamu hah….ayo sini…ha…ha….ha…” Ejek para bajingan yg mengejarnya dari belakang. Asmiranda segera dikepung oleh para bajingan. Mereka menyoraki ketak berdayaannya. Asmiranda didesak terus sampai merapat kedinding, Johandy yg tadi meringis kesakitan mulai maju. Pada waktu perempuan itu hampir putus asa, ia berhasil berkelit dari kepungan bajingan itu, lolos dan lari menuju ke dapur, Asmiranda bermaksud lari lewat pintu belakang. Para bajingan segera mengejarnya lagi. Nasib sial bagi Asmiranda, begitu tangannya berhasil menyentuh gagang pintu, para bajingan berhasil menangkapnya kembali. Rambut pirang Asmiranda yg panjangnya sebahu terjambak, sehingga ia tak bisa berbuat apa-apa.
“Aaaahhhh….aammpun…aaah” pinta Asmiranda, sementara para bajingan tersenyum sinis memandangnya.
“Sayg…. Kami akan memberimu pengalaman yg tak akan kau lupakan! kau tadi telah merusak acara pesta kami, sekarang kau harus membayarnya dgn badanmu yg indah itu……ha…ha..ha…, oya kau juga akan menyesal telah menendang punyaku, akan kujoblos kau sampai mampus! ” Johandy maju dari kerumunan kawannya. Asmiranda tak berdaya, rambutnya dijambak sementara tangannya dilipat kebelakang. Dari dapur ia diseret menuju ruang tamu waktu itu pukul 20:45. Disana ia dikelilingi oleh kelima bajingan sembari didorong-dorong.
“Sayg, kita akan berpesta dgnmu!” seru Edi tak sabar sembari mendorong ke arah Bertrand.
“Ha…..ha…ha…. kau tak akan bisa lolos kali ini….” Ejek Bertrand sembari mendekap badan Asmiranda. Mereka berteriak-teriak membuat Asmiranda makin ketakutan.
“Kemarikan dia Nard….HEY BABE, I BET MY COCK WOULD FEEL REAL GOOD WARPED UP IN YOUR PUSSY!” seru Parkingson tak sabar, sembari mempraktekkan gaya bercinta penuh napsu. Asmiranda didorong ke arah Parkingson yg segera merangkul nya dari depan. Mulutnya segera mencari dada perempuan itu, sementara pinggulnya bergerak maju mundur seakan sedang bercinta dgnnya.
“Wooooo…. Wooooou…..FUCK YOU GIRL, FUCK YOU…..” Parkingson menggeraygi perempuan itu.
“Aaaahhhh…….aaam…punnn….aahhh…..jaa…aa ahhhh!!!” jerit Asmiranda ketakutan. Tiba-tiba dgn satu sabetan, tangan salah satu bajingan merobek kemeja putih Asmiranda, membuat perempuan itu terpelanting. Morgan segera mendekap dari belakang. Sekarang badan Asmiranda hanya mengenakan BH dan celana dalem saja, membuat mereka makin menjadi-jadi.
“Ah…aahh…aahh!” jerit Asmiranda sewaktu tangan Morgan yg mendekap badannya dari belakang mulai menggeraygi pahanya yg putih mulus.
“Kita akan memberimu pengalaman yg tak terlupakan, manis…ha…ha…ha…” bisik Morgan. Para bajingan lainnya ikutan beraksi. Tangan Edi meremas remas payudara Asmiranda. Parkingson memburu kemaluan Asmiranda, sementara Bertrand dan Johandy buka baju dan celana panjang mereka sembari tertawa sinis. Badan para bajingan itu terlihat begitu kekar dan berotot.
“HEY, iket tangan nya aku yg pertama menyebadaninya!” Johandy memberi aba-aba yg langsung disetujui kawan-kawannya. Perempuan itu meronta-ronta di bopong kelima bajingan itu keruang tengah.
“Parkingson, Morgan, kau pegangi tangan dan kakinya, terlentangkan dia di meja ini” perintah Johandy. Lonceng berdentang menunjukkan pukul 21:00. Disana Asmiranda diterlentangkan di atas sebuah meja bundar. Masing-masing tangan dan kakinya dipegangi erat-erat oleh para bajingan. Sinar lampu diatas meja membuat perempuan itu silau, Asmiranda hanya bisa melihat badan-badan kekar mengerubunginya dan tangan-tangan berotot meraba-raba dadanya, wajah sinis dan suara tawa para bajingan mengejek ketak berdayaannya. Lidah Johandy menelusuri lehernya yg jenjang. Asmiranda berontak berusaha melepaskan diri, namun apa daya tenaga seorang perempuan dibanding dgn lima laki-laki yg kesetanan. Parkingson dan Edi memegangi kakinya, sementara tangan kanan dan kiri Asmiranda dipegangi erat-erat oleh Morgan dan Bertrand. Johandy mencumbunya dgn kasar dan penuh napsu, tangannya dgn liar meremas-remas payudara Asmiranda.
“I CAN SEE THE NIPPLES POKING AT HER BRA!” kata Johandy yg langsung disambut oleh tawa para bajingan.
“HEY, CUT THAT BRA OFF MAN. WHAT’S WRONG WITH YOU?” sahut Morgan sudah tak sabar lagi.
“Aaaah…..aaah….ooh…jangan…..aahkh!” jerit Asmiranda sewaktu dgn satu hentakan kasar tangan Johandy merobek BH yg dikenakannya. Para bajingan makin seru menyorakinya. Mulut Johandy segera melumat payudara Asmiranda yg kenyal, sementara tangan kirinya masih meremas-remas payudara sebelah kanan Asmiranda.
“Aaaaah….aaoooh…..ooooh…aahh …aaaahh…aaahhhhh….” desah Asmiranda mengeliat-liat. Putingnya dijilati penuh napsu oleh lidah Johandy.
“Ha….ha….ha…. kau sungguh mengiurkan sayg!” tawa Bertrand menelan ludah tak sabar ingin segera menikmati gilirannya. Johandy sekarang membuka celana dalemnya sendiri, kemaluannya yg hitam besar 10 inci itu terlihat tegak siap beraksi.
“Kenyal sekali…..ha…ha…ha…”seru Johandy sembari menerkam dan mulutnya menciumi payudara perempuan itu dgn buas. Badan Asmiranda mengeliat-liat membusur, sementara payudaranya diremas-remas sampai merah.
Lidah Johandy menelusuri payudara Asmiranda, lalu turun ke daerah perut dan menjilati pusarnya. Beberapa waktu kemudian sembari tersenyum sinis, mata Johandy memelirik kearah paha Asmiranda.
Lidah Johandy menelusuri payudara Asmiranda, lalu turun ke daerah perut dan menjilati pusarnya. Beberapa waktu kemudian sembari tersenyum sinis, mata Johandy memelirik kearah paha Asmiranda.
“Oooohhh….jangan…..aaahhhh….” hiba Asmiranda ketakutan tak berani membaygkan diperkosa oleh kelima bajingan kekar dan berotot. Lalu tangan Johandy mulai memelorot celana dalem Asmiranda. Perempuan itu berusaha mempertahankannya,
“Ha..ha…ha…percuma kau berontak manis!” ejek Johandy sewaktu Asmiranda berontak sekuat tenaga, namun Bertrand dan Morgan makin erat memegangi tangan Asmiranda, perlahan- lahan celana dalemnya terlepas, rambut kemaluan Asmiranda terlihat sewaktu celana dalem berwarna pink itu dari pinggul dilorot turun kepahanya dan akhirnya terlepas.
“Cihuuuiiii……Ha…ha…ha….PARTY TIMES… ha…ha…ha….” Teriaknya sembari memutar-putar celana dalem itu, lalu dicium dalem-dalem menikmati aromanya dan dilemparkan kelantai. Mata Johandy jelalatan memandangi Asmiranda yg telanjang bulat terlentang diatas meja. Asmiranda lemas karena ketakutan, ia tak berani membaygkan para bajingan itu akan ‘menelan badannya ramai-ramai’. Para bajingan makin ramai menyorakinya, mata mereka jelalatan memandang setiap lekuk badan Asmiranda. Morgan yg tadi memegangi tangan Asmiranda digantikan oleh Bertrand.
“Oooooh…..aaaahh….am…pun…..aaaah…jang… an…aaahh..” hiba tangis Asmiranda.
“Diam!….THERE’S GOING TO BE A BIG PARTY IN YOUR PUSSY TONIGHT…..Ha…ha…ha…kita lihat siapa yg paling hebat bercinta dgnmu!” ejek Morgan mendekati Asmiranda sembari mengeluarkan pisau lipat. Asmiranda semakin ketakutan sewaktu Morgan memainkan pisau itu diantara payudaranya sembari tersenyum sinis memandang badannya. Pisau itu bergerak kearah puting buah dadanya dan diputar-putar mengelilingi belahan payudara Asmiranda yg naik-turun karena napasnya tak beraturan. Hal itu membuat para bajingan benar-benar terangsang. Pisau itu terasa dingin di payudara Asmiranda, lalu pisau itu bergerak kearah perut perempuan itu dan turun ke daerah bawah pusar perempuan itu. Edi menyeringai penuh arti sewaktu mengetahui apa yg akan dilakukan oleh Morgan dgn pisau lipatnya.
“Ayo Dan…, cukur sampai habis…..ha…ha…ha…ha…” seru Edi kegirangan.
“Aaaahh…..ohhhh…jangan….aaah….” teriak Asmiranda sembari berontak, namun para bajingan itu makin mempererat pegangannya, sementara pisau lipat itu dgn buas mulai beraksi mencukur rambut kemaluannya.
“Ha…ha….ha… kesempatan yg langka ini tak akan kami lewat begitu saja. Ayo manis berteriaklah semaumu, tak akan ada yg mendengarmu waktu ini.” Ejek Johandy sembari menerkam payudara Asmiranda, diremasnya kuat-kuat membuat perempuan itu mengerang kesakitan sementara Morgan mencukur rambut kemaluannya tanpa foam pelicin sehingga Asmiranda merasa perih. Bertrand, Parkingson dan Edi yg memegangi kaki dan kedua tangan Asmiranda tertawa melihat perempuan itu meronta-ronta.
“Aaaaaagggg….aaaaoooohh….ooooohhh…oohh.. .” desah Asmiranda payudaranya diremas-remas oleh Johandy. Suara desahan itu membuat para bajingan itu makin terangsang. Dgn buas pisau Morgan beraksi, dalem beberapa menit saja rambut kemaluan Asmiranda telah tercukur habis. Daerah kulit bawah perut Asmiranda yg tadinya ada rambut kemaluannya terlihat memerah. Morgan tersenyum puas, Johandy segera maju sembari mementang kaki perempuan itu lebar-lebar, sekarang ia berada diantara pahanya , memandang kemaluan Asmiranda yg terlihat jelas karena rambut disekitar daerah itu habis tercukur.
“Ha…ha…ha…payudaramu sungguh lezat, NOW I’LL EAT YOUR PUSSY!” kata Johandy sembari menjilatkan lidahnya sementara matanya melirik kearah kemaluan Asmiranda.
“Oooooh….lepas…kan….jang…an ..oooOOAAHH!” tangis Asmiranda terhenti sewaktu Johandy mulai menjilatinya. Lidah itu seakan menjulur panjang menjelajahi lorong kemaluan Asmiranda. Badan perempuan itu mengelinjang-gelinjang, sementara lidah Johandy bergerak seperti cacing menggali lobang.
“Oooooohhhhh…aaaauuuuoooo…oooouuu…aaaah. ..” Desis Asmiranda sementara kepalanya hanya bisa menggeleng ke kiri dan kanan. Badan Asmiranda bergetar, tangannya mengepal erat-erat, Morgan menciumi leher dan daerah sekitar ketiak, sembari tangannya mencubit puting buah dada perempuan itu. Parkingson melepaskan kaki perempuan itu, dan ikutan mencumbu perut Asmiranda. Lidah Parkingson menjilati pusar perempuan itu.
“Uuuuuuhhhh….oooouuh…ooohhh…” suara desah Asmiranda makin keras, sewaktu lidah Johandy masuk makin dalem dikemaluannya.
“Ha…ha…ha….percuma kau berontak sayg, mau tak mau kau akan menikmati pesta ini!” ejek salah satu bajingan. Payudara Asmiranda memerah dan mengembang karena remasan tangan Morgan. Johandy makin bersemangat, sewaktu kemaluan Asmiranda mulai berlendir. Lidah itu menjelajah makin dalem bersamaan dgn pekik desah Asmiranda. Morgan masih mengulum payudara perempuan itu. Putingnya disedot kuat-kuat, membuat perempuan itu mengeliat menahan rasa nikmat dan sakit yg bercampur menjadi satu. Tanpa disengaja dari puting payudara Asmiranda keluar cairan putih seperti buah dada. Morgan lebih bersemangat lagi menyedoti cairan itu, sementara tangannya meremas-remas payudara Asmiranda agar keluar lebih banyak.
“Uuuuggghhhh……uuuuuhhhh….uuuhhhh….aaauuuhh hhh….” desis Asmiranda dgn napas tersedak-sedak.
“Ha…ha…ha….ternyata badanmu menghianatimukan? Diam-diam kau menikmatinya……BITCH!!!!” ejek Morgan sembari menyedoti payudara Asmiranda, kanan-kiri. Lonceng berbunyi menunjukkan pukul 21:30. Rupanya para bajingan itu senang bermain-main dgn badannya dan berniat melakukan WARMING-UP sebelum memperkosanya. Asmiranda hanya bisa mengeliat-liat dikerubuti para bajingan yg kekar. Lidah Johandy dgn lahapnya menjilati kemaluan Asmiranda. Tak puas hanya lidah, sekarang jari tangan Johandy ikutan beraksi. Jari tengah dan telunjuk Johandy masuk di lobang kemaluan perempuan itu, diputar-putar seolah-olah mengaduk-aduk kemaluan Asmiranda, sementara lidahnya ikut menjilati bibir kemaluan Asmiranda.
“Aaaauuuuhhhhh……uuuuuhhh…..aaahhhh” desah perempuan itu makin keras, membuat para bajingan itu tertawa mengejek ketak berdayaannya. Jari tangan Johandy menusuk masuk dan bermain-main dgn klitorisnya, membuat Asmiranda mengelinjang-gelinjang. Mata Asmiranda terpejam, kepalanya menggeleng ke kiri kanan, Parkingson menciumi pusarnya, tangan Morgan meremas-remas payudaranya. Setelah puas bermain-main, Johandy mementang kedua kaki Asmiranda.
“Johandy mau pakai kondom?” tanya Bertrand. Johandy menolak usul Bertrand.
“NO WAY….Ha…ha…ha….I WANT TO FEEL SKIN TO SKIN…ok sekarang waktunya manis… NOW LETS SEE JUST HOW TIGHT YOUR CUNT IS!” Johandy mengangkat pinggul Asmiranda tinggi-tinggi.
Kemaluannya sekarang digesek-gesekkan disekitar bibir kemaluan Asmiranda berusaha menyibak belahannya. Mata perempuan itu terbelalak kaget sewaktu merasakan kepala kemaluan Johandy yg besar dan hangat. Gagang kemaluan itu berdenyut-denyut dibibir kemaluannya.
Kemaluannya sekarang digesek-gesekkan disekitar bibir kemaluan Asmiranda berusaha menyibak belahannya. Mata perempuan itu terbelalak kaget sewaktu merasakan kepala kemaluan Johandy yg besar dan hangat. Gagang kemaluan itu berdenyut-denyut dibibir kemaluannya.
“Ohhh…ohhhh sekarang waktunya!” pikiran Asmiranda melayg jauh sewaktu Johandy mulai beraksi menindih badannya.
“Ayo Johandy cumbu dia sampai mampus……Cihuuui!!!” para bajingan itu memberi semangat. Johandy merasakan rasa hangat yg mengalir pada kepala gagang kemaluannya yg sudah menancap tepat pada pintu lubang kenikmatan milik perempuan itu. Johandy menekan perlahan, seperempat dari bagian kepala kemaluannya mulai terbenam ….Asmiranda menahan napas …. ditekan lebih dalem lagi …. separuh dari bagian kepala kemaluannya melesak masuk …. dgn lebih bertenaga Johandy mendesak gagang kemaluannya untuk masuk lebih dalem lagi.
“Ayo Johandy! sedikit lagi! Masukin saja semua! Biar dia rasain Johandy!” Morgan menyoraki Johandy sembari meremas-remas payudara Asmiranda.
“AAAgggh!!!!” Pekik Asmiranda merasakan sesuatu yg menyakitkan dipangkal pahanya sewaktu seluruh kepala kemaluan Johandy sudah terbenam kedalem liang hangat miliknya, dgn satu hentakan yg kuat, kemaluan Johandy menyeruak masuk ke dalem kemaluan Asmiranda membuatnya memekik kesakitan. Sementara badai diluar mulai turun dgn deras dimulailah pesta perkosaan itu. Asmiranda terlentang diatas meja bundar diruang tengah, tangan dan kakinya dipegangi erat-erat oleh Bertrand dan Edi, payudaranya dijilati, disedoti oleh Parkingson dan Morgan, sementara kemaluan Johandy mengoyak-koyak kemaluannya dgn ganas.
“Aaagh…..aaahh….ooooh….ooohh…” suara rintih Asmiranda seiring dgn gerakan ayunan pinggul Johandy yg kuat. Senti demi senti gagang kemaluan Johandy menelusur masuk menerobos keketatan liang kemaluan Asmiranda yg sudah basah berlendir itu. Setiap ayunan Johandy membuat badannya mengelepar kesakitan karena kemaluan yg besar itu berusaha masuk lebih dalem. Suara desahan Asmiranda membuat para bajingan itu makin bernapsu menikmati badannya.
“Ayo Johandy…..genjot terus sampai mampus….. ha…ha…ha…” seru salah satu bajingan. Johandy merasakan begitu ketatnya ujung kemaluannya terjepit di dalem kemaluan Asmiranda, selang beberapa waktu kemaluan itu terhenti menerobos keluar masuk.
“CAN’T SEEM TO GET MY COCK DEEP ENOUGH INTO YOU BABY!” Johandy mengatur posisi pinggulnya,
“YOU SO DAMN TIGHT!.” kemudian dgn satu hentakan yg kuat membuat gagang kemaluan itu hilang tertelan kemaluan Asmiranda.
“AAAaaaaggggkkk!!” suara lolong histeris Asmiranda sewaktu dgn satu hentakan kuat tanpa masalah kemaluan itu beraksi lagi di liang kemaluan Asmiranda yg berlendir, rupanya selaput perawan Asmiranda robek.
“Uuuugggghhhh…. SO YOU’RE STILL A VIRGIN? Ha…ha…ha….manis, kau tak akan melupakan pengalaman ini!” ejek Johandy, Kemaluan itu dgn mudah menerjang keluar masuk dgn cepat, sementara badannya menghentak hentak barbar diatas Asmiranda yg mendesah-desah tak berdaya. Kemaluan Asmiranda terasa akan robek oleh desakan kemaluan Johandy yg menyeruak masuk keluar dalem-dalem seperti membor kilang minyak. Johandy melengkuh-lengkuh nikmat, pinggulnya berayun-ayun memompa, kemaluan itu keluar masuk. Kaki Asmiranda terangkat tinggi diatas meja terayun-ayun seirama gerakan pinggul Johandy menghujamkan keluar masuk gagang kemaluannya yg dgn barbar beraksi dikemaluannya. Asmiranda berharap ia dapat pingsan waktu itu juga supaya tak merasakan sakit yg tak terlukiskan itu. Para bajingan itu menyanyikan lagu “ROW YOUR BOAT”.
“Aaaahhh…aaaahh….ammm….pun….aahh… aaahh…aaahh….sakit..ahhhhh..aaaahhh….”jerit Asmiranda. Pinggul Johandy bergerak seperti pompa. Kemaluan itu keluar masuk seiring desahan Asmiranda.
“Ayo Johandy coblos terus, coblos…coblos…woooo… wooooo BABY….” teriak Morgan sembari menciumi dada perempuan itu.
“Delapan puluh delapan……delapan puluh sembilan….sembilan puluh…Ayo…” dgn semangat Edi menghitungi setiap hujaman kemaluan Johandy.
“Aaaaahhh….wahhhhaaa….aaaah….uuuuh… uuugh….” pekik Asmiranda, sementara Johandy berayun-ayun diatas badannya. Perempuan itu hanya bisa terisak-isak. Suara petir menyambar di sela-sela badai.
“YEAAAHHH. HOW’S IT FEEL, BABE, HOW’S IT FEEL WITH A REAL MAN’S BIG COCK IN YOUR BELLY? OOOOOOOOOOOOO YOU FEEL SO GOOD, SO HOT.” ejek Johandy sembari memaksa Asmiranda yg mendesah untuk melihat kemaluannya mengenjot keluar masuk lorong kemaluannya. Asmiranda bisa merasakan setiap inci dari otot digagang kemaluan Johandy bergerak menelusuri lorong kemaluannya.
“Uuuh…uuuh….uuaah…” lengkuh Johandy, sudah sekitar setengah jam dia berayun-ayun diatas perempuan itu, keringat membasahi badan keduanya, namun gerakan pinggulnya tetap ganas, kemaluannya menyodok-sodok dikemaluan Asmiranda, tangannya menggeraygi pahanya dgn liar. Sementara itu Morgan membuka celana panjang dan celana dalemnya sendiri, kemaluannya panjang, (namun tak sebesar Johandy sekitar 8.7 inci) sudah tegak menegang. Parkingson masih asyik menyedoti puting payudara Asmiranda. Sesekali perempuan itu berusaha memberontak, namun Edi dan Bertrand mempererat pegangannya. Johandy melengkuh-lengkuh nikmat di atas badan Asmiranda yg mengeliat-liat menahan berat badan Johandy yg menindihnya.
“Seratus enam puluh enam…… seratus enam puluh tujuh…..seratus enam puluh delapan…..ayo Johandy taklukan dia….ha…ha…ha…” Edi menyemangati yg langsung diikuti oleh para bajingan yg lain.
“Seratus tujuh puluh tiga….seratus tujuh puluh empat…seratus tujuh puluh lima….” Para bajingan yg lain ikutan menyemangati Johandy. Badan dan payudara Asmiranda berguncang-guncang seirama dgn hentakan genjotan Johandy yg makin liar. Kemaluannya terasa terbakar oleh gesekan kemaluan Johandy yg buas.
“Aaaaaaahhhh…..aaaaaa….aaaaaahh…..aahhhh…. ..ooooohhh” Asmiranda melolong menahan sakit.
“Ayo…….ayo….seratus delapan puluh delapan…..seratus delapan puluh sembilan….seratus sembilan puluh….ha…ha…ha…” Edi memberi semangat.
“Uuuuaah….uuuuuh….uuughh…badanmu nikmat sekali!” Johandy mengejek Asmiranda yg mengigit bibirnya menahan sakit. Pinggulnya maju mundur diantara selangkangan perempuan itu. Parkingson dgn gemas mengigit puting payudara Asmiranda, sementara tangannya yg satu meremas- remas payudara sebelah kanan.
“Aaaaahh……uuuughhh…..uuughh…uuukkkh….ooo uuuughh…” rintih Asmiranda, sementara gerakan Johandy mulai pelan, tapi mantap.
“Seratus sembilan puluh enam…..seratus sembilan puluh tujuh….” Semua bajingan menyemangati Johandy. Gagang kemaluannya keluar masuk dgn barbar.
“”I’M COMING, BABY!” lengkuh Johandy.
“OH GOD! NO, PLEASE ! NOOOOO!! NOO! DON’T COME INSIDE ME!!! NOOO, PLEASE!!!!…..AAAKKKHHHH!” kepala Asmiranda terjengkang keatas, sementara terdengar suara lolong kesakitan sewaktu gagang kemaluan itu menghujam dalem-dalem dikemaluannya. Dgn satu hentakan kuat Johandy mencapai klimax, kemaluannya menyemburkan sperma dalem lorong kemaluan Asmiranda.
“Uuuuuugggh…..ha…ha…ha….bagaimana?” ejek Johandy sembari mencabut kemaluannya dgn perkasa.
“kau akan digilir sampai pagi!!…..ha…ha…ha…NEXT!!!” seru salah satu bajingan. Sementara itu kilat diluar menyambar-yambar, waktu itu pukul 22:25. Asmiranda hanya bisa terisak-isak, Morgan maju sembari menyeringai. Tanpa perlawanan yg berarti, Morgan sudah berada di antara selangkangan perempuan itu.
“Ha…ha…ha…IS MY TIME TO RIDE, BABY I’M GONNA TAKE MY TIME AND FUCK YOU NICE AND SLOW. LET’S SEE HOW LONG I CAN KEEP MY DICK HARD IN THIS WONDERFULLY TIGHT CUNT OF YOURS. SEE HOW LONG I CAN KEEP YOU MOANS…..!” ejek Morgan, sementara gagang kemaluannya dgn mudah masuk ke kemaluan Asmiranda. Morgan memulai gerakannya, pinggulnya bergerak memutar, memastikan kemaluannya masuk penuh, beritaseks.com lalu bergerak maju mundur perlahan tapi dalem. Pinggulnya berayun-ayun pelan dan mantap, diantara kedua paha Asmiranda yg terbuka lebar, sembari meremas-remas payudaranya. Kadang jari-jari tangan Morgan melintir-lintir puting buah dada perempuan itu, badan Asmiranda hanya bisa mengeliat-liat, sementara dari bibirnya yg terbuka terdengar suara erangan dan desah.
Kemaluan itu beraksi di kemaluannya, pinggulnya diangkat ke antara pinggang Morgan yg maju mundur. Parkingson meninggalkan kerumunan menuju kulkas diruang makan. Johandy duduk disofa, sembari melihat kawan- kawannya beraksi diatas badan Asmiranda. Bertrand masih dgn erat memegangi tangan kanan dan kiri Asmiranda, juga Edi yg memegangi kedua kaki Asmiranda. Suara desah erangan perempuan itu bagai musik merdu ditelinga mereka. Badan Asmiranda basah kuyup karena keringat, sementara Morgan melengkuh-lengkuh nikmat.
“Ooooooooohhhhhh…….uuuuuuhhhhh…..uuuhhhh…. .uuhhh…..ha…ha…ha….” suara Morgan, kemaluannya yg panjang tanpa ampun terus mengenjot kemaluan Asmiranda. Payudaranya dijadikan bual-bualan oleh Morgan. Giginya mengigiti putingnya dgn gemas, membuat Asmiranda menjerit kesakitan.
Terlihat bercak-bercak merah bekas cupangan disekitar leher dan dada dibadan Asmiranda.
Terlihat bercak-bercak merah bekas cupangan disekitar leher dan dada dibadan Asmiranda.
“Aaaahhh…..aaaaoooohhh….ooooohhhhhh…ooooohhh h…..” desah Asmiranda merasakan kemaluan Morgan menusuk keluar masuk dikemaluannya. Sudah sekitar lima belas menit Morgan beraksi, badan Asmiranda berguncang- guncang seirama ayunan pinggul Morgan. Pukul 23.10. Kilat dan guntur bersahutan diluar, membuat jalanan bertambah sepi.
“Hah…hah….hah……uuuggghhh…”lengkuh Morgan, sekarang ayunannya tak perlahan seperti pertama, namun berirama cepat dan dalem. Kemaluan Asmiranda terasa perih terbakar oleh gesekan kemaluan Morgan.
“Ha….ha…ha….. tunggu punyaku manis, YOU WILL LOVE IT!” seru Edi sembari mengolesi kemaluannya sendiri dgn selei sehingga kepala kemaluan itu terlihat gilap dan lebih besar dari yg sebelumnya.
“Uuuuuggghhhh…….uuuuuggghh…… uuuugggghhhh……”desah Asmiranda pendek seirama keluar masuk kemaluan Morgan di kemaluannya. Edi meremas-remas kemaluannya sendiri, sembari memandangi setiap lekuk badan Asmiranda.
“Ha…ha…ha….Ed, kau sudah tak sabar ya?……” tanya Bertrand sembari matanya terkagum melihat kemaluan Edi yg makin besar, sehingga kepala kemaluan itu seperti jamur.
“Oooooohhhhhh….uuugggghhh…..oooohh…… oooohh……..HERE I CAMEEE……!!!!” jerit klimax Morgan, kemaluannya menghujam dalem-dalem sembari menyemprotkan cairan putih.
“Aaaaaaakkkkkhhhhhhh……oooohhh……” pekik Asmiranda diantara lengkuhan nikmat Morgan.
Morgan mencium kening Asmiranda yg terlentang terengah-engah diatas meja.
“FUCK YOU BABE!…..ha…ha..ha….” ejek Morgan sembari mencabut kemaluannya. Posisinya segera digantikan oleh Edi. Kepala kemaluan yg besar itu digesek-gesekkan di antara paha Asmiranda. Edi memandangi badan Asmiranda yg sintal dan mulus basah oleh keringat.
“LET’S GO TO HEAVEN, manis…ha…ha…ha….” Bersamaan dgn kata itu Edi menciumi payudara Asmiranda, sementara tangannya mengesek-gesekkan kemaluannya di bibir kemaluan perempuan itu. Teriakan Asmiranda tertelan badai yg ganas, pukul 23.45. Asmiranda, meronta-ronta badannya membusur digumuli Edi yg penuh napsu, sementara para bajingan yg lain tertawa terbahak-bahak. Tangan Asmiranda yg dipegangi oleh Bertrand,membuatnya tak bisa melawan, sehingga dgn leluasa Edi menciumi badannya. Dari leher, lidah Edi terus menelusur turun ke payudaranya, disedotnya kuat-kuat payudara perempuan itu, membuatnya mengerang kesakitan, lidahnya menjilati dgn lahap cairan yg keluar dari puting buah dada Asmiranda. Tiba-tiba dgn hentakan yg kuat kemaluan Edi menerobos masuk kemaluan perempuan itu.
“Aaaaakkkkkkkhhhhh…….”Asmiranda berteriak kesakitan. Kemaluan itu terus berusaha masuk penuh, Asmiranda bisa merasakan kepala kemaluan yg besar itu berusaha masuk lebih dalem di kemaluannya.
“Uuuuugggghhhhh…..sempit sekali….uuuuaahh…
hhhaaaa….”seru Edi sembari terus mendorong masuk kemaluannya.
“Ayo…..Ed,……ha….ha…ha….masukkan semuanya….biar mampus dia!” teriak Johandy menyemangati Edi. Sekarang kepala kemaluan itu sudah masuk, Edi diam sebentar merasakan otot kemaluan Asmiranda yg berusaha menyesuaikan diri dgn kemaluannya. Dinding kemaluan Asmiranda serasa meremas-remas kemaluannya, membuatnya lebih tegang.
“Ha….ha…ha….kulumat kau, manis!” bisik Edi sembari mulai menggenjotkan kemaluannya dgn barbar. Johandy menciumi leher Asmiranda, Parkingson meremas-remas payudaranya, Morgan meratakan olesan selai, sedangkan tangan Edi mementang pahanya agar lebih leluasa kemaluannya bisa maju mundur diliang kemaluan Asmiranda.
“Aaaahhhh……aaahhhhhh…..aaaggghhhh… aaahhhhh…” lolongan desah Asmiranda digarap ramai-ramai. Suara desah dan erangan Asmiranda terdengar bagai musik merdu ditelinga para bajingan. Tanpa menghiraukan Asmiranda yg sudah kelelahan, mereka terus berpesta menikmati badan perempuan itu. Bagai menyantap hidangan lezat, mereka melahap dan menjilati badan Asmiranda yg basah, mengkilat karena olesan selai dan keringat. Kemaluan Edi menerobos keluar masuk dgn cepat, sementara disetiap hentakan badannya terdengar erangan Asmiranda menghiba kesakitan. Parkingson yg meremas-remas payudaranya sekarang mulai menjilatinya penuh napsu, sedangkan putingnya disedoti agar keluar cairan seperti buah dada, Johandy terus menciumi leher Asmiranda yg jenjang.
“Uuugggh…….uuuuggghhh……..aauughh….. uuugghhh….uuuuggghhh….” rintih Asmiranda, sudah sekitar lima belas menit Edi berpacu dgn birahi, peluh membasahi badannya. Edi melengkuh-lengkuh penuh napsu, menikmati setiap inci hujaman kemaluannya dilorong kemaluan Asmiranda.
“Haaah…..haaah….uuuggh…..bagaimana manis, asik bukan…..kau akan digilir sampai pagi…ha…ha… ha….Haah….haaah….” seru Edi sementara pinggulnya bergerak seperti memompa diantara kedua paha Asmiranda. Payudara perempuan itu memerah diremas-remas dgn kasar oleh para bajingan. Badan Asmiranda berguncang-guncang dgn ganas seirama ayunan Edi.
“He…he…he…..payudaramu lezat sekali, ya…..kau akan membayarnya dgn badanmu sayg!” ejek Parkingson sembari menjilatkan lidahnya keudara sementara tangannya meremas-remas payudara perempuan itu dgn napsu. Asmiranda hanya bisa terisak-isak sembari menahan sakit disekujur badannya yg basah kuyup karena keringat dan selai. Kemaluan Edi makin ganas menggenjot perempuan itu.
“Aaaauuh…..aaagggh……uuuuugggghhhh… uuuughhhhh….” pikik desah Asmiranda. Kemaluannya terasa panas dan perih oleh gesekan kemaluan Edi yg barbar. Badai masih ganas, didekat lantai meja makan, terlihat BH dan celana dalem Asmiranda berserakan sementara diatas meja Asmiranda diperkosa dgn ganas oleh lima bajingan yg kekar, beritaseks.com badannya dipentang dan dijilati penuh napsu. Payudaranya dicengkram dan diremas-remas, lehernya diciumi, puting dan pusarnya dijilati, sementara Edi melengkuh-lengkuh nikmat, perempuan itu hanya bisa merintih dan mendesah karena kemaluan besar dan hitam beraksi menghentak-hentak barbar keluar masuk diantara selangkangannya. Waktu menunjukkan 24:16 Edi sudah hampir mencapai klimax, irama ayunan pinggulnya makin cepat tanpa perduli Asmiranda yg terengah-engah kelelahan, Parkingson menggigit puting payudaranya, membuat Asmiranda mengerang kesakitan.
“aakkkh….aaahh…ooooohhhh…” rintih Asmiranda diantara lengkuh nikmat Edi.
“Huuuh…uuuhhh…..uuuuhhh…..uhhhh…. HUUAAAHHHH…..” jerit Edi mencapai klimax, dgn satu hujaman yg kuat, kemaluannya masuk hilang tertelan dilorong kemaluan Asmiranda.
“Aaaaakkkkhhhh….” jerit Asmiranda tertahan, badan perempuan itu mengeliat kejang, lalu lunglai, pingsan kelelahan, sementara kemaluan itu menyemburkan banyak sprema dalem kemaluannya. Peluh menetes dari badan Edi yg masih menindih perempuan itu.
“Ha…ha…ha….badanmu sungguh menggairahkan sekali…” Raut wajahnya terlihat puas, beberapa waktu kemudian Edi mencabut kemaluannya, sembari mencium leher Asmiranda yg masih pingsan. Parkingson siap-siap maju mengambil posisi.
“Biarkan dia istirahat dulu, nggak enak kalo nggak ada perlawanan” Cegah Johandy.
“Kita beri dia obat perangsang saja!” usul Bertrand sembari tersenyum penuh napsu.
“Jangan, kita simpan itu untuk yg terakhir” Johandy duduk disofa. Beberapa menit kemudian, sekitar pukul 24:40, Asmiranda yg baru saja siuman dibopong ramai-ramai menuju kamarnya, disana perempuan itu dilempar ke ranjang dan langsung diterkam oleh para bajingan yg sekarang semuanya sudah telanjang bulat. Perempuan itu berusaha berontak melarikan diri, namun dgn cekatan para bajingan itu menerentangkan badan Asmiranda. Perempuan itu berteriak ketakutan sewaktu para bajingan dgn buas menggumuli badannya.
“Aaaahhhh…..aampun…..aaaahhhh….”hiba Asmiranda, sementara Edi dgn kasar mulai meremas-remas payudara kanannya. Johandy berusaha mencium bibirnya yg merah merekah. Morgan menjilati dan menyedoti puting sebelah kiri.
“Aaaaduuuhh…aaaaawww…aaaahhh…..ja…. ja….ngan…”teriakan Asmiranda tak digubris. Parkingson maju mengambil posisi diantara kedua kakinya, tersenyum sinis sembari membungkuk menciumi leher perempuan itu. Asmiranda mengeliat-liat tak berdaya. Lidah Parkingson menelusur turun dari lehernya menuju perutnya Asmiranda.
“Aaaaaahhh…..le…paskan…..aaaahhh” jerit Asmiranda ditengah kerubutan bajingan. Parkingson mulai menjilati daerah pusar Asmiranda.
“Manis…tadi kulihat kau suka disco! bagaimana kalo sembari diputarkan lagu…hmmm?… disco…rock…atau metal?….OK metal saja!” Bertrand mengejek Asmiranda. Beberapa waktu kemudian terdengar lagu metal, membuat para bajingan itu lebih bersemangat menikmati setiap lekuk badan Asmiranda.
“Ha…ha…ha…manis, kami masih belum puas!” ejek Parkingson. Bertrand membaca surat yg ditemukannya dimeja rias pinggir ranjang.
“Hmmmm…..SO YOUR NAME’S Asmiranda McCatry…. INTERESTING….” gumam Bertrand sembari melihat Asmiranda yg mendesah-desah tak berdaya dijilati dan diciumi kawan-kawannya. Beberapa waktu kemudian Bertrand naik keatas ranjang, berbaring disamping perempuan itu.
“Nah Asmiranda sayg, ARE YOU READY TO LOSE YOUR VIRGINITY IN ANOTHER HOLE? kau benar-benar beruntung manis! kau pasti puas!” kata Bertrand sembari menjilat muka perempuan itu yg menangis ketakutan. Bertrand merangkul badannya dari samping dan digulingkan menghadapkan keatas terlentang sehingga posisinya sekarang dibawah Asmiranda.
“Hai….sayg pestanya dilanjutkan. Manis kau pikir tadi sudah yg paling sakit, tunggu yg ini kau akan rasain sakit yg sebenernya!” kata Morgan sembari menerkam gemas payudaranya.
“Dan sekarang kau dapat kehormatan manis BECAUSE I’LL TAKE YOUR ASS VIRGINITY!!” mata Asmiranda terbelalak ketakutan.
“Oooohhh….jang…aan…PLEASE!!!!” hiba Asmiranda disela isak tangisnya.
“Asmiranday kau akan merasakan sesuatu yg belum pernah kau baygkan sebelumnya sayg!” ejek Bertrand. Perempuan itu berusaha berontak sekuat tenaga, tapi kerubutan dan remasan dipayudaranya membuatnya tak bisa berkutik. Asmiranda didudukkan tepat diatas badan Bertrand, bajingan itu mengarahkan kemaluannya yg tegak di lobang dubur perempuan itu dan segera dihujamkan dalem dubur Asmiranda tanpa pelumas sehingga membuatnya menjerit kesakitan.
“AAAAKKKKKKKHHHHHH!!!!” lolong Asmiranda, sementara kemaluan Bertrand (10 inci) masuk penuh dalem duburnya, sekarang perempuan itu dipaksa tidur terlentang. Parkingson diatas menindihnya sementara Asmiranda meronta-ronta kesakitan, duburnya terasa sakit oleh gagang kemaluan Bertrand yg berada dibawahnya. Parkingson yg sudah puas menjilati perut Asmiranda, sekarang mementang kedua paha Asmiranda, mengarahkan kemaluannya (8 inci) ke lorong kemaluan perempuan itu. Apa daya tenaga seorang perempuan yg dikeroyok lima lelaki kekar, dgn mudah masing-masing tangan Asmiranda diikat dgn tali BH dijeruji pilar ranjangnya agar tak bisa berontak. Parkingson segera memasukkan kemaluannya ke kemaluan Asmiranda yg masih meronta-ronta, sembari tertawa terbahak-bahak.
“Ha….ha…ha…. sayg sekarang kau rasakan ini!” sembari berkata seperti itu, Parkingson dan Bertrand mulai menggoygkan pinggul mereka. Kemaluan Bertrand bergerak naik-turun didubur sedangkan kemaluan Parkingson menyodok keluar masuk seirama nada metal yg makin bersemangat. Teriakan perempuan itu tertelan oleh bunyi halilintar yg keras. Usaha Asmiranda untuk berontak membuat ikatan ditangannya makin erat dan menyakitkan. Badan Asmiranda meronta-ronta kesakitan, tanpa disadarinya gerakannya itu makin membuat Parkingson dan Bertrand yg memperkosanya makin terangsang.
Badannya mulai menggelinjang kesana kemari, pinggulnya bergerak-gerak ke kanan, kiri, memutar, sementara Bertrand yg dibawah mempertahankan kecepatan ritme keluar masuk gagang kemaluannya didubur Asmiranda. Suara kecipak akibat gesekan kemaluan mereka berdua semakin terdengar. Sodokan gagang kemaluan Bertrand didubur Asmiranda membuat badan perempuan itu meliuk-liuk tak beraturan dan semakin lama semakin bergerak naik seolah menantang kejantanan Parkingson.
Badannya mulai menggelinjang kesana kemari, pinggulnya bergerak-gerak ke kanan, kiri, memutar, sementara Bertrand yg dibawah mempertahankan kecepatan ritme keluar masuk gagang kemaluannya didubur Asmiranda. Suara kecipak akibat gesekan kemaluan mereka berdua semakin terdengar. Sodokan gagang kemaluan Bertrand didubur Asmiranda membuat badan perempuan itu meliuk-liuk tak beraturan dan semakin lama semakin bergerak naik seolah menantang kejantanan Parkingson.
“Ha…ha…ha….Asmiranday kau suka ya? Nih akan kumasukkan lebih dalem lagi! HAAAHHHH!!!!” teriak Parkingson sembari bertumpu pada remasan tangannya dipayudara perempuan itu ia menyodokkan kemaluannya lebih dalem ke kemaluan Asmiranda.
“Oooooohhhh……aaahhh….aaahhhh…aahh… ampun…amp..aaaaahhh…aaahh!!!!” erang Asmiranda kesakitan. Sementara kedua kemaluan bajingan itu mengkoyak-koyak kemaluan dan duburnya, begitu penuh napsu, ganas dan liar. Melihat pemandangan itu dan terbakar oleh api birahi, para bajingan lainnya sembari tertawa terbahak-bahak melihat ketak berdayaan Asmiranda, mereka meremas-remas kemaluan mereka sendiri.
“Ohhh….ha…ha…ha….bagaimana sayg, bagaimana rasanya….puas nggak? tenang pestanya masih lama….tunggu giliran kita…ha…ha…ha..” seru para bajingan lainnya. Beberapa menit saja kemaluan mereka sudah tegak tegang siap beraksi kembali. Ranjang berderit-derit seirama musik metal dan gerakan mereka yg barbar, Asmiranda ditindih ditengah-tengah mereka yg menghentak-hentak berpacu dalem birahi. Gerakan Bertrand bagaikan dongkrak memaksa badan Asmiranda mengelinjang keatas mengundang kemaluan Parkingson masuk ke lorong kemaluannya, sedangkan gerakan Parkingson yg seperti memompa dari atas menekan kebawah sehingga kemaluan Bertrand masuk penuh, begitu seterusnya, membuat perempuan itu terengah-engah menahan rasa sakit di dubur dan kemaluannya sekaligus. Bertrand menciumi leher, tengkuk, telinganya penuh napsu.
“Uuuggh…uuggh…uuuughhh….” rintih Asmiranda seirama ayunan kedua kemaluan itu. Perempuan itu bisa merasakan seakan-akan kedua kemaluan itu saling bertemu dan bergesekan didalem perutnya, hanya berbeda lorong saja.
Parkingson dan Bertrand melengkuh-lengkuh nikmat. Payudaranya diremas-remas dgn kasar sekali oleh Parkingson. Asmiranda merasakan kesakitan, tapi remasan dipayudaranya membuatnya tetap tersadar. Para bajingan yg lainnya bersorak-sorak menyemangati keduanya melahap badan Asmiranda , Kemaluan-kemaluan mereka digesek-gesekkan di badan perempuan itu. Waktu menunjukkan Pukul 01:20 sementara pesta perkosaan itu makin brutal terbawa napsu birahi para bajingan. Badai diluar makin ganas dan guntur sesekali menggelegar menelan teriakan Asmiranda. Johandy menemukan lipstik dimeja rias dan dioleskan dgn paksa dibibir Asmiranda.
Situs Resmi Poker & Domino99 Online
* P.E.N.A.S.A.R.A.N *
0 komentar:
Posting Komentar