LigaCapsa ~ Saya akan menceritakan tentang pengalaman seks saya dengan kekasih yang saya cintai. Yang saya beri judul “Perawan Malu Tapi Mau”
( Bingung menentukan judulnya, hehehe ). Pertama kali saya pacaran
yaitu pada saat semester pertama di kuliahku di sebuah perguruan tinggi
swasta di kota Y. Memang aku agak telat untuk pacaran, semasa SMA dulu
dimana sekolahku adalah sekolah homogen yg muridnya lelaki semua
kawan-kawanku kebanyakan telah pada punya pacar sementara aku masih
betah sendirian. Bukannya aqu tak laku atau bagaimana , tetapi memang
aku yang belum mau untuk membina suatu hubungan di samping nasihat dari
orangtua yang menganjurkan aku untuk sekolah dulu sampai selesai baru
pacaran.
Tetapi
ketika aku masuk ke bangku perkuliahan nasihat dari orangtuaku jadi tak
mempan ketika aku tertarik dengan seorang perempuan sekelas yg cantik,
seksi, pintar dan merupakan “bunga” kampus di angkatanku. Karina namanya
dan biasa dipanggil Karin. Dia perempuan yg mempunyai darah keturunan
dari Jawa Timur
– Manado – Belanda, jadi masih bau-bau indo gitu. Langsung Aku putar otak untuk mencari cara mendekatinya, maklum baru kali itu aku mencoba
untuk melamar perempuan untuk jadi pacar.Singkat kata akhirnya Karin resmi menjadi pacarku. Awal-awal kita pacaran berjalan biasa-biasa saja dalam arti normal saja, seperti layaknya
remaja lain yg berpacaran. Tetapi ketika suatu saat aku mengajak Karin keluar untuk merayakan Valentines Day dia menagih janji yg aku ucapkan saat di jalan.
– Manado – Belanda, jadi masih bau-bau indo gitu. Langsung Aku putar otak untuk mencari cara mendekatinya, maklum baru kali itu aku mencoba
untuk melamar perempuan untuk jadi pacar.Singkat kata akhirnya Karin resmi menjadi pacarku. Awal-awal kita pacaran berjalan biasa-biasa saja dalam arti normal saja, seperti layaknya
remaja lain yg berpacaran. Tetapi ketika suatu saat aku mengajak Karin keluar untuk merayakan Valentines Day dia menagih janji yg aku ucapkan saat di jalan.
Memang
saat itu aku memberikan dia kejutan seikat mawar merah tanda cintaku
padanya, kelihatan dia surprise sekali dan bertanya “Wah, kamu ini
senengnya kok bikin kejutan sih sayang. Masih ada kejutan lagi gak
nanti?” aku jawab saja
, “Oh, pasti ada doong..” sambil otakku berputar kerana memang aku tak ada kejutan lagi untuknya. Ketika di mobil masih di parkiran sebuah rumah makan yg tempatnya memang agak gelap setelah kita selesai makan dan akan pulang, Karin kembali menagih janjiku itu “Mana dong, katanya ada kejutan lagi buat aku?” rajuknya manja. Aku terhenyak bingung, belum sempat aku berpikir tanpa kusadari aku menyorongkan wajahku ke wajah cantiknya untuk mencium pipinya.Tapi ternyata perempuanku itu malah menyambutnya dengan bibir sensualnya hingga bibir kita saling beradu. aku sempat kaget juga, maklum baru kali itu aku mencium bibir perempuan.
, “Oh, pasti ada doong..” sambil otakku berputar kerana memang aku tak ada kejutan lagi untuknya. Ketika di mobil masih di parkiran sebuah rumah makan yg tempatnya memang agak gelap setelah kita selesai makan dan akan pulang, Karin kembali menagih janjiku itu “Mana dong, katanya ada kejutan lagi buat aku?” rajuknya manja. Aku terhenyak bingung, belum sempat aku berpikir tanpa kusadari aku menyorongkan wajahku ke wajah cantiknya untuk mencium pipinya.Tapi ternyata perempuanku itu malah menyambutnya dengan bibir sensualnya hingga bibir kita saling beradu. aku sempat kaget juga, maklum baru kali itu aku mencium bibir perempuan.
Tapi
karena ketika SMA aku sering membaca buku dewasa dan melihat film BF
maka aku pun segera mencoba untuk mengimbangi perempuanku dengan
memainkan bibirku di bibirnya. Tak lama kita berciuman, mungkin dia
merasakan aku begitu canggung dalam berciuman, alamak.. malu sekali aku.
Memang bagi Karin aku ini adalah pacarnya yg ketiga setelah putus
dengan pacar-pacarnya yg
terdahulu jadi dia telah berpengalaman dalam urusan cium-mencium dan seks dibandingkan dengan aku yang hanya tahu teorinya saja. Tapi inilah awal dari semua cerita indah kita saat berpacaran. Sejak saat itu aku jadi ketagihan untuk mencium bibir sensual wanitaku itu, bahkan malah dia yg membimbing tanganku untuk membelai-belai bagian badannya. Pada suatu ketika saat kita
berciuman di suatu lembah yg sepi di pinggir sawah aku kembali dibuat malu oleh Karin karena saat itu memang aku hanya mencium bibirnya saja sedangkan tanganku hanya memeluk pinggul atau punggungnya. Dibimbingnya tanganku menuju buah dadanya yg berukuran 36B itu, dan kembali aku terhenyak karena kekenyalan bukit indah kembar tersebut. Tanganku menelungkupi buah dada itu walau masih tertutup baju, tapi ada rasa nikmat dan senjataku jadi tegang. Lalu aku lepaskan ciumanku sambil menatapnya tapi tanganku masih memegangi buah dadanya “Ada apa sayang?” tanya Karin. Aku tersipu malu, kemudian Karin bertanya, “Mau pegang ini ..?” sambil matanya melirik ke buah dadanya yg indah itu.
terdahulu jadi dia telah berpengalaman dalam urusan cium-mencium dan seks dibandingkan dengan aku yang hanya tahu teorinya saja. Tapi inilah awal dari semua cerita indah kita saat berpacaran. Sejak saat itu aku jadi ketagihan untuk mencium bibir sensual wanitaku itu, bahkan malah dia yg membimbing tanganku untuk membelai-belai bagian badannya. Pada suatu ketika saat kita
berciuman di suatu lembah yg sepi di pinggir sawah aku kembali dibuat malu oleh Karin karena saat itu memang aku hanya mencium bibirnya saja sedangkan tanganku hanya memeluk pinggul atau punggungnya. Dibimbingnya tanganku menuju buah dadanya yg berukuran 36B itu, dan kembali aku terhenyak karena kekenyalan bukit indah kembar tersebut. Tanganku menelungkupi buah dada itu walau masih tertutup baju, tapi ada rasa nikmat dan senjataku jadi tegang. Lalu aku lepaskan ciumanku sambil menatapnya tapi tanganku masih memegangi buah dadanya “Ada apa sayang?” tanya Karin. Aku tersipu malu, kemudian Karin bertanya, “Mau pegang ini ..?” sambil matanya melirik ke buah dadanya yg indah itu.
“Boleh..?”
tanyaku, tanpa menjawab Karin langsung menarik tanganku masuk ke kaos
ketatnya sampai ke BH-nya dan kemudian dipelorotkan satu tali BH-nya
sehingga buah dadanya menyembul keluar. Tanganku pun kembali
menelungkupi buah dadanya yg montok dan kenyal itu. Hanya bedanya
sekarang tak ada penghalang sehingga putingnya yg bulat dan keras itu
terasa di telapak tanganku. Karin mendesah dan kembali kita berciuman,
senjataku pun menjadi semakin tegang dan mengembang dalam celana
jeansku. Karena nafsuku telah sampai ubun-ubun kugesekkan kemaluanku ke
perutnya, Karin semakin
mendesah merasakan besarnya senjataku. Semua itu kita lakukan sambil berdiri bersandar pada sebuah pohon. Karena tempat itu agak terbuka akhirnya kita akhiri cumbuan kita kerana takut ketahuan warga sekitar.
Tetapi setelah itu aku jadi semakin berani dan pintar dalam bercumbu, sering kita
melakukan di rumahku di saat mengerjakan tugas kampus berdua, didukung suasana rumah yg sepi kerena kedua orangtuaku bekerja dan adikku saat itu masih sekolah hanya ada pembantu yg menyambi buka warung kelontong di garasi rumahku.
mendesah merasakan besarnya senjataku. Semua itu kita lakukan sambil berdiri bersandar pada sebuah pohon. Karena tempat itu agak terbuka akhirnya kita akhiri cumbuan kita kerana takut ketahuan warga sekitar.
Tetapi setelah itu aku jadi semakin berani dan pintar dalam bercumbu, sering kita
melakukan di rumahku di saat mengerjakan tugas kampus berdua, didukung suasana rumah yg sepi kerena kedua orangtuaku bekerja dan adikku saat itu masih sekolah hanya ada pembantu yg menyambi buka warung kelontong di garasi rumahku.
Kadang
juga kita bercumbu saat di biosko[, dimobil, sampai kamar kecil kampus.
Bahkan saat kita berdua berboncengan naik motor Karin sering
meremas-remas dan memainkan gagang kemaluanku dari belakang. Di atas
sofa saat di rumahku kita bercumbu dengan hot-nya, aku buka kaos ketat
Karin yang memakai resleting di depan sebagai kancing (sengaja aku
belikan kaos itu untuknya supaya mudah dibuka saat ingin bercumbu). Aku
buka BH-nya sehingga tampaklah buah dadanya yg menyembul indah di
hadapanku. Kemudian aku remas-remas dengan gerakan memutar dari luar
menuju ke dalam. Sementara itu aku melumat bibir sensualnya, kemudian
turun ke lehernya. ku jilati lehernya sampai ke telinganya, Karin
mendesah pelan pertanda dia mulai terangsang. Jilatanku turun terus
sampai kemudian ke buah dadanya. aku jilati dan caplok buah dada itu,
kusedot-sedot, lalu kujilati putingnya. Karin meremas rambutku sambil
menekan kepalaku ke dadanya. Terus kulakukan itu terhadap buah dada yg
satu lagi. Jilatanku turun ke perut, kujilati perutnya Karin
menggelinjang kegelian. Tapi jilatanku tak bisa turun lagi karena
terhalang celana panjang katunnya. Nafsuku semakin memuncak, kemaluanku
tegang sekali ingin mencari lubang kenikmatannya untuk kumasuki.
Kurebahkan
dia di sofa itu kemudian kugulung ke atas sampai ke paha celana
katunnya. Terlihat betis indahnya menantang serta paha mulusnya yg putih
itu seakan memanggilku untuk mengelusnya. Langsung saja kucium, jilati,
dan elus mulai betis indahnya sampai ke pahanya. Memang aku selalu
tertarik dengan perempuan yg cantik seksi dan mempunyai sepasang kaki yg
indah dan panjang seperti Karin perempuanku itu. Gagang kemaluanku
telah tambah tegang di dalam celana pendekku yg kukenakan dan aku tak
tahan lagi, kemudian ku tindih badan Karin sambil mengepaskan kemaluanku
yg tegang itu di lobang kemaluannya yg masih tertutup celana katun itu.
Karin memelukku dan kemudian kugesek-gesekkan gagang kemaluanku di situ
sambil tanganku tak henti mengelus betis mulus dan meremas pahanya.
“Ssh..
ah.. ah.. ah.. ehm.. sayang, I want it real baby.. ehm.. ehmm.. ssh..”
desah Karin di kupingku. Aku tak peduli dengan kata-katanya, gesekanku
kupercepat, buah dada Karin bergerak-gerak karena desakanku di badannya.
Karin semakin tak karuan gerakannya, sambil menggigit bibir bawahnya
dia terus mendesah dan aku semakin terangsang oleh desahannya itu. Tak
lama kemudian Karin memperketat pelukannya sambil membenamkan wajahnya
ke dadaku yg berbulu dan berteriak tertahan (takut ketahuan pembantuku
soalnya),
“Aaahh..
sayaangg.. oohh.. aqu keluar baby.. eehh.. hhmm..” Kuhentikan gesekanku
di kemaluannya, dan Sabri melepaskan pelukannya sambil mengecup bibirku
dan berkata “Kamu hebat sayang..” dengan matanya yang indah
mengerjap-ngerjap seakan masih menikmati orgasmenya itu. Sekarang
tinggal aku yg belum tuntas, Karin seakan mengerti keinginanku kemudian
bangkit dan membuka celanaku kemudian meraih gagang kemaluanku yg
berdiri tegak itu, dielusnya perlahan kemudian dikocoknya lalu
dikulumnya gagang kemaluanku. Geli sekali rasanya, tapi enak sekali!
Lain sekali rasanya apabila aku onani sendiri menggunakan guling yang
selama ini sering aku lakukan. Kemaluanku disedot – sedoy oleh mulutnya,
tapi kemudian aku tarik kepalanya dan kusuruh Karin untuk tengkurap di
sofa. Setelah tengkurap kupandangi bokongnya yg padat bulat itu lalu
kuremas- remas. Aku lalu mengangkanginya dan menggesekkan gagang
kemaluanku mula-mula di betis indahnya lalu di pahanya mulus. kemudian
berakhir di bokong bulatnya yg masih tertutup celana katun itu.
Kugesekkan, ooh.. nikmat sekali bokongnya sambil tanganku meremas-remas
buah dadanya dan kuciumi pipi dan lehernya. Gesekanku di bokongnya semakin kupercepat, sampai Sabri terdorong ke depan kerana gerakanku.
buah dadanya dan kuciumi pipi dan lehernya. Gesekanku di bokongnya semakin kupercepat, sampai Sabri terdorong ke depan kerana gerakanku.
Akhirnya
penantianku hampir sampai, “Oh.. Karin bokongmu enak sekali.. uuh.. aku
mau keluar sayang.. aah..” dan, “Creet.. croot.. croot..” air maniku
memancar keluar di dalam celana dalamku. Aku terkulai lemas menindih
Karin yang masih tengkurap sementara gagang kemaluanku masih di
bokongnya yang bulat itu. Setelah itu kita merapikan baju dan kembali
mengerjakan tugas kuliah kita. Nah, maka ketika kita dapat tugas dalam
kuliah, kita senang soalnya dapat kesempatan untuk bercumbu ria, untuk
memperlancar itu aqu dan Sabri selalu berdua membentuk kelompok sendiri
(maklum, kita berdua memang sama-sama punya nafsu yg besar)..
★♣★♣★♣★♣★♣★♣★♣★♣★♣★
Mari uji HOKI anda di ligacs.com
Mari uji HOKI anda di ligacs.com
❤️ ‿ ❤️
♣★♣★♣★♣★♣★
0 komentar:
Posting Komentar